Mobil putih yang dikendarai oleh Adnan melaju dengan kecepatan sedang karena sang pemiliknya tengah sibuk mendengarkan celotehan Qila yang duduk tepat di sisinya. Sejak pergi, perempuan itu tak henti-hentinya berbicara tentang banyak hal terutama mengenai macetnya jalanan pagi ini.
Sejak sepuluh menit yang lalu, mobil mereka tak kunjung dapat berjalan padahal Qila sudah harus sampai di sekolahnya. Hari ini adalah hari pertama perempuan itu kembali turun sekolah setelah dua minggu libur semester.
"Sampe kapan kita di sini!" omel Qila kesekian kalinya.
Adnan yang duduk di sisinya hanya terdiam tanpa menjawab dan membuat Qila sedikit kesal. Perempuan itu kemudian melirik tajam ke arah Adnan. "Aku turun di sini aja deh ya, bentar lagi aku telat nih."
Adnan yang mendengar ucapan Qila langsung menarik tangan perempuan itu. "Jangan, bentar lagi jalan kok. Kamu Pasti nggak telat."
Qila menghela nafasnya dan kembali memperhatikan jalanan yang terlihat ramai itu. Dia juga sebenarnya sangat malas jika harus berjalan kaki. Namun, dia tidak mau telat di hari pertama masuk sekolah kembali.
Tak lama kemudian, Mobil yang dikendarai oleh Adnan telah sampai di depan gerbang sekolah Qila. Dengan cepat perempuan itu turun dari mobil Adnan. Namun, tangannya segera ditarik oleh sang pemilik mobil.
Qila menatap tangan Adnan yang menggenggam erat pergelangan tangannya. Dahinya kemudian mengkerut bingung karena perlakuan tunangannya tersebut.
"Kenapa?" tanya Qila yang langsung membuat Adnan tersenyum kecil. "Mau ngomong apa? Buruan, aku mau telat nih."
Qila terlihat begitu terburu-buru untuk masuk ke sekolahnya karena gerbang sekolahnya sebentar lagi akan tertutup. "Nggak ada apa-apa kok. Saya cuman mau bilang, nanti pulang sekolah saya jemput ya."
"Iya, iya," jawab Qila dengan malas sembari berlari menuju gerbang sekolahnya.
Untungnya perempuan itu tidak telat dan dapat masuk sekolah tepat waktu. Sesampai di kelas, mata Qila langsung bertemu dengan mata Aira yang tengah duduk di kursinya.
Perempuan itu terlihat tidak merasa bersalah dan malah melambaikan tangannya ke arah Qila. Tentu Qila mengabaikan lambaian itu dan memilih untuk duduk di kursi lain yang kosong.
Tak lama kemudian, seorang guru masuk ke dalam kelas mereka dan keduanya terlihat begitu fokus untuk belajar. Setelah jam istirahat datang, Aira tiba-tiba mendatangi Qila yang tengah sibuk membersihkan mejanya.
Wajah perempuan itu terangkat setelah Aira memanggil namanya. "Qil."
Setelah kedua perempuan itu saling bertatap, Qila memutus tatapan tersebut terlebih dahulu dan memilih untuk berdiri dari duduknya. Dengan cepat Qila melewati Aira dan lagi-lagi mengabaikan 'mantan' teman sebangkunya itu.
Aira yang merasa diabaikan langsung menarik tangan Qila sehingga membuat perempuan itu menatap heran ke arahnya. "Kenapa?" tanya Qila dengan wajah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Titipan Nenek (Selesai)
RomanceBukannya kado berupa barang yang diterima Qila saat ulang tahun ke 17. Perempuan itu malah mendapatkan jodoh dari neneknya berupa pria tampan yang jauh lebih tua darinya. Mau menolak pun rasanya tidak enak karena neneknya sudah sakit-sakitan dan be...