Hari ini, adalah hari dimana Reza akan menjalani operasi.
"Za? Takut ya?"tanya Nathan berjalan menuju ke brankar Reza.
Reza yg sedang melamun langsung tersadar. " Eh, iya apa?"
"Lo takut ya za?" Tanya Nathan lalu duduk di samping Reza.
"Iya sih, kan Lo tau sendiri kalo gue tuh.." Reza menjeda ucapannya. "Takut suntik." Lanjut Nathan, kemudian tertawa bersama Reza.
"Ga sakit kok." Ujarnya meyakinkan Reza.
"Serah Lo aja"
"Ga kok, rasanya kayak dicubit doang."
"Pala Lo!"
"Than.."
"Iya bang?" Ucap Nathan menanggapi.
"Gue, ga usah cuci darah lagi, ya?" Tanyanya hati hati.
"Loh kenapa?"
"Kitakan, ga ada biaya.. terus juga, ayah ga ada nemenin kita. Kita ga ada penghasilan tetap than, mending penghasilan kita yg di dapet sehari hari buat makan aja." Jelas reza
panjang ditambah lebar dikali tinggi. Kata terpanjang yg dia ucapkan hari ini."Yang penting Abang sehat dulu, Masalah uang bisa dicari bang. Rezeki ga akan kemana, asal kita usaha, Allah bakal kasih kok" ujarnya meyakinkan Reza, sembari tersenyum hangat.
***
"Than, gue takut.." ucap Reza pelan, tubuhnya keringat dingin membasahi kening nya. Tangannya dingin, ia takut. Sangat takut sekarang."Tenang ya?" Ucap Nathan sembari mengusap kening Reza yg telah dibanjiri keringat.
"Assalamualaikum, permisi." Kata dokter yg baru memasuki ruangan.
"Waalaikumussalam,iya dok."
"Kami akan segera melakukan operasi, jadi anda boleh keluar, ya?"
"Baik dok." Balas Nathan singkat.
"Than.. disini aja." Bisik Reza ditelinga Nathan.
"Gue keluar ya? Semangat!" Ujarnya menyemangati Reza.
***
Diluar ruang operasi Reza seorang anak menunggu dengan gelisah. Ia khawatir dgn kondisi Reza sekarang, orang itu adalah Nathan.Ia menundukkan pandangannya dan meletakkan kepalanya di sela sela tangan untuk ia bertumpu.
Sudah sekitar 5 menit ia dalam posisi itu, kemudian ia pun mengangkat pandangannya. Ia melihat, seseorang yg sepertinya pernah ia lihat sebelumnya. Tapi siapa? Kenapa ia tidak ingat? Apakah karena ia banyak masalah akhir akhir ini?
Nathan, lelaki itu terus mengamati wanita yg berada di depan ruang IGD di dekat ruang operasi Reza. Ia mengingat ingat, siapa itu?...
Kemudian, "oh ya, apakah itu mba Amel?" Pikirnya. Ia memberanikan diri menghampiri orang itu.
"Mba Amel." Panggilnya.
Wanita itu menoleh kala namanya dipanggil. "Oh, ini yg waktu itu ada di petshopp ya?"tanya wanita itu. Amel, namanya. Gees, kalo lupa boleh baca ulang part 2 ya!
"Hehe, iya mba." Ucapnya canggung, sekarang Nathan punya ide. Untuk menjadi Mak comblang antara Reza dan Amel. "Mba ngapain di sini?" Tanya Nathan memulai percakapan.
"Lagi nungguin adik mba, tadi tiba tiba penyakitnya kambuh."
"Emang adik mba sakit apa?" Tanya Nathan basa basi.
"Urusannya dengan mu?" Amel bertanya balik.
Deg "gue harus Jawab apa ni?" Batinnya.
"Ga ada kok mba nanya aja" ujarnya sembari cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
kita sama namun berbeda. (Revisi Alur.)
Teen Fictionsederhana,kisah dua kakak adik kembar yg memiliki banyak perbedaan. Perbedaan nasib yg membuat mereka sengsara. Masalah yg hadir dalam hidup mereka pernah membuat mereka berfikir untuk mengakhiri hidup mereka. Hasil pemikiran sendiri. Hak cipta dili...