Pagi (damai) berikutnya untuk Radit dan Dita. Menu sarapan Dita hari ini adalah ikan tongkol balado plus orek tempe.
Iya, sangat Indonesia sekali. Dita lagi kangen banget sama masakan mama. Jadinya kemarin malam gadis itu bela-belain tidur agak malam demi masak orek tempe rumahan ala mama nya.
Fortunately, ternyata lidah Radit cocok sama masakannya. Awalnya Dita ragu kalau Radit anti makanan rumahan yang kayak gini.
"Dit mau bekel lagi?" tanya Dita pada Radit ditengah kegiatan sarapan mereka.
"Kalo ada sisa aja." laki-laki itu menjawab secara singkat tanpa melirik sedikitpun ke arah Dita.
Akhir-akhir ini Radit lebih sering diam dari biasanya. Walaupun memang biasanya Radit gak banyak omong sih. Tapi yang sekarang Radit banyak diamnya, sering gak fokus. Kalau Dita nanya jawaban Radit suka gak nyambung.
Dita beranjak dari duduknya. Ia membuka rak dapur yang letaknya diatas kompor. Diambilnya sebuah kotak teh chamomile dan ia menyeduhhya dengan sebuah air hangat yang sudah disiapkan sebelumnya. Ia membuat 2 gelas. Satu untuk dirinya, dan satu lagi untuk Radit.
"Nih Dit." gadis itu meletakkan gelas teh disamping tangan Radit.
"To make you feel better." lanjutnya.
Radit menatap kearah Dita. Ia menatapnya cukup lama, membuat Dita jadi canggung.
"Thanks." jawabnya kemudian.
Suasana menjadi hening kembali. Hanya ada suara dentingan yang timbul dari alat makan mereka saat ini.
"Pacar lo gak kesini Ta?" tanya Radit tiba-tiba yang membuat Dita jadi tersedat.
"Nggak. Dia sibuk."
"Kerja?"
"Iya."
"Dimana?"
"Pabrik makanan gitu. Di Karawang."
Radit mengangguk paham.
"Siapa namanya?"
"Hah?"
"Pacar lo siapa namanya?"
"Ooh. Erick."
"Udah lama pacarannya?"
Pertanyaan Radit membuat Dita tersedak. Entah kenapa ia jadi gugup setiap ditanya tentang Erick. Bagaimana juga Erick kan hanya pacar settingan. Dia jadi keringet dingin sendiri menjawabnya karena harus berbohong. Benar kata Nina, Dita itu gak bisa bohong.
"Nggak juga. Baru beberapa bulan. Tapi gue sama dia udah temenan lama banget. Hampir belasan tahun temenan sama dia dan Nina."
Radit hanya mengangguk-angguk sebagai tanggapan. Dirasanya sudah cukup rasa ingin tahunya akan hubungan Dita dan Erick. Ia pun beranjak dari duduknya dan meletakan piring di cucian piring. Sebelum berangkat, Radit mencuci piring bekas sarapan mereka berdua. Menurut Radit, mereka harus bekerja sama. Jika Dita sudah memasak, maka Raditlah yang bertugas merapikan dapur. Setidaknya cuci piring kotor.
Dita memberikan Radit sebuah tote bag lagi. Kali ini berwarna biru muda.
"Nih bekel. Gue tambahin chamomile tea juga di termos kecil."
Radit meraih tote bag tersebut dan melirik kedalamnya. Sebuah kotak bento dan termos kecil berwarna hijau milik Dita.
"Thanks Ta."
Dita hanya mengacungkan jempolnya. Keduanya pun turun bersama menuju lobby. Radit turun menuju parkiran, Dita turun menuju lobby. Hari ini Tama menjemput Dita lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/327116338-288-k793291.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days of Runaway
Romantizm"It's time to run, well, I hope you understand what I've done. Run away for you, I'm gonna count the days 'til you make it through." - Time to Run by Lord Huron.