Chapter 9: kehilangan | arc: titik puncak 1

19 6 6
                                    

__________________________________
tetapi saat sudah mencapai kerajaan aku tidak melihat apapun... Ini bukan kerajaan, ini hanya reruntuhan...

"Apa yang... Sudah terjadi.. " Ucap nigurath yang berada disebelahku.

Nigurath secara tidak sadar berlari dan meninggalkan aku yang berjalan pelan di belakangnya, dia berlari ke arah reruntuhan bangunan yang berada di sebelah pintu selatan yaitu sebuah hotel kecil yang sekarang hanya tinggal reruntuhan dan rata dengan tanah.

"Apa ini.....  Ibu!!" Aku berteriak, tapi seperti tidak bersuara, mataku kabur.. Saat aku menyadarinya, ternyata aku sudah tergeletak di atas tanah.
Aku melihat tangan kananku, sepertinya aku kehilangan banyak darah... Haaaa... Apa aku akan berakhir disini?
__________________________________
"Kita menemukan korban perempuan di reruntuhan rumah-rumah!! Cepat ambil alat pengobatan utama!!" Teriak seseorang di luar tenda penampung korban.

"Ada 2 orang sekarat di bangunan sebelah utara pusat kota!! Cepat panggilkan healer atau priest!!" Teriak orang di luar tenda.

Aku terbangun oleh teriakan samar orang-orang  yang sedang mengevakuasi korban, saat aku sadar ini masih pagi.. Aku bangun di sebuah tenda yang cukup besar berisi banyak sekali orang yang terluka.

"Apakah anda baru bangun?.." Tanya seorang perawat perempuan yang menghampiriku.

"Ha? Apa?.." Telingaku masih berdenging, dan ingatanku juga masih kabur.

"Apa kepala anda masih pusing tuan?.." Tanya perawat perempuan yang ada di depanku.

"Ah eh.. Iya sedikit" Jawabku.

"Kalau begitu anda istirahat saja, karena kemarin anda kehilangan lumayan banyak darah saat dijemput oleh team prajurit evakuasi di dekat pintu selatan" Ucap perawat di depanku.

"Aku mungkin akan beristirahat sebentar lagi" aku pun meletakkan badanku lagi.
__________________________________
[Mimpi]
"Hemmm hemm... He hem.." Suara senandung seorang perempuan yang sangat tidak asing bagiku.

"Ibu?.. Itu kau?" Aku memanggilnya, tetapi tidak ada jawaban.

"Hem hem hem.. Hem" Suara senandung terdengar lagi.

Aku pun langsung menghampiri asal suara itu..
Benar saja itu ibu yang sedang duduk di teras belakang rumah dengan membawa satu buah mawar berwarna merah.

"Buu..?" Aku memanggilnya yang kedua kali, ibu tetap tidak merespon.. Tetapi saat aku lebih mendekatinya lagi, pandanganku ke ibu mulai buram.
Lebih buram.. Aku tidak bisa melihat ibu, aku pun mulai melihat tetesan darah dari langit-langit....
__________________________________
"Ibuu!!!" Aku berteriak dengan keras, membuat orang-orang di sekitar mengalihkan pandangan kepadaku semuanya, aku tidak peduli, aku langsung terbangun dan keluar dari tenda penampung.

"Ibuu!!" Aku berteriak diluar tenda, saat aku keluar dari tenda aku melihat pemandangan yang mengerikan, semua bangunan sudah runtuh dan rata dengan tanah.

"Heyyy!! Jangan berteriak disini!, kalau kau mencari ibu mu yang belum ditemukan cari lah di papan korban didepan sana" Ucap seseorang yang lewat didepan ku.

Aku pun langsung berlari menghampiri papan korban, aku mencari nama ibu di korban tewas belum tertulis tetapi aku melihat ada nama yang sangat tidak asing.

"naugrim" Oh tidak!!, aku mencari di papan korban yang sudah ditemukan juga belum tertulis, dan aku mengecek di papan terakhir pengumuman korban yang belum di temukan "Rosetta maryn" Nama ibu ku tertulis.. Ibu belum ditemukan?, tenang.. Berarti masih ada kemungkinan ibu untuk hidup.

"Aku harus mencari ibu!!..." Aku berlari menuju reruntuhan, tidak peduli dimana yang penting aku harus menemukan ibu secepat mungkin.

"Sen!! Kau mau kemana?!!" Teriak nigurath memanggilku dari jauh.

Aku tidak menghiraukannya, aku hanya berfokus berlari kesana dan kesini secara tidak jelas diatas reruntuhan bangunan.

