:11:

387 9 0
                                    

                        Welcome🤗

Aku berjalan dengan menghentakkan kakiku serta menendang angin,dirinya sudah terlalu kesal,kenapa dirinya marah  di saat bukan itu yang dia harapkan

'Kenapa gue jadi berharap gini?'

'baru juga kenal,gak mungkinkan dia langsung ada rasa '

Kakiku melangkah kearah kantin kulihat temanku yang sedang mengobrol,kuhempaskan badanku di kursi kantin rasanya sangat lelah

"Pak Alvin ngomong apa ca?"tanya Tio

"Gue tau pak Alvin ngomong apa"sahut Riski yang manarik tangan Nisa untuk berdiri dihadapannya

Riski mengambil sebuah tisu sebanyaknya lalu mengugulungnya menjadi satu

"Ca maukah kamu menjadi istriku?"ucap riski mengulurkan sebuah tisu yang dianggap sebagai bunga,Nisa mengambilnya dari tangan Riski dan menghirupnya seperti bunga

"Mau banget pak"ucap nisa tersenyum Malu malu

"Kamu tau tidak ca,apa kelemahan saya "ucap riski menyelipkan rambut nisa di telinganya

"Apa itu pak?"ucapnya

"Tidak bisa hidup tanpamu,seperti halnya dengan oksigen untuk bernafas"ucap Riski yang memegang tangan Nisa Seprti ingin mengecup namun tidak menyetuh

"Wah wah wah"ucap Mila semangat bertepuk tangan

"Keren banget gue"ucap Riski menyisir rambutnya kebelakang

"Anjirlah"ucapnya  jengkel

"Sebenarnya pak Alvin minta gue jadi istrinya"gumamnya masih didengar temannya

"APA"ucap Nisa melototkan matanya

"Pak Alvin suka sama Lo?tanya Tio

"Jadi lo Nerima ca?ucap Mila

"Pak Alvin lamar Lo,romantis apa enggak?"tanya Nisa yang penasaran akan jawaban bianca

"Emangnya pak Alvin suka lo dari mananya?"timpal Riski

"Nayanya bisa satu satu gak "ketus ku banyak banget pertanyaannya yang beruntun membuat
Ia binngung menjawab yang mana dulu

"Soory gue kan kepo"ucap Mila diangguki lainnya

"Tapi bukan gitu"celutuknya

"Gitu gimana"sahut Tio tidak mengerti

"Cara melamarnya beda banget"ucapnya yang teringat  bagaimana dia diminta menjadi istri

"Emannya gimana?"tanya Nisa penasaran

Ia pun menceritakan semua apa yang dibicarakannya bersama pak Alvin yang meminta dia menjadi istrinya

HAHAHAHAHAHAHA

"Gue kira seromantis apa tadi"ucap Mila yang masih tertawa

"Ternyata seperti ini,cara seorang pak Alvin selaku dosen melamar"ucap tio

"Gue lucu banget,waktu pak Alvin bilang lo aneh,emang benar fakta"Nisa yang menghapus air matanya sangat lucu itu lah yang dirasakannya

"Gue kasihan sama Lo,berharap perasaan Sepasang seorang kekasih,ternyata rasa suka hanya seorang asisten dengan dosennya"ledek Riski masih tertawa memegang perutnya yang sakit

"Gue ketoilet dulu perut gue mules,dengar cerita Lo?" Ucap Riski meninggalkan kami yang masih diam  dengan pikiran masing-masing, sampai terdengar suara mia yang membuka obrolan kembali

"Gue sih terserah Lo yang mana baiknya"ucap Mila mengutarakan pendapatnya

"Gue doain aja semoga Lo bahagia"ucap Nisa dengan tersenyum tulus

"Emangnya lo mau menjalani hidup dengan pasangan yang gak tau perasaan nya sendiri?"tanya Tio membuat bianca menatapnya

"Gue gak tau"lirihnya yang sudah sangat pusing

Suara notif ponsel mengalihkan perhatian mereka kearahku

Notif ponsel

Pak Alvin dosen:
'Kamu udah ada jawaban?'

Aku hanya melihat tanpa ada mau membalas pesan tersebut

"Dari pak Alvin"beritahuku

"Bilang apa pak Alvin?tanya Tio

"Sama hal yang lagi kita bahas"ucapnya

"Pusing,gue cabut dulu"ucapnya meninggalkan kantin tersisalah Mia Nisa dan Tio,Riski yang dari tadi belum datang  mungkin sudah pulang lebih dulu ada urusan

                             Thankyou💖🤗



pesona dosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang