Hari-hari yang Adnan lewati di luar kota terasa begitu berbeda, apalagi setelah dia harus berjauhan dengan Qila. Adnan sangat membenci keadaannya sekarang ini karena dia menjadi begitu merindukan calon istrinya itu.
Setiap saat dia akan mengecek ponselnya dan berharap bahwa akan ada sebuah pesan masuk ke dalam sana yang berasal dari Qila. Namun, semua itu hanyalaj keinginan Adnan semata dan sepertinya Qila tidak mungkin akan melakukan hal tersebut.
Beberapa karyawannya kini mengajak pria itu untuk mengelilingi kantor cabang yang baru saja diresmikan tersebut. Namun, saat mereka nyaris sampai di pintu keluar tiba-tiba saja seorang perempuan datang dan memeluk tubuh Adnan dari belakang.
Tentu Adnan sangat terkejut dan orang yang memeluknya itu langsung dijauhkan dari tubuh Adnan oleh karyawan-karyawannya. Perlahan pria itu membalikkan tubuhnya dan menemukan seorang perempuan cantik yang tersenyum manis ke arahnya.
"Evy," ucap Adnan pelan dengan wajah bingung.
Evy adalah mantan terakhir Adnan dan sepertinya perempuan itu masih belum bisa melupakan Adnan. "Iya, Mas. Aku Evy."
Setelah yakin bahwa perempuan di hadapannya kini adalah mantan pacarnya, Adnan tanpa sadar menutup rapat matanya. Kepalanya terasa pening karena hubungannya dengan Qila belum berkembang, tapi kini masa lalunya tiba-tiba datang.
Adnan yang memahami situasi sekarang ini langsung membawa Evy untuk berbicara empat mata dengannya. Dia juga penasaran kenapa mantan pacarnya itu kembali menemuinya. Memang, Kota yang dia datangi ini adalah kota tempat tinggal Evy, tapi kenapa perempuan itu harus repot-repot menemui Adnan.
Sebuah cafe kecil dengan gaya klasik menjadi pilihan Adnan untuk mengajak Evy berbincang. Sesampai di sana, pria itu langsung bertanya mengenai maksud kedatangan Evy di kantor cabang miliknya.
"Saya malas basa basi, saya mau tau kenapa kamu menemui saya?"
Wajah Evy berubah sedih setelah mendengar ucapan tegas dari Adnan. Perempuan itu juga mencoba untuk menggenggam tangan mantannya itu yang tengah berada di atas meja. Namun, Adnan langsung menarik tangannya.
"Vy, saya nggak mau basa basi ya."
Evy paham dengan maksud ucapan Adnan karena selama mereka pacaran dulu, Adnan selalu melakukan hal itu. Berbicara tegas pada Evy yang sebenarnya masih jauh dari kata dewasa.
"Gini, Mas. Aku boleh minta bantuan kamu?"
Entah kenapa Adnan paham maksud dari ucapan perempuan di hadapannya kini. Tentu semua itu tidak jauh dari uang.
"Butuh berapa?"
Evy terkejut dan mengangkat wajahnya dengan cepat. Kedua matanya kemudian bertemu dengan mata milik Adnan yang ternyata tengah menatapnya dengan tajam.
"Nggak banyak kok, Mas. Cuman 10 juta."
"Ya sudah, hubungi nomor ini bilang padanya saya menyuruhmu menghubungi dia dan setelah uang itu kamu terima, jangan temui saya lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Titipan Nenek (Selesai)
RomanceBukannya kado berupa barang yang diterima Qila saat ulang tahun ke 17. Perempuan itu malah mendapatkan jodoh dari neneknya berupa pria tampan yang jauh lebih tua darinya. Mau menolak pun rasanya tidak enak karena neneknya sudah sakit-sakitan dan be...