"Sen!! Hoii" Nigurath memanggilku lagi dan langsung memukul ku dari belakang.

"Kau bodoh hah? Kau tidak akan menemukan ibu disini, ibumu sudah tewas pagi tadi, sadarlah!!" Ucap nigurath.

"Tidak... Ibu ku masih hidup!!" Jawabku.

"Tenang lah kawan... Kau harus menenangkan pikiranmu terdahulu" Ucap nigurath.

"Tapi... Kakek naugrim juga.." Ucap ku.
"Yahh.. Aku tau, aku sudah melewati masa sedihku, kemarin malam setelah aku menemukan ayahku, tenanglah.. Sekarang kita kembali ke camp dulu, aku akan membicarakan sesuatu" Ucap nigurath.

Kami pun kembali ke camp, dan aku mendengarkan beberapa perkataan nigurath.

"Aku berencana akan pindah dari sini" Ucap nigurath.

".........." Aku termenung, masih tidak bisa melupakan apa yang kemarin aku katakan ke ibu.(Lihat di chapter 6 percakapan terakhir)

"Ya kau pasti tahu, di Kerajaan dwarf, kampung halamanku, aku akan pindah dan akan menetap disana, dan aku juga berencana mengajakmu, kau tidak punya siapa-siapa kan disini?..."

"..........." Aku masih tidak bisa mengucap apa-apa, aku ingin berteriak.

"Kalau kau mau, aku tunggu kau di pintu utama sampai tengah hari besok" Ucap nigurath, dia pun berjalan keluar camp penampung korban.

Aku seperti sendiri, tidak mempunyai tujuan, masih terbayang kata-kata kepada ibuku kemarin, aku tidak akan bisa apa-apa... Mungkin untuk sekarang aku hanya akan tidur dan berharap semua ini hanya mimpi.
__________________________________
[Mimpi]
"Rosen... Kau baik-baik saja kan?" Ucap seorang wanita di mimpiku yang terbelenggu oleh banyak sekali rantai.

"Bangunlah... Kau masih punya tujuan" Aku terbangun.. Dan aku masih membenci dunia ini.
__________________________________
"Tuan kalau kau sudah sembuh, Kau harus segera meninggalkan camp ini, atau kau akan diusir, karena kami sangat kekurangan tempat untuk menampung para korban dan sumber daya kami juga semakin menipis" Ucap salah satu prajurit.

mereka sudah menghampiriku beberapa kali dari kemarin, mereka hanya ingin mengusirku.

"Mimpi..." Ucapku lirih.

"Aku tidak bisa hanya disini, aku harus keluar.. Tapi kemana?.." Aku bergumam sendiri lagi.

"Oh tidak!!, ini sudah hampir lewat tengah hari!!" Aku baru teringat tentang apa yang sudah dikatakan nigurath kemarin.

"Aku harus segera mengemasi barang-barangku" Ucap ku.

Aku pun langsung mengambil peralatanku dan langsung menyusul nigurath yang mungkin masih berada di pintu utama.

Saat aku sampai di pintu utama, aku melihat nigurath yang sepertinya menunggu sesuatu.

"Nigurath!! Oiii!!" Aku memanggilnya dengan teriak.

"Sen!! Akhirnya kau berubah pikiran!!" Ucap nigurath.

"Berubah pikiran?.. Maksud mu?" Tanya ku.

"Bukannya saat kau ku ajak kemarin kau tidak mau dengan tidak menjawab apa-apa?" Tanya nigurath.

Memangnya aku begitu kemarin?..

"Aku begitu yah kemarin, mungkin karena aku masih terlalu memikirkan masalah dengan berlarut-larut" Jawabku.

"Ya sudahlah terserah, yang terpenting adalah sekarang kita akan menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk menuju kerajaan dwarf" Ucap nigurath.

aku pun mengangguk dan membantunya bersiap, dan ternyata nigurath membeli sebuah gerobak untuk membawa barang-barangnya, sekaligus 2 ekor kuda.

"Ternyata kau se kaya itu yah" Ucapku lirih.

"Kau bilang apa sen?.. " Tanya nigurath.
"Ahh tidak.. Sudah semuanya kan?.." Tanyaku.

Setelah barang-barang kami sudah naik ke gerobak, kami pun langsung pergi menuju barat dengan kereta kuda kami, butuh sekitar 6 sampai 7 hari kurang lebih untuk sampai.

"Tenang bu.. Aku pasti akan kembali kesini dan memberikan pemakaman yang layak padamu"
(Bersambung)

Dandelion's: The Path Of RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang