32

386 51 25
                                    

Kamar rawat itu dalam sekejap berubah atmosfir, suasana hangat yang tercipta oleh celotehan Bayu dan Wendy kini berganti senyap tak ada yang berani mengeluarkan suara.

Kedatangan Sean dan Claira ternyata membuat mereka cukup tertegun. Terutama untuk Irene, gadis yang masih duduk di ranjang rumah sakit itu tersentak kecil kala kedua bola mata kelincinya melihat Claira di samping Sean.

Bayu mencibir pelan lalu menyenggol lengan Wendy seolah memberi telepati isi pikirannya.

Saat jarak Sean semakin dekat, rasanya pria itu ingin memeluk gadis yang di rindukannya. Akan tetapi rasa itu ia tahan sebaik mungkin. Dengan situasi dan hubungan mereka yang retak sangat tak memungkinkan baginya untuk hal tersebut.

Berbeda dengan Claira, gadis berambut ombre itu tak sedikitpun menampakan raut muka bersalah atau khawatir pada Irene. Wajahnya terkesan di buat sepolos mungkin.

"Rene, sorry yaa karena gue lo jadi kayak gini. Padahal sebelumnya gue udah bilang lo jangan berenang terlalu jauh, kan badan lo jadi keram. Untung gue nolong lo. Tapi lo malah jambak gue mungkin karena syok ya Rene?" Claira membuka suara dengan nada bersalah dan terkesan di buat-buat.

Bukan hanya Irene yang tak menyangka dengan sederet ucapan Claira. Dari banyaknya perkiraan yang akan keluar dari mulut Claira nyatanya hanya kebohongan yang gadis itu karang sendiri. Bayu dan Wendy yang menjadi saksi pun ikut kaget dan di buat geram dengan akting Claira yang ingin sekali mereka seret wajah gadis ular itu di jalan.

Irene melirik Sean yang juga menatapnya seolah bertanya dan meminta penjelasan, akan tetapi pria itu tetap bungkam.

"Heh kadal betina! Lo gak usah ngawur ya! Jelas-jelas lo yang dorong Irene kan ke kolam?" Wendy berteriak tak terima seraya menunjuk wajah Claira.

"Gue dateng kesini mau minta maaf, kok lo jadi sewot sih?!" Balas Claira.

"Irene bukan type orang yang mau renang di tempat umum apa lagi di kampus! Gue tau semuanya!!"

"Terus lo nuduh gue penyebab semua ini? Emangnya apa yang bisa dilakuin cewek lemah kayak gue? Justru harusnya lo bilang makasih berkat gue Irene ga tenggelam!!"

"Anjing lo ya, cewek setan lo!!"

Claira mendekatkan tubuhnya ke Sean bermaksud untuk melindungi diri saat Wendy akan menyerangnya.

Belum sempat Wendy menjambak rambut Claira atau mencakarnya, Sean sudah terlebih dahulu menahan gadis berdarah bule itu.

"Wen, gue tau lo khawatir sama Irene. Tapi cara lo salah. Claira udah minta maaf dan ngaku kan? Apa lagi yang harus di permasalahin?" Bukan memberi ketenangan, akan tetapi semakin menyulut api. Begitulah perkataan Sean yang di terima Wendy.

Bayu yang sedari tadi diam mulai tak tahan dengan situasi ini, apa lagi Sean sahabatnya yang kini seperti berpihak pada Claira.

"Lo sehat kan? Kenapa lo jadi bego kayak gini hah?" Bahkan Bayu yang terbiasa membual dengan lelucon nya kini bermimik serius.

Sean melirik Bayu sekilas, dia sudah tau jika sahabatnya akan bereaksi seperti ini.

Wendy yang masih beragumen dan memberontak dari pegangan tangan Sean, terus melancarkan aksinya. Dia sangat ingin mencakar muka Claira yang sok manis itu.

"Minggir lo, gak usah belain cewek gatel itu!!"

Claira yang berlindung di balik punggung Sean mencondongkan tubuhnya sedikit ke samping, dan melihat Wendy yang melotot padanya dengan emosi menggebu-gebu. Bukannya takut, gadis berpenampilan feminim dengan style seperti khas Irene itu mengeluarkan smirk pada bibirnya seolah sedang mengejek Wendy.

BORDERLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang