Bola mata kecokelatan milik Qila berhasil menangkap wajah Adnan yang terlihat khawatir menatapnya. Dia bingung dengan keadaannya sekarang, tubuhnya tertidur di atas ranjang UKS sekolahnya.
Adnan yang tau bahwa Qila sudah sadar itu langsung berdiri. Tangannya memegang lengan Qila dengan lembut dan perlahan membantu perempuan itu untuk bangun dari tidurnya.
"Gimana keadaan kamu, Qil?" tanya Adnan yang malah membuat Qila memegang dahinya.
Dia masih merasa pusing entah karena apa dan dengan sigap Adnan memanggil perawat UKS yang berada di ruang lain.
"Mbak, Qilanya udah sadar," ucap Adnan memberitahu perawat tersebut.
Perawat yang tengah menulis itu langsung berdiri dan mengikuti Adnan pergi ke tempat Qila. Saat sampai di tempat tersebut, ternyata Qila sudah kembali membaringkan tubuhnya dan Adnan semakin khawatir melihatnya.
"Kamu nggak pa-pa?" tanya Adnan yang tidak langsung dijawab oleh Qila karena perempuan itu tengah diperiksa oleh perawat yang ada.
Beberapa pemeriksaan pun dilakukan dan Adnan terlihat serius memperhatikan Qila yang wajahnya masih terlihat pucat. Setelah selesai diperiksa, Adnan segera memberi pertanyaan kepada Perawat yang memeriksa Qila.
"Gimana keadaan Qila?"
"Qila nggak pa-pa kok, cuman dia kecapekan aja sama lupa makan." Perawat tersebut kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Qila sembari bertanya, "kamu ada penyakit mag?"
Dengan pelan Qila menganggukkan kepalanya dan perawat yang memeriksanya pun terlihat langsung paham. Perawat perempuan itu kemudian berjalan ke sisi ruangan dan kembali dengan membawa beberapa obat di tangannya.
"Ini ada obat, tolong kamu minum sekarang ya, terus kamu pulang buat istirahat. Biar saya bikinin surat izin selama dua hari."
Perawat tersebut kemudian meninggalkan Adnan dan Qila berduaan dengan keanggunan yang begitu terasa. Dengan cepat Adnan berdiri dari duduknya dan mengambil obat yang akan Qila makan.
Pria itu juga mengambil air putih di sudut ruangan dan membawanya kembali ke hadapan Qila. "Nih, minum obat dulu," suruh Adnan dengan menyodorkan segelas air dan obat yang sebelumnya perawat berikan.
Dengan pelan, Qila bangun dari tidurnya dan Adnan membantu perempuan itu. "Hati-hati," ucap Adnan dengan sangat lembut.
Qila bahkan sampai melirik ke arah pria itu walaupun Adnan tidak menyadarinya. Setelah benar-benar dalam posisi duduk. Qila segera meminum obatnya dan menunggu perawat kembali datang. Dia akan pulang setelah ini karena memang kondisi tubuhnya sedang tidak baik.
Setelah perawat yang menjaga UKS datang dan memberi surat izin kepada Qila, perempuan itu akhirnya bisa pulang ke rumahnya. Rasanya tubuhnya begitu lemas bahkan saat pergi ke mobil, perempuan itu harus di gendong oleh Adnan dan tentu pria itu dengan senang hati menggendong calon istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Titipan Nenek (Selesai)
RomanceBukannya kado berupa barang yang diterima Qila saat ulang tahun ke 17. Perempuan itu malah mendapatkan jodoh dari neneknya berupa pria tampan yang jauh lebih tua darinya. Mau menolak pun rasanya tidak enak karena neneknya sudah sakit-sakitan dan be...