17.Ada Perasaan?

122 11 3
                                    

Baca note author.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh halloo temen-temen, sebelum lanjut baca aku mau promosi dulu nich, yg tertarik silahkan DM aku yaa!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh halloo temen-temen, sebelum lanjut baca aku mau promosi dulu nich, yg tertarik silahkan DM aku yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah, ibu sudah memutuskan pemenang tes yg diadakan untuk menentukan perwakilan sekolah kita."

Semua peserta tes mendengarkan dengan baik, berharap nama mereka yg akan di pilih nanti.

"Untuk pemenang seleksi sains, adalah.. Reza Mahardika putra dari kelas 11 IPA 2 dan Revasya Clarence! Dari kelas 11 IPA 2"

"Alhamdulillah"ucap mereka berdua kompak.

Sementara itu Nathan sedang over thinking takut jika dia tidak terpilih, dan yg jelas Revan akan membandingkan mereka lagi, ya walaupun Revan berjanji akan berubah tapikan kemungkinan Nathan akan di bandingkan dengan Reza itu sangat besar, tidak mungkin Revan bisa menghilangkan kebiasaan nya yg satu ini.

"Kalo gue ga kepilih gimana ya.."batin Nathan.

"Nathan? Knpa? Kok overthinking gitu? Yakin aja, kamu udah usaha. Usaha ga akan menghianati hasilnya."

"Tapi kalo gue gagal gimana bang?" Ucap Nathan dengan perasaan gelisah.

"Kegagalan adalah kesuksesan yg tertunda, jangan pernah berhenti usaha langit yg mendung ga akan selalu mendung, ada masanya dia akan cerah dan indah."

"Kalo gue gagal terus ga pernah berhasil gimana?" Tanya Nathan lagi.

"Hujan akan turun bersama Petir, angin badai, dan langit yg gelap, namun itu ga selamanya, ada masanya hujan akan berhenti, petir akan berhenti, angin badai akan reda, dan langit yg gelap akan cerah bersamaan dengan munculnya pelangi.. jadi, kamu cukup sabar hadapi ujian dan tunggulah matahari itu muncul"

"Baiklah, sekarang ibu akan umumkan pemenang seleksi matematika adalah Nathaniel Mahardika putra dari kelas 11 IPA 2 dan Aurelia Thalita Zidane dari kelas 11 IPA 7"

Jantung Nathan mau lepas rasanya jujur ia benar-benar kaget, bagaimana mungkin.. tapi masyaAllah, kuasa Allah tidak ada yg tidak mungkin, bahkan bagi Nathan yg mempunyai trauma pada matematika sekaligus.

"Ba-bang? Gu-gue ga salah denger kan?" Ucapnya dengan jantung berdebar kencang.

"Enggak, selamat ya.. ya Allah Abang udah yakin sama kemampuan kamu dek"

"Alhamdulillah.. gu-gue kira, gue bakal gagal kayak sebelumnya.."

"Yakin sama diri sendiri, dan percaya pada Allah.. Lo pasti bisa, semangat!" Ucap Reza sembari menepuk pundak Nathan.
***
"Permisi" ucap Nathan mengetuk pintu kelas Thalita.

"Ya, ada apa ya?" Tanya salah satu siswi yg ternyata, sangat mencintai Nathan namun ia pendam sendiri.

Menurutnya Nathan itu unik, karena dia lucu, tampan pandai, ramah dan baik hati.

Gadis itu tak henti hentinya menatap mata Nathan, memperhatikan wajah Nathan yg terlalu tampan.

Nathan risih jika terlalu diperhatikan begitu. "Maaf, bisakah jangan memperhatikan saya seperti itu? Apakah ada yg salah dari penampilan saya?"tanya Nathan, karena ia sedikit terganggu karena ini.

"Eh, eng-enggak kok. Hehe"jawabnya gugup. Gadis itu kembali memulai percakapan. " Emm, btw kamu ngapain kesini?" Tanya gadis itu.

"Saya sedang mencari Thalita, apa dia ada?"

"O-oh, Thalita a-ada kok. Bentar aku panggilin ya."

Nathan merespon hanya dgn mengganguk kepala.
Gadis itu memasuki kelas dan menghampiri meja Thalita.

"woi kutu buku." Panggil gadis tadi nge-sok.

"E-eh, iya k-kenapa?"tanya Thalita gugup.

"Tuh Lo di cariin pacar gue."

"Wuihh, maksud Lo Nathan kesini? Btww ada my bubu eja ga?" Tanya teman gadis itu.

"Ya mana gue tau, yg penting gue udah ketemu my pacarr" ucap gadis itu kepedean. "Btw, awas Lo kecentilan sama pacar gue!" Ucapnya melotot kearah Thalita.

Thalita mengganguk lalu pergi keluar menemui Nathan.

"A-ada apa ya?" Tanya gadis berkacamata itu.

"Jadi gini, saya ingin ngasih tau kamu kalo pulang sekolah kita di suruh ke perpustakaan buat belajar bareng, sama ibu Najmi."

"Ohh, i-iya terimakasih tawarannya." ucapnya menunduk dan tidak menatap Nathan sama sekali.

"Ya." Lalu Nathan pergi meninggalkan Thalita dan menemui Reza yg duduk ditaman.

"Udah selesai?" Tanya Reza yg di balas anggukan oleh Nathan.

"Berarti sekarang tinggal balik kekelas ya?" Tanya Nathan.

"Iya, buat ngasih tau ke Asya." Jawab Reza

Mereka berjalan menuju kelasnya. Akhirnya mereka pun sampai didepan kelas, dan langsung melihat apakah ada Asya atau tidak di dalam kelas.

"Tuh, ada bang Asya nya. Gue langsung duduk, Lo samperin dia terus kasih tau amanatnya." Ucap Nathan.

"Hm."

Reza berjalan menghampiri meja Asya. Asya yg menyadari hal itu lantas menjadi gugup, Karena ini pertama kalinya Reza menghampiri Asya.

"Sya" panggil Reza.

"I-iya kenapa?"tanya Asya gugup.

"Bu Najmi bilang kalo di perpus pulang sekolah nanti ada belajar bareng, Lo disuruh dateng." Ucap Reza dgn nada dinginnya.

"Ohh, iya. Makasih infonya."

Reza hanya berlalu pergi meninggalkan Asya dengan kegugupan Asya saat di pandang Reza tadi.

Bersambung..

kita sama namun berbeda. (Revisi Alur.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang