Chapter 4: ketakutan dan trauma

20 7 6
                                    

__________________________________
Sudah 20 hari kurang lebih, aku mengurung diri dirumah. sejak kejadian itu aku terkadang tiba-tiba kacau, terkadang aku sedikit mual. Namun, untuk hari ini aku memaksakan diri untuk keluar.

Baiklah..., Mungkin aku harus keluar mulai sekarang. karena yah....., training sihir masih menungguku.

Untuk pagi ini mungkin aku akan membantu ibu di toko untuk menata bunga, di sini aku sedang menata bunga serunai. Entah, kenapa dari kemarin bunga itu sangat laku. jadi, ibu langsung menaruhnya di etalase depan, lalu aku yang menatanya setiap hari.

Saat aku hendak pergi ke belakang untuk mengambil bunga, seseorang masuk toko.

"Ting!"

Ouhh, ada pelanggan ternyata. baiklah, aku akan menyambutnya dulu, terlihat seorang elf laki-laki berambut putih, aku seperti pernah melihat nya......, Tapi entah dimana.
"Apa disini toko bunga Clementina? " Tanya elf laki-laki tadi.

"Iyh betul, ini toko bunga Clementina"

Itu bukan aku yang menjawab, melainkan ibuku yang tiba-tiba muncul di belakangku.

"Selamat datang Garnet.. Cepat juga punya waktu untuk menghampiri toko ku"

Dari ucap Ibu tadi, kelihatannya orang ini sering sibuk dengan pekerjaannya.

"Iyah, aku sebenarnya besok ada perjalanan kerja yang cukup lama, berdagang di Kerajaan netral timur bernama Grease selama 5 bulan dan setelah itu aku memulai perjalanan menuju kerajaan Dwarf untuk bertemu temanku"
Jawab tuan Garnet.

Ternyata dia salah satu pedagang besar, karena hanya pedagang besar yang bisa berpindah-pindah atau menetap lama di kerajaan lain. Karena saat keluar tembok, kamu harus menyewa party petualangan minimal rank B dan itu lumayan mahal.

"Jadi mengapa kau datang kemari?.. Yang pasti nya membeli bunga ku kan?" Ucap ibu.

"Haha pasti nya itu.. Istri ku sangat suka mawar merah dan dandelion dari tokomu. Dia bilang sampai akan dibawa di perjalanan" Saut tuan Garnet.

"Ohh..semua keluarga mu ikut, ya semoga kau diberi keselamatan, ngomong-ngomong selera istri mu bagus juga".

Setelah mengucapkan beberapa kata candaan dengan tuan Garnet, ibu dan aku langsung kebelakang dan mengambilkan mawar merah dan dandelion, masing-masing satu box untuk tuan Garnet, istri nya ini kalau beli bunga banyak sekali, buat apa yah kira-kira??.

"Bu, sudah selesai" Kata ku.

"Kalau sudah, langsung bawa saja kedepan, tadi sudah dibayar. ibu akan meneruskan memberi pupuk di belakang sebentar"

Aku mengangguk dan langsung membawa dua box satu persatu ke depan, aku baru melihatnya.. Ternyata tuan Garnet datang dengan kereta kuda nya, besar sekali, Kira-kira 2 meter lebar nya, pantas sekali disebut pedagang besar.

"Ini tuan Garnet, 1 box mawar merah dan dandelion" Ucap ku.

"Ouhh baiklah, bawa itu ke kereta kuda ku di depan nanti berikan saja ke bodyguard di sebelah kereta kuda ku" Jawab tuan Garnet.

"Baik.. " Aku mengangguk, dan saat aku akan membawa salah satu box, tuan Garnet memanggil ku.

"Hey!, aku hampir lupa, Dari tadi aku penasaran dengan mu, siapa kamu?" Tanya tuan Garnet.

"Ouhh maaf saya terlambat memperkenalkan diri, aku Rosen anak dari Rosetta maryn si pemilik toko in-" Jawab ku.

"Kau anak nya si Clay...?", Sahut tuan Garnet dengan cepat, dan kok malah nama ayah ku yang disebut?.

"Iyh, ada apa?" Tanya ku.

"Tidak.. Aku hanya sedikit mengingat tentang ayahmu dulu, dia orang yang baik.." Jawab tuan Garnet.

selama ini aku belum pernah diceritakan tentang ayah atau tentang party-nya oleh ibu.

"Iyah, terima kasih" Jawab ku.

"Apa kau ingin menjadi petualangan juga?" Tanya tuan Garnet.

"Hmm iyah"

"Ayah mu memang orang yang baik tapi sedikit bodoh, jadi jangan ikuti jalan yang dia tempuh sekarang, oh iyah ngomong-ngomong panggil saja aku Garnet"

Ibu ku juga bilang begitu dan sekarang tuan Garnet, tapi kenapa sampai dua orang yang mengingatkan ku.

