4. Mati Jangan Ngajak-Ngajak Dong!

432 50 89
                                    

"makannya pelan pelan jamal." Nathan terkikik geli melihat aksi makan jamal--kucingnya.

Jamal melahap makanan tsb dgn satu kali telan. Ya, Nathan akui Jamal mungkin sudah berhari hari tidak makan, tapi apa harus serakus ini? Kucing aneh.

"Nathan, mandi"

"Iya bang"
***
"Abang!! Pelan pelan bawa motornya. Nathan belom nikah bang!" Nathan berteriak,ia kaget saat Reza melaju kencang dgn motornya. Sepertinya Reza ingin mengajaknya bertemu dgn bunda lebih cepat. Tapi jgn dengan cara seperti ini dong.

Nathan memukul punggung Reza brutal agar saudaranya itu memelankan laju kendaraannya.

Namun,bukannya semakin lamban motornya malah semakin melaju dgn kencang. "Bang Reza! Kalo mau mati jangan ngajak-ngajak bang!"

"Berisik ah, diem aja. Kalo Lo mati juga bakal langsung login ke neraka."

"Makaa dari itu gue ga mau mati duluu AAAA" Nathan berteriak dan memeluk Reza dgn kencang.

***
Sesampainya disekolah Nathan merasakan kepalanya pusing dan perutnya mual akibat Reza yg terlalu kencang melajukan motornya.

Reza tertawa lepas melihat adiknya mabok seperti itu.

"Lo kayaknya mau bunuh gue secara perlahan"

"Udah, ah ga usah banyak drama."ujar Reza santai.

"Drama-drama ini bener gue mual woi"nathan tidak terima dibilang drama. Padahal kan Reza yg sdh membuatnya mabok seperti ini. Bukannya meminta maaf malah merasa bersalah pun tidak.

"Udah ah, yok ke kelas. 10 menit lagi bell masuk ni" Reza mengajak Nathan masuk ke kelas.

Nathan mengangguk. Ia berjalan sempoyongan. Kepalanya benar benar pusing,mana sebentar lagi akan diadakan upacara bendera mengingat ini adalah hari Senin.

Nathan nyaris terjatuh, sepertinya sebentar lagi ia akan berakhir di UKS. Reza benar benar menyebalkan. Setelah ini Nathan tidak akan mau menerima tawaran Reza untuk membonceng dirinya. Ia lebih baik naik biss dibandingkan harus ikut dgn Reza lagi.

***
"Haduh,panas bgt uy cuaca hari ini."gerutu nathan.

Sementara Reza yg menjabat sebagai 'ketua kelas dan ketua osis' menatap nathan dgn tatapan tajam. Menandakan bahwa ia menyuruh nathan agar diam.

Nathan memutar bola matanya malas. Matanya sipit semakin tidak keliatan kala sinar matahari menyinari wajahnya.

"Ya Allah, cahaya ilahi mu cerah sekali, semoga masa depan hamba secerah matahari mu ya allah"nathan memohon kpd sang pemilik semesta.

"Aamiin, semoga masa depan Lo secerah pas gue nutup mata." Sahut salah satu siswa.

"Kalo nutup mata gelap lah bodoh"

"Iya, kayak masa depan Lo hahha"

"Ya Allah panas bgt"

"Argh ini lagi pembina upacaranya, kasih amanat lama bgt."

"Kaki gue dah pegel nih" Nathan terus terusan menggerutu sedari tadi
Nathan memutar bola matanya malas.

"Nathan, diam!"tegas Reza. Bagi orang orang ekspresinya menyeramkan tapi tidak bagi nathan, ia menganggap ekspresi Reza sangat menggemaskan dan begitu mirip dengan kucing.

"Iya, kucing garong." Gumam Nathan, haduh bener bener adek ga berakhlak.

"Diam! Atau saya berdiriin dekat tua g bendera." Ancam Reza.

"Nye nye nye" cibir Nathan. Dan benar saja Reza langsung menghukum Nathan dan menyuruhnya berdiri di dekat tiang bendera dgn satu kaki diangkat dan tangan yg menjewer telinga.

"KEPADA BENDERA MERAH PUTIH HORMAAAT GERAK" sang pemimpin upacara berkata dengan lantangnya.

Semua siswa siswi dan guru guru semuanya hormat kepada bendera yg perlahan lahan dikibarkan itu.

"Kakak jahannam!"

"Tega banget sama adek sendirii."

"Masa iya aku disuruh berdiri disini?"

"Mana panas bgt lagi"
Nathan terus saja mendumel namun, ia bergumam dgn Suara kecil. Karena takut jika ketahuan ancamannya bersihin toilet sekolah.

Nathan meringis menahan pusing di kepalanya yg makin menjadi-jadi, apa ini efek dibonceng oleh Reza tadi?

Nathan mengerjap ngerjapkan matanya berharap pusing tsb akan hilang. Namun nyatanya pusing itu malah makin menjadi jadi. Tiba tiba semuanya gelap, hanya terdengar suara sayup-sayup memanggil namanya.

Nathan dilarikan ke uks.

Nathan membuka matanya. Terlihatlah sang ketos tengah tertidur sembari mendengkur dan mengigau. "bunda... Kangen..."lirih ketos itu yg tengah tertidur lelap.

Nathan mengusap kepala lelaki itu. Kemudian berucap "pantesan Lo tadi pas bawa motor kayak mau ngajak mati. Ternyata bawaan kangen bunda ya? Hehehe sama nathan juga kangen sama bunda. Tapi buat mati sekarang amal nathan belum cukup buat nemuin bunda di surga."

Reza dengar itu semua. Ia sudah terbangun saat Nathan mengelus elus kepala nya tadi, namun ia tak membuka matanya. Menikmati elusan kepala yg jarang sekali ia dapatkan, tanpa sadar air mata Reza menetes.

Reza membuka matanya perlahan ia berpura pura tidak mengetahui tentang apa yg diucapkan Nathan tadi. "Eh udah bangun ketos kita" Nathan cengengesan.

"Lo tadi kenapa bisa pingsan di lapangan?" Tanyanya dingin. Maklum sedang menjalankan tugas nya sbgai ketos ya jadi Harus dingin.

"Ya, Lo si buat gue mabok. Lo tau ga rasa pusing gue dari awal dtng sekolah sampe sekarang belom ilang ilang."Nathan mengomel lagi. Haduh, ga cape apa than ngomel Mulu.. lagi sakit masih aja ngomel.

Reza merasa bersalah sekarang. "Y-ya, maafin gue. Gue cuma bercanda tadi" lagi lagi Reza cengengesan.

"Tapi,bercandaa Lo bisa ngebuat gue hampir mati!" Nathan melotot.

Sedangkan Reza? Ia memasang wajah datar seolah tidak punya salah sama sekali. Ntahlah menyebalkan sekali ekspresi Reza sekarang.

" Kan gue dah minta maaf? Tinggal Maafin aja repot."

Bersambung..

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kita sama namun berbeda. (Revisi Alur.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang