"Gue.."Nathan menjeda ucapannya. Hal itu membuat Reza mengangkat sebelah alisnya.
"Gue mau donorin ginjal gue buat Lo."ucap Nathan pelan.
Reza membulatkan matanya mendengar ucapan Nathan tadi. "Maksud Lo?"
Nathan sedikit ragu untuk mengulang perkataannya. "E-em.. gue, mau kasih ginjal gue buat Lo.." ucapnya pelan.
"Lo gila!" Sahut Reza yg terkejut mendengar itu.
"Gue ga akan biarin Lo lakuin itu!" Ucap Reza lagi.
"Tapi.. ini semua buat kebaikan Lo za, pliss izinin gue, ya?" Ucap Nathan dgn kepala tertunduk kebawah. Lelaki itu, tidak berani menatap wajah Reza, ia takut kakaknya itu akan marah besar karena keputusannya.
"Gue ga akan biarin Lo kasih punya Lo buat gue, Hanya karena Lo sayang sama gue! Gue benci di anggap orang sakit than." ucap Reza dgn nada tinggi, mengisyaratkan bahwa ia sedang marah besar. namun saat ia hendak melanjutkan ucapannya, nada bicaranya berubah menjadi lirih.
"Lo kembaran gue.. harusnya Lo paham itu than. Dengan sikap Lo yg kayak gini, Lo malah bikin gue makin benci sama diri gue sendiri" Air mata Reza jatuh, hal itu membuat Nathan mengusap air mata Reza yg jatuh tadi.
"Ma-maafin gue za, gu-gue salah.. gue cuma pengen Lo sembuh biar kita bisa sama-sama bahagia lagi.." Nathan merasa bersalah, tapi ia juga ingin kakaknya itu sembuh. Sekarang dia bingung harus melakukan apa, tidak ada cara lain untuk sembuh selain donor ginjal.
Reza menatap Nathan tak habis fikir. Bisa-bisa dia berfikir seperti itu. "Dan mengorbankan hidup Lo untuk itu? Lo ga membahagiakan gue kalo ngelakuin itu! Itu cuma ngebuat gue menyesal dan merasa bersalah seumur hidup, jangan pernah ngelakuin hal bodoh Nathan.." ucap Reza.
"Gue ga setuju kalo Lo mau donorin ginjal Lo buat gue, titik!" Reza berucap lagi. Tapi kali ini dgn nada yg lebih tegas.
"Tapi, gue punya dua ginjal kok Za. Lo bisa ambil satu ginjal gue.. karena kata bunda kan, kita harus berbagi. Kita ga boleh egois dan mementingkan diri sendiri." Ucap Nathan, berusaha membujuk Reza.
Reza mengusap air matanya kasar. Ia harus menasihati adiknya yg bandel dan keras kepala itu. "Gue juga punya dua ginjal. Dan gue ga butuh ginjal dari Lo, karena ginjal gue juga masih bisa dipake."
Flashback.
"Buna, iat bang eja. Ia ambil unya atu unaa."Adu Nathan kecil pada sang bunda.
Translate:bunda, liat bang Reza. Dia ambil punya aku bunda."Kenapa sayang? Kenapa kamu ambil punya Nathan?" Tanya Nathalia pada anaknya Reza.
"Kalena unya atu ikit unda. Atu nda ukup alo akan egini."
Translate: karena punya aku dikit bunda. Aku ga cukup kalo makan segini."Abang ga boleh serakah dong, Abang juga ga boleh egois ya, jangan mementingkan kepentingan sendiri. Utamakan kepentingan orang banyak ya sayang?" Ucap bunda Lia lembut menasihati Reza.
"Iya unda, aafin eja ya. Eja nda akan ulyangin Agi kok, benelan."
Translate: iya bunda, maafin reza ya. Reza ga akan ulangin lagi kok, beneran."Iya sayang, adek juga ga boleh pelit ya? Harus berbagi ya nak. Karena berbagi itu indah, hidup jadi tenang jika kita suka memberi ya Sayang?" Nasihat Nathalia lembut untuk Nathan, atau lebih tepatnya kedua anaknya.
Nathan mengganguk mengiyakan "aciap unaaa" ucapnya, sembari memperagakan gerakan hormat.
Nathalia gemas, akhirnya ia memeluk anaknya itu. Dan mengecup keningnya masing-masing. "Kalian anak anak hebat." Ucap bunda.
Flashback off."Kamu paham kan dek? Jangan pernah anggap Abang sebagai orang sakit! Abang benci itu, dan selamanya Abang ga akan suka."
***
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 dan waktunya mereka pergi ke sekolah."Pak, kami berangkat dulu ya?" Ucap Reza sembari mencium tangan pak Dean, yg di ikuti oleh Nathan.
"Iya, hati hati dijalan ya? Jgn ngebut ngebut."ucap pak Dean menasihati.
"Iya pak, kalo aku bawa motor sendiri ga akan ngebut kok. Cuma bang Reza tuh, yg suka ngebut ngebutan. Sampe sampe aku mabok gara gara di bonceng Ama dia, sangking ngebutnya." Nathan mengadu pada pak Dean, dgn niat menjahili sang kakak.
"Ya allah, Reza. Ga baik ngebut ngebutan, takutnya nanti terjadi apa apa. Bahaya nak."pak Dean menasihati Reza agar tidak ngebut ngebutan lagi.
"Iya pak, maaf" reza terkekeh.
"Kemarin cuma bercanda doang kok, Nathan nya aja yg baperan."ucapnya lagi.
"Apa apaan nih! Gue ga baperan ya." Ucap Nathan melotot ke arah Reza, benar benar lucu sekali.
"Udah, udah jgn bertengkar. Mending sekarang kalian berangkat, nanti telat loh."
"Iya pak, kalo gitu kami berangkat ya. Assalamualaikum" ucap Reza sembari menghidupkan mesin motornya.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, iya hati hati."
***
Dikelas."Anak-anak, selamat pagi.. ibu punya pengumuman penting." Ucap ibu Najmi selaku guru BK.
Murid-murid diam mendengarkan Bu Najmi berbicara. Ibu Najmi melanjutkan ucapannya.
"Akan diadakan olimpiade sains dan matematika di ibukota, ibu ingin salah satu murid di kelas 12 ini mengikuti olimpiade itu, ibu sudah mengumumkan kepada seluruh kelas. Siapa saja yg ingin mengikuti, kalian bisa datang keruang guru saat istirahat nanti."
"BAIK BUU"jawab para siswa.
"Gue pengen ikut olimpiade itu.. tapikan gue anak bodoh."batin Nathan.
Reza seolah mengerti apa yg ada di pikiran Nathan pun menepuk pundaknya. "Ga usah berfikir kayak gitu, Lo bisa kok gue yakin. Lo anak pinter, gue tau. Buktiin sama ayah kalo Lo itu bisa! Lo bukan anak lemah" ucap Reza meyakinkan adiknya.
"Argh, kok Lo tau sih gue mikirin apa" jawab Nathan kesal, emang dasar ya. Di kasih semangat malah kesal kayak gitu.
"Wey, kita ni kembar. Ikatan batin kita kuat, Lo lupa?" Jawab Reza santai.
Nathan memutar bola matanya malas, kemudian memikirkan apa yg di katakan Reza tadi. "Apa yg Lo bilang bener bang, tapi kan.." Nathan menggantungkan ucapannya.
"Tapi apa hm? Lo ragu? Tenang aja, gue temenin."
"Oke! Lo ikut olimpiade sains yaaa? Biar gue yg matematikanya."
"Hm."
"Yeay!" Pekik Nathan girang, Reza hanya tersenyum tipis melihat itu.
Dan di sinilah Reza dan Nathan sekarang, di dalam ruang guru. Kenapa kok bisa Reza dan Nathan ada di ruang guru? Jadi gini, Reza kan anak yg pintar, tampan, sopan santun, berakhlak serta bertanggungjawab dan rendah hati. Sedangkan Nathan anak yg lemah lembut, periang, tampan, penyayang, berakhlak, pintar dan percaya diri yg tinggi.
Puji dikit gpapa ya? Wkwk.
"Baiklah, untuk para anak-anak yg mencalonkan Diri, Karena cukup banyak yg mencalonkan diri maka sekolah akan mengadakan tes untuk memilih siswa/siswi perwakilan sekolah kita."
"Baik Bu!"
"Persiapkan diri kalian ya? Semangat!!"
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
kita sama namun berbeda. (Revisi Alur.)
Teen Fictionsederhana,kisah dua kakak adik kembar yg memiliki banyak perbedaan. Perbedaan nasib yg membuat mereka sengsara. Masalah yg hadir dalam hidup mereka pernah membuat mereka berfikir untuk mengakhiri hidup mereka. Hasil pemikiran sendiri. Hak cipta dili...