Hari yang sudah ditunggu-tunggu Radit akhirnya datang. Dari semalam, Radit sudah semangat ingin menemui Thalia. Ia berharap hari ini akan berjalan dengan lancar dan ia bisa mendapatkan jawaban atas keraguan Thalia selama ini.
Pukul 6 pagi tepat, Radit keluar dari kamar dengan tas besarnya. Ternyata Dita sudah lebih dulu bangun. Gadis itu sedang mengikat sepatunya di depan pintu keluar.
"Lah pagi banget jalannya Dit?" tanyanya saat melihat Radit sudah rapih.
"Biar gak macet."
Radit tidak memberi tahu Dita maksud dan tujuan ia pergi ke Jakarta hari ini apa. Sesuai request dari Dito juga, jangan sampai adiknya tau kalau Dito dan Radit bertemu hari ini. Yang Dita tau, Radit itu pergi ke Jakarta karena harus ambil dokumen yang tertinggal. Jadi dia juga tidak bertanya banyak.
"Yaudah hati-hati ya Dit. Gue mau olahraga dulu." gadis itu beranjak dari duduknya dan segera berjalan meninggalkan apartement.
Radit pun menyusul tak lama setelah Dita pergi. Sebenarnya ia berniat untuk sarapan terlebih dahulu, namun tampaknya Dita tidak memasak apapun pagi ini. Memang beberapa hari terakhir, Radit rajin sarapan teratur karena Dita masak pagi-pagi. Makanan selalu sudah siap saat Radit hendak berangkat kerja. Tidak enak kan kalau dia tiba-tiba bertanya, "Kok gak masak hari ini Ta?" kepada Dita. Kesannya Dita sudah seperti pegawai rumah tangga nya saja.
Untungnya jalan sangat lancar pagi ini. Radit juga sudah mengisi perutnya dengan sebungkus sandwich yang ia beli di rest area beberapa waktu lalu.
Sesampainya di Jakarta, Radit mampir terlebih dahulu ke kantor untuk mengambil beberapa barang yang tertinggal disana. Sengaja ia datang pagi-pagi agar tidak ada siapapun yang melihat kehadirannya. Tidak sampai 15 menit, Radit sudah kembali menjalankan mobilnya ke destinasi berikutnya.
Rumah Thalia.
Jarak dari kantornya ke rumah Thalia tidak begitu jauh. Hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit. Radit masih punya banyak waktu, sehingga ia mengemudikan mobilnya dengan santai. Ia menyetel beberapa lagu kesukaannya sambil sesekali ikut bernyanyi. Suasana hatinya sangat baik saat ini karena ia akan bertemu pacarnya setelah sekian lama.
Sesampainya di perumahan Thalia, Radit memutuskan untuk berhenti di taman perumahan. Kehadiran Radit hari ini tanpa sepengetahuan Thalia. Laki-laki itu sengaja tidak memberi kabar Thalia. Surprise katanya.
Di taman tersebut, terdapat bangku-bangku taman dan juga sebuah gazebo besar yang biasanya digunakan untuk orang-orang komplek untuk beristirahat atau sekedar saling menyapa sesama tetangga. Radit sangat suka taman disini karena banyak pohon tinggi yang membuat udara sekitar jadi adem, tidak terkena cahaya matahari terik kalau kalau matahari sedang lucu-lucunya.
"Thal. Aku di taman perumahan. Bisa kesini sebentar?"
Tulisnya pada pesan yang ia kirimkan kepada Thalia.
Tidak lama kemudian, ada balasan dari gadis itu. Radit tersenyum melihat nama Thalia muncul di layar notifikasinya. Biasanya, butuh waktu lama bahkan berjam-jam untuk Thalia membalas pesannya.
"Kamu ngapain kesini?"
"Kamu kesini aja dulu. Nanti aku jelasin."
Tidak ada balasan lagi dari Thalia. Yang ada ialah kehadiran gadis cantik itu dengan penampilan yang menurut Radit sangat sempurna. Thalia hanya menggunakan celana kulot dan kardigan, tanpa make up apapun, namun bagi Radit Thalia terlihat sempurna. Kehadiran gadis tersebut dapat mengembangkan senyuman di bibir Radit.
"Halo." sapa Radit kepada sang gadis.
Thalia membalas dengan sebuah senyuman kecil, namun tetap manis..bagi Radit.
![](https://img.wattpad.com/cover/327116338-288-k793291.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days of Runaway
Storie d'amore"It's time to run, well, I hope you understand what I've done. Run away for you, I'm gonna count the days 'til you make it through." - Time to Run by Lord Huron.