"Baik... Garnet, memangnya apa yang ayah lakukan dulu?, ibu juga memperingatkanku begitu"
Tanya ku dengan heran.

"Tanya Rosetta... Kalau dia mau, dia pasti akan menjawab nya, sudahi sebentar untuk bicaranya, kalau begitu silahkan box itu antarkan ke depan toko" Ujar tuan Garnet.

Saat aku sedikit bengong dan penasaran tentang ayah, aku melihat belakang leher yang ada bekas luka cakaran yang dalam dan baru saja sadar, kalau tangan kiri tuan Garnet tidak ada.

"Tuan Garnet!"

"Hmm? Ada apa? Kan sudah ku bilang panggil saja aku Garnet".

"Ohh iyah maaf.., apa kau bisa menceritakan tentang tangan kiri mu sedikit?" Tanya ku dengan cepat.

"Ohh ini?..., ini hanya sedikit luka dulu"

Saat aku membayangkan tuan Garnet terkena luka oleh monster, isi otak ku langsung kacau dan membeku, tapi karna aku sangat penasaran dengan cerita ayah, aku sedikit memberanikan diri untuk bertanya lebih jauh lagi.

"Apakah itu luka dari sebuah monster?".
Tanya ku dengan pelan dan menghadap kebawah, karna aku hampir tidak kuat berdiri.

"Iyah, ini dari monster hellHound, monster anjing kecil yang memiliki aura api pecahan darah dari monster Cerberus".
Aku langsung teringat, dan hanya bisa diam dan melamunkan tentang pembantaian Cerberus di gerbang selatan saat itu. Darah, kaki, otak, tangan, isi perut terpisah..., gemetar... Gemetar, Cerberus.. Cerberus, pembantaian..
"Hei kau tidak apa-apa?..." Tanya tuan garnet.

"Arghhh... Menjauh!!.. "

Aku terdiam sesaat dengan otak nya yang sedang diserang oleh trauma pembantaian, saat tuan Garnet menegurku, aku pun berteriak dan langsung pingsan ditempat.
__________________________________

Darah... sunyi... kosong... tanah... Gelap... , DANDELION!!!

"Arghhh!!!...hah..hah..."

Aku terbangun dari tidur dengan cara yang buruk, dan seperti itu lah gambar an mimpi ku belakangan ini.

"Hah... Hah.. Ternyata cuma mimpi, dan.. Kenapa aku dikamar ibu?"

"Pagi... Kau sudah bangun?" Itu ibu yang sedang kesini membawa makanan dan langsung duduk di dekat kaki.

"Kenapa aku dikamar mu bu?" Tanyaku.
"Kau tidak ingat sama sekali?" Tanya ibu dan aku langsung menjawab nya dengan mengangguk.

"Kemarin... Saat ibu baru saja selesai memberi pupuk di kebun belakang, kau sudah tergeletak pingsan dan sedang di bopong oleh bodyguard tuan Garnet" Ucap ibu.

Aku diam sejenak dan mengingat apa yang terjadi kemarin.. Tunggu Huh?.

"Apa? Kemarin?.. Aku pingsan seharian?" tanya ku dengan heran.
"Iyah, kau pingsan seharian dan mengigau tentang..., Mungkin kau tau sendiri tentang apa" Kata ibu dengan ragu.

Hmm.. Aku ingat, saat itu aku sedang bertanya ke tuan Garnet tentang apa yang terjadi dengan tangan nya dan yang terjadi adalah, Tuan Garnet telah diserang oleh hellhound saat dia menjalankan suatu misi dulu.

"Ya.. Aku ingat, tapi sebenarnya aku tidak ingin mengingat nya" Ucap ku.

"Iyah, ibu paham, untuk sekarang mungkin kau istirahat saja untuk beberapa hari lagi".

Hmm betul ibu... Aku mungkin akan mengurungkan niat ku lagi untuk daftar dan latihan sihir.

"Baik bu, aku mungkin akan tidur di kamar ibu dulu, tidak apa-apa kan?" Tanya ku.

"Tidak apa-apa, istirahat lah, ibu akan tidur di kamar mu saja" Jawab ibu dengan lembut.

"Terimakasih bu"

Ucap ku dan ibu menjawabnya dengan mengangguk, lalu pergi dari kamar, setelah itu aku pun langsung tidur lagi karena pusing yang disebabkan oleh mimpi buruk, yang sekarang masih tergiang di kepala ku..., Semoga saja besok sudah membaik.
(bersambung)

Dandelion's: The Path Of RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang