Amy menyusun satu per satu beberapa tangkai peony putih ke dalam vas. Ia tengah menyiapkan makan malam ditemani Martina - seorang pelayan istana dan beberapa staf lain. Khusus malam itu Amy sendiri yang berinisiatif mengambil andil dalam menata meja makan. Pasalnya sebentar lagi ia akan berbagi berita istimewa bersama keluarga terkasih.
Amy menyulap suasana ruang makan dengan begitu estetik. Peralatan makannya berwarna senada dengan bunga-bunga peony yang telah ia rangkai. Fruits cake cantik yang dibuatnya tadi siang telah tersaji manis di tengah meja. Ditatapnya dengan mata berbinar kue yang tampak warna-warni berhiaskan buah tersebut. Ia merasa sangat puas dengan hasilnya. Dan berharap rasanya juga memuaskan seperti tampilannya.
Tapi belum sempat malam menjelang dan Amy masih tekun berkutat mengatur meja, Jeff tiba-tiba datang menghampiri Amy dengan raut tegang,
"Amy..." panggil Jeff lambat pada sang putri presiden yang kini tengah menyusun gelas cabernet.
Amy berpaling dan membuat rambut panjangnya terkibas pelan. "Iya?" katanya lalu membalik badan secara penuh untuk bertatap muka dengan Jeff. "Ada apa?"
Jeff mendengkus pendek. Ia kemudian memutuskan untuk segera menyampaikan berita yang tak mengenakan bagi Amy.
"Maaf. Tapi aku baru menerima informasi dari sekretaris presiden. Ayahmu tak bisa kembali ke istana malam ini. Ada rapat penting di State Capitol yang tak bisa ditunda dan mengharuskannya terbang dari Reagan siang tadi" terang Jeff.
Amy seketika terkejut begitu mendengar kabar yang baru saja disampaikan oleh Jeff. Ia mencerna baik-baik kata demi kata tersebut. Amy pun menyadari segala rencana dan angannya terancam gagal di depan mata.
"Maksudmu tidak kembali? Jadi Dad tidak akan pulang? Tapi Dad tidak mengatakan apapun padaku" Amy terbata sembari menahan rasa kecewa yang mulai menyerbunya.
"Semua serba mendadak. Beliau pergi bersama Mrs. Foster dan Luca. Mungkin beliau belum sempat mengabarimu" Jeff menambahkan.
"Kapan dia akan kembali?" Amy bertanya makin pesimis.
"Jadwalnya sekitar lima hari. Mungkin akhir minggu depan baru akan pulang ke istana"
Mengetahui keluarganya pergi mendadak dalam waktu yang lama, Amy pun perlahan merunduk lemas. Ia lalu menelisik sajian di atas meja makan sembari berusaha menguatkan diri kala matanya berubah berkaca-kaca.
"Oh begitu... ya sudah" pasrah Amy dengan bisikan acuh.
Jeff dan seluruh staf istana yang berada di ruangan memberikan waktu bagi Amy untuk meredam perasaan galau yang tengah gadis itu rasakan. Mereka tau Amy kini mungkin kesal sebab apa yang telah dikerjakannya justru berakhir sia-sia.
Amy mereluh lalu memasang gestur seolah baik-baik saja.
"Kalau begitu kalian makan saja sajian makