Lima Belas

1.7K 185 82
                                    


"SEAAAAAN!"

Merasa terpanggil, Sean menoleh ke sumber suara. Gadis itu berlari ke arah Sean dengan senyuman lebar di bibir merahnya yang menggoda.

Saat gadis itu berhadapan dengan Sean, tanpa pikir panjang gadis itu memeluk Sean posesif.

"Aku kangen banget sama kamu!"

Irene yang menyaksikan semua itu hanya mampu terdiam. Dia menatap gadis itu tak suka, rasanya Irene sangat benci melihat Sean berada di pelukan gadis lain meskipun Sean sendiri tak membalas pelukan itu.

Irene menilai gadis itu teliti, dia memiliki tubuh yang langsing terlebih gadis itu memakai pakaian terbuka membuat semua tubuhnya hampir terekspos. Sangat berbeda dengan dirinya yang terlihat biasa saja. Hal itu membuat Irene tak percaya diri.

"Lo apaan sih Chel, lepas bego!"

Sean memberontak berusaha melepaskan tangan Rachel yang ada di pinggangnya.

"Ih Sean nyebelin!" Rachel melepaskan pelukannya lalu dia memasang muka cemberut, yang sayangnya terlalu di buat-buat sehingga membuat orang-orang di sana mendengus jijik. Terutama Adara. Dia sudah menatap jengkel kepada Rachel sedari awal.

"Kamu sekarang beda banget, gak kayak Sean yang dulu. Padahal dulu kita suka bareng-bareng," ungkap Rachel kecewa saat melihat Sean yang tak peduli padanya.

"Aelaaah Chel, lo nya aja yang baperan." Kali ini Alvaro bersuara dengan nada jengahnya. Dia tidak suka dengan sikap Rachel yang manja dan kekanakan. Type cewek yang merepotkan.

Rachel mendecih pelan dengan tatapan sinis pada Alvaro. "Gue gak ngomong sama lo!"

"Sean ayo pergi, ada banyak hal yang ingin aku omongin sama kamu." Rachel beralih pada Sean dia menarik tangan Sean tapi Sean masih berdiam diri di tempat seolah menganggap Rachel tak ada.

"Lo gak malu Chel, Sean aja gak peduli sama lo." Sarkas Adara sinis, sengaja menyindir Rachel agar sedikit tau diri.

Dan Irene semakin tidak mengerti, kenapa orang-orang disini terkesan membenci Rachel?

"Bacot lo lonte!"

Nah ini, alasan kenapa banyak yang tidak suka Rachel. Dia memiliki sifat yang buruk. Rachel hanya akan bersikap manis di depan Sean saja.

"Jaga bahasa lo Chel." Sean akhirnya membuka suara dengan menatap Rachel tajam seolah memperingatinya untuk diam.

Adara tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi Rachel yang diam tak berani memprotes.

"Kak Irene, kita pergi kesana yuk! Disini gerah." Celetuk Serra membuat semua orang disana teralih padanya. Dan Serra menatap Irene seolah memberi kode untuk pergi disini. Serra sangat mengerti dengan perasaan Irene, terlebih sangat terlihat jelas dari raut wajah Irene semenjak kedatangan Rachel berubah masam.

Bahkan Rachel baru menyadari jika ada gadis asing di samping Sean.

Rachel menggeram marah saat melihat tangan Sean-nya bertautan dengan gadis yang tak ada apa-apanya jika di bandingkan dengannya.

Irene mengangguk kaku, dia juga tidak betah dengan situasi saat ini. Lebih baik dia pergi dan membiarkan Sean menyelasaikan masalahnya.

"Sean." Tegur Irene saat Sean semakin menggenggan tangannya erat kala Irene berniat pergi.

"Kamu diem disini. Biar Serra sama Adara aja."

Seolah mengerti ucapan Sean, Adara segera menarik lengan Serra dan berlalu dari sana.

"Sean, dia siapa?" Tanya Rachel seraya menatap remeh Irene.

"Pacarnya Sean lah, lo pikir aja mana mau Sean bawa cewek orang ke pesta keluarga kaya gini." Rachel menoleh pada Alvaro yang baru saja menjawab dengan tampang jengahnya.

BORDERLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang