26

464 66 43
                                    

Terhitung sudah tiga hari lamanya hubungan Sean dan Irene merenggang, keduanya semakin jauh dan jarang berkomunikasi nyaris tidak pernah. Hanya dipertemukan di kampus, itu pun tidak ada inisiatif dari keduanya untuk memulai sapa. Hanya saling menatap tanpa suara, dan hanya mereka berdua yang tau apa arti tatapan itu.

Jelas saja karena kerenggangan hubungan Irene dan Sean semakin memberi peluang bagi Gavin maupun Claira untuk mendekati masing-masing tambatan hatinya. Seperti saat ini, Claira menghampiri Sean di kelasnya lalu duduk di samping pria itu. Karena Dosen di kelas Sean berhalangan hadir, membuat kelas itu hanya di isi beberapa orang saja, karena selebihnya memilih keluar dan menghabiskan waktu di tempat lain.

Bayu menatap bosan pada Claira yang berani masuk ke dalam kelasnya, padahal fakultas Claira dan Sean memiliki jarak yang cukup jauh. Nyatanya hal itu tak membuat semangat Claira rendah untuk menghampiri Sean.

"Sejak kapan kampus kita miskin kelas ya Bay?" Leon bertanya pada Bayu yang duduk di sampingnya seraya menopang dagu menatap Claira yang bergelayut manja di lengan Sean seperti monyet, ya begitulah Claira di mata Bayu.

"Sejak mak lampir ke kampus kita lah!" Jawab Bayu puas.

"Sean harus mandi kembang tujuh rupa ga sih? biar ga di tempelin terus." 

"Yang ada makin nempel pea!" 

Leon tertawa kencang, merasa lucu dengan lelucon yang ia buat bersama Bayu.

Bayu merogoh saku celananya dan mengambil sebuah ponsel, "gue cepuin Irene ah." Lanjutnya  dengan mengarahkan kamera ponselnya pada Sean dan Claira. 

Belum sempat Bayu mengirimkan foto tersebut kepada Irene, ponsel di tangannya di rebut paksa oleh Sean dan mendapatkan tatapan protes dari Bayu. 

"Lah ngapa di hapus woy!" Teriak Bayu tak terima kala Sean menghapus foto hasil jepretannya. 

"Norak!" Jawab Sean ketus lalu melempar ponsel Bayu ke meja, yang langsung di pelototi oleh sang empunya.

"Anjing hp gue baru beli kemaren itu woy! Mana kredit lagi!" Bayu berteriak meratapi nasib ponselnya yang terlihat menyedihkan.

"Tinggal beli lagi, duit lo kan banyak." Timpal Leon tanpa dosa.

"Masalahnya di hp itu banyak foto mantan, gue belum pindahin ke laptop."

"Anjir gamon lo Bay!"

Sean tak memedulikan kedua temannya, ia berjalan keluar kelas dengan wajah dinginnya yang merupakan ciri khas seorang Sean.

Melihat Sean yang sudah pergi, lekas Claira menyusul pria seraya berlari kecil.

"Sean tungguin!"

Dari kejauhan tampak Claira mengejar langkah Sean, dan sesekali gadis itu berteriak membuat semua orang menoleh padanya.

"Lo kok ninggalin sih!" Nafas Claira terengah-engah, saat dirinya sudah berada di samping Sean.

Hembusan nafas kasar terdengar dari mulut Sean, dia menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Claira seraya berkata, "gue ga nyuruh lo ngejar gue, jadi itu salah lo!"

Claira memanyunkan bibirnya kesal dengan respon Sean, "temenin gue ke perpus yuk? Gue butuh referensi buat tugas makalah gue. Mau kan?"

Terlihat Sean yang sedang menimang-nimang tawaran Claira, namun tak lama kemudian ia mengangguk yang langsung di hadiahi senyuman lebar dari Claira.

Sean berjalan memimpin dengan Claira di sampingnya. Gadis tersebut tak berhenti berbicara, dari hal penting hingga tak penting ia utarakan semua kepada Sean. Dan sesekali Sean membalas ucapannya, walau sisanya Sean lebih banyak mendengarkan.

BORDERLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang