"Nathan.." lirih Reza yg baru sadar dari pingsannya.
"Bang? Lo kenapa? Gue takut Lo kenapa-napa" tanya Nathan cemas, terlihat dari raut wajahnya.
"Gue gapapa, cuma pusing dikit" jawab Reza agar adiknya itu tidak khawatir lagi.
"Lo pasti kecapean ya? Hari ini ga ada istirahat, full berjemur sama tadi sempet telat makan juga kan?" Nathan melemparkan beribu pertanyaan.
"Udah, gue gapapa. Mau istirahat aja." Jawab Reza.
"Tuh kan, kecapekan Huaa maapin adek.." cicitnya.
"Dih sok imut, dah ya.. badan gue pegel bgt nih mau istirahat."
"Yaudah, istirahat ya. Sebelum bobo jgn lupa do'a."
***
"Bang, sore nanti jadwal Lo cuci darah kan?" Tanya Nathan."Iya ya, sore ini kan?."
"Jadwal cuci darah?" Ucap seseorang dibelakang.
"Eh, bukan itu pak. Kata kami tuh, jadwal..." Nathan nampak berfikir sejenak kemudian.. "Ah iya. Jadwal cuci piring pak." Ucap Nathan.
Bapak itu memincingkan matanya seolah curiga.
"Duh, jangan jangan bapak curiga ya? Kok matanya gitu.."batin Reza.
terkekeh pelan. "Cuci piring aja pake jadwal segala nak, nak." Ucap sang bapak sembari menggelengkan kepalanya.
Keduanya bernafas lega karena si bapak ga curiga. Kemudian mereka terkekeh menanggapi penuturan bapak itu tadi. Sebut saja namanya Joko. Eh salah, maksudnya Dean Martin, panggilnya pak Dean oke?
"Ya udah ya pak. Kami berangkat sekolah dulu ya pak assalamualaikum." Ucap mereka sembari mencium tangan pak Dean. Lalu pak Dean pun mengelus kepala mereka berdua.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, hati hati dijalan. Belajar yg bener, dan bawa motor nya jangan kebut kebutan." Kata pak Dean.
"Siap boss"ucap mereka berdua kompak, sekarang motor mereka sudah sampai dirumah, tadi pagi pagi sekali mereka pergi ke bengkel untuk mengambil motornya, karena emang udah janjian sama abangnya klo mereka bakal ambil motor nya sehabis shalat subuh.
Mereka sudah sampai di sekolah dan sekarang sudah memasuki kelas.
"Eh, bang Lo takut ga cuci darah nanti?" Tanya Nathan memulai percakapan.
"Takut, dikit."
Nathan berdecak. "Ganteng sih, tapi sayang TAKUT SUNTIK."ucapnya memperkeras kata kata "takut suntik."
Seketika itu seisi kelas mendadak menoleh kepada duo kembar yg duduk di pojok dekat jendela.
Bisik bisik per-ghibahan mulai terdengar, aura aura ngomongin orang dari belakang mulai terasa semakin kuat.
"Ga ku sangka ternyata, Reza takut suntik.."
"Gue kira dia kull beneran, ternyata itu kelemahannya."
"Dih, ga jadi lah gue ngecrushin tu cowo. Masa' iya, calon pacar gue takut suntik. Ga elit banget deh."ucap seorang anak yg sering caper di depan Reza.
"Iya. Gue juga ga jadi lah mau confess ntar malem." Sahut temannya ber-kuncir kuda dgn bedak setebal harapanmu.
"Eh, klian ga boleh gitu. Semua orang punya ketakutan masing masing. Masih mending dia takut jarum suntik, karena disuntik tuh emang sakit. Lah kalian? Sama cacing aja takut. Orang cacing ga gigit, jalannya aja lambat gitu. Apa yg mesti di takutin coba?" Ulti salah satu murid tercantik dan terpintar+kaya, yg juga suka sama Reza.
Reza berdeham. Sementara itu Nathan mencibir. "Heh! Minimal kalo ngomongin orang diem diem kali. Ga usah langsung ngomong didepan! Kita punya kuping kali." Cibirnya yg membuat sekelas terdiam.
"Lagian gue heran Ama kalian nih cewe cewe, ga tau kita bahas apa. Malah ngatain orang seenaknya, yg kami bahas itu bukan bang Reza! Tapi sahabat kami di desa tuh." Lanjut Nathan. Mereka tak tahu, kalo mulut Nathan itu seperti bebek. Ya, kerjaannya berisik terus. Nah sekarang mereka sekelas kena deh ocehan maut Nathan hahaha~zaa
Nathan mengambil nafas lalu kembali berucap. "Terus, buat cewe cewe yg suka Ama Abang gue. Tapi ngomongin dari belakang mending jauh jauh deh. Spek Abang gue tuh yg baik, Sholehah dan menerima apa adanya. Lagi pula, gue ga mau punya calon ipar kayak kalian semua."ucapnya yg membuat cewe cewe yg ber-ghibah tadi seketika diam.
"Than udah. Biarin aja," ucap Reza pelan.
Sedikit info. Sebenernya, Reza Ama Nathan ini buronan cewe cewe satu sekolah buat ditangkap terus diajakin pacaran. Itu semua disebabkan oleh karena mereka tampan.
Reza menjadi idaman karena dia adalah ketos+ketua kelas selain itu dia juga pintar, jangan lupakan sikap dinginnya yg sulit ditaklukan itu.
Sedangkan Nathan dia itu lucu, beban kelas, tapi dia baik, orangnya tulus, walaupun sedikit cerewet si.
Sifat yg bertentangan, justru membuat hubungan mereka mengerat dan membuat mereka dapat saling melengkapi satu sama lain.
"Ga bisa bang, ga terima aku tuh."ucap Nathan.
"Dek, Udah."
Nathan menghela napas lalu mengangguk. Reza tersenyum melihat itu. "Aaa gue mau mati." Ucap satu siswi yg tadi kayaknya sempat menghibahi Reza. "eh! Lo tadi kan nge-ghibahin kakak gue! Terus ngapain pake acara salting salting segala!?" Sahut Nathan tak suka.
"Nathan, ga baik kayak gitu."ucap Reza menasihati adik kecilnya.
"Iya bang."
"Senyuman nya berdamage bangettt! Aaaa makk anakmu meleyott" batin seorang siswi disana.
***
Sedari tadi Nathan terus terusan memijat tekuk kembarannya itu, usai menjalani proses cuci darah Reza merasakan efek yg luar biasa untuk yg Kedua kalinya."Reza?"panggil Nathan pelan. "Lo gapapa?" Lanjutnya.
"Gapapa." Ucap Reza tersenyum tipis sembari bersandar pada dinding kamar mandi. Ia berusaha untuk terlihat baik baik saja. Ia berusaha seolah olah tidak ada efek yg ditimbulkan setelah cuci darah. Nyatanya, cuci darah itu membuat perutnya bergejolak dan kepalanya pusing.
"Jangan bohong! Lo dari tadi muntah muntah za."
"Gapapa udah."
Buat kalian yg bilang "ih, kasian Reza sama Nathan harus bayar biaya rumah sakit, padahal sekarang mereka lagi kritis keuangan. Jawabannya, Reza samaa Nathan bayar biaya pengobatan pake BPJS ya. Yg mereka bayar cuma obat obatan ya aja.
***
Hari sudah larut dan si bapak Dean udah tidur. Tinggal lah si duo kembar yg masih bergadang."Bang?"panggil Nathan.
"Ya?"
"Gue.."Nathan menjeda ucapannya. Hal itu membuat Reza mengangkat sebelah alisnya.
"Gue mau donorin ginjal gue buat Lo."ucap Nathan pelan
Bersambung...
Assalamualaikum, hallo hallo guyss eja Ama Athan balik lagii nihh hehe, maaf ya? Udah 2 hari ga upp hehe
Kemarin rencananya mau upp, eh tiba tiba bab yg aku tulis ilang itu buat aku ga semangat banget, akhirnya aku mutusin buat bikin bab baru, sekitar 100 kata ku tulis, eh muncul lagii dong bab yg pertama ku tulis.
Maafin ya? Hehe.
Jangan lupa vote and komen kawan hehe
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh❤️💘
KAMU SEDANG MEMBACA
kita sama namun berbeda. (Revisi Alur.)
Fiksi Remajasederhana,kisah dua kakak adik kembar yg memiliki banyak perbedaan. Perbedaan nasib yg membuat mereka sengsara. Masalah yg hadir dalam hidup mereka pernah membuat mereka berfikir untuk mengakhiri hidup mereka. Hasil pemikiran sendiri. Hak cipta dili...