Malam ini remaja yg bernama Nathaniel Mahardika putra sedang berada di tempat balap liar. Ia sedang bersiap untuk melajukan motornya secepat mungkin, Nathan mengedarkan pandangannya lalu tertangkaplah di matanya sosok wanita cantik yg tak lain itu adalah sahabatnya Clara Adelin.
"Semangat Nathan!!" Pekik Clara menyemangati.
Nathan hanya mengacungkan jempol nya saja. Namun, tak berapa lama akhirnya balapan pun dimulai. Semua melajukan mobilnya dengan kencang karena ingin menjadi juara.
Beberapa menit berlalu hingga terlihat lah seseorang mendekati garis finish dan akhirnya menenangkan balapan kali ini.
"Wuhuuu!! Hebat than!"
"Tengkyu"
"Yoi, btw Lo udah ambil hadiahnya?"
"Belum ntar gue ambil."
"Oh berapa?"
Sementara itu ditempat lain..
Seorang remaja namanya Reza Mahardika putra dia merupakan kembaran dari Nathaniel Mahardika putra. Remaja itu sedang berkutik dengan buku pelajarannya. Dia sedang mempersiapkan diri untuk ujian matematika besok, namun di tengah kefokusannya itu ia teringat akan sesuatu.
"Oh iya, Nathan kemana ya? Jangan jangan dia balapan lagi."gumamnya.
Reza mengirimkan pesan pada adiknya itu, tak sampai satu menit chat tersebut sudah centang biru.
Melihat notifikasi itu, Nathan dengan cepat membukanya.
Nathan mengetikkan sesuatu berniat untuk membalas chat sang kakak.
Nathan memberhentikan motornya di dalam garasi. Ia berjalan santai menuju ke kamarnya, namun saat ia hendak membuka pintu kamarnya tiba-tiba suara berat terdengar. "Habis dari mana kamu?" Ternyata itu adalah suara ayahnya--Revan.
Nathan terkejut. Ia menunduk, dan tidak menatap ayahnya. "Kalo orang tua nanya tuh jawab!"
Nathan diam, karena walaupun ia menjawab tetap saja ia yg salah.
"Pasti kamu habis nongkrong nongkrong ga jelas kan?! Kamu ini, malu maluin ayah aja! Kenapa sih kamu ga bisa kayak Reza?! Liat tuh, dia malem-malem gini belajar! Ga kayak kamu, malem malem gini malah keluyuran ga jelas!!" Ucap ayah yg marah besar.
"Karena kami itu beda yah! Aku ga bisa jadi dia, aku sama dia itu beda walaupun kita itu kembar!"
Ayahnya emosi mendengar jawaban dari anaknya itu, ia mencengkram kerah baju anaknya itu dan memukul pipinya.
Akhirnya Revan pun pergi meninggalkan Nathan sendirian.
"Gapapa kok yah, gapapa.. aku emang ga bisa sehebat dan sepintar Reza walaupun aku udah usaha, karena kami itu beda yah.. kenapa ayah ga pernah liat usaha aku? Padahal aku udah berusaha, meskipun belum berhasil..." Gumam Nathan.
**
Karena gabut, akhirnya Reza memutuskan untuk ngechat Nathan.10 menit kemudian..
Ting!***
"Pagi ayah" sapa Reza pada ayahnya."Pagi jg anak ayah."
"Nathan mana yah? Kok belum turun?"
"Ntahlah.. ayah jg ga tau tuh"
"Pagi ayah!" Sapa Nathan bersemangat. Namun, ayahnya hanya diam dengan ekspresi wajah yg tidak menggambarkan sedang senang.
Wajah ayahnya seketika itu langsung berubah drastis saat Nathan menyapanya.
Nathan duduk di meja makan, mengambil makanan dan saat dia sedang makan tak sengaja dia tersedak.
Uhuk-uhuk.
"Eh, than nih minum-minum." Tawar Reza. Ayahnya seakan tak peduli, tapi tak apa.. Nathan sudah biasa.
"Yah, hari ini Reza izin pergi kerja kelompok ya? Ada tugas PKN soalnya." Ucap Reza.
"Iya nak, gapapa. Semoga lancar ngerjainnya ya."
"Iya yah, aamiin"
"Nathan juga ya, izin soalnya hari ini mau ada latihan karate."
"Ga! Kamu pasti mau alasan doang, biar bisa keluyuran kan?" Tuding sang ayah.
"Ya Allah yah.. engga, beneran kok. Nathan ga boong"
"Pokoknya ga boleh!" Revan bangkit lalu mengambil tas kerjanya dan berangkat ke kantor.
"Yang sabar ya." Ucap Reza.
"Selalu" jawab Nathan.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
kita sama namun berbeda. (Revisi Alur.)
Ficção Adolescentesederhana,kisah dua kakak adik kembar yg memiliki banyak perbedaan. Perbedaan nasib yg membuat mereka sengsara. Masalah yg hadir dalam hidup mereka pernah membuat mereka berfikir untuk mengakhiri hidup mereka. Hasil pemikiran sendiri. Hak cipta dili...