Enam Belas

1.8K 199 80
                                    


Rachel menatap benci pada Irene yang kini tengah berbincang dengan orang tua Sean. Harusnya dia yang ada disana.

"Cih, munafik!" Gadis berombre itu mendecih kesal.

Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dia kecolongan sampai sejauh ini? Padahal dulu semuanya mampu ia kontrol dengan baik. Rachel sangat mencintai Sean, rasa itu tumbuh kala ia menginjak jenjang SMP.

Sosok Sean yang sangat baik dan perhatian padanya, membuat Rachel menaruh hati akannya.

"Kenapa lo? Asem banget tu muka."

Rachel menoleh pada Selena -si gadis timboy- yang baru saja menepuk bahunya.

"Oh gue tau, lo pasti cemburu kan?" Tebak Selena lalu mengambil minuman yang berwarna merah pekat -yang tengah Rachel pegang- itu dan meminumnya.

"Bacot sialan!"

Selena terkekeh pelan. "Lo harusnya berhenti Chel, perasaan lo itu gak mungkin terbalas."

Selena benar, mereka sepupu. Mana mungkin orang tua mereka memberi restu. Sejak awal perasaan yang di miliki Rachel itu salah. Sean hanya menganggapnya adik sepupu. Tidak lebih.

Rachel mendecak kesal, masa bodoh dengan status sepupu di antara dirinya dan Sean, yang namanya perasaan kan nggak bisa di tebak apa lagi di cegah. Semua itu datang tanpa Rachel hendaki.

"Gue gak bakalan diem aja. Lacur itu gak cocok sama Sean nya gue" desis Rachel dengan emosi yang tertahan. Dia menatap Irene menggebu-gebu seolah ingin melenyapkan Irene saat ini juga.

Rachel beralih pada Selena yang tengah menikmati wine nya. Lalu tersenyum licik.

"Apa? Lo mau hasut gue? Gak semudah itu jancok!" Selena melayangkan tatapan protes seolah bisa menebak pikiran gadis itu.

Rachel berdecih pelan, "Lo gak ada setia-setia nya sama gue Len."

Selena seketika tertawa, dia menatap Rachel pongah.

"Orang kayak lo ngarep di setiain? Ngimpi!"  Ledeknya.

"Jadi gue harus gimana?" desah Rachel frustasi dia menatap kembali pada Sean yang merangkul Irene erat, bahkan sesekali Sean mengecup pelipis Irene. Pemandangan yang membuat darahnya mendidih seketika.

"Nyerahlah, apa lagi? Gue gak mau Chel buang-buang waktu buat bantu lo dapetin Sean. Karena apa? Karena kita udah tau hasilnya nol. Sean gak bakalan pernah pilih lo. Jadi ada baiknya lo mundur aja."

Selena ikut menatap Sean dan Irene, dia tersenyun kecil. Lalu kembali menatap Rachel.

"Gue baru kali ini liat Sean sebahagia itu bareng cewek. Pasti dia itu cewek spesial ya gak?" Selena menarik turunkan alisnya menggoda Rachel. Dan Rachel yang mendengarnya semakin di buat tidak mood.

"Lo kalo mau manas-manasin gue mending enyah aja sialan!" Teriak Rachel dan di balas Selena dengan tawanya.

"Lah ngegas si lonte!"

Oke, kita tinggalkan mereka sebentar. Dan beralih pada pasangan yang sedang di mabuk cinta ini.

Irene tersenyum dengan rona di pipinya, kejadian di rooftop tadi masih membekas di benaknya. Apa lagi sekarang Sean kembali membawanya ke lantai utama dimana semua keluarga berkumpul untuk  makan malam bersama sebagai penutup pesta malam ini.

"Sean, bisa gak kasih jarak dikit? Kamu dari tadi nempel banget ih!" Irene mendorong Sean agar menjauh dari tubuhnya. Dia sangat malu dengan sikap Sean yang seenaknya. Bahkan orang tua Sean sedari tadi menatapnya dengan senyuman menggoda.

BORDERLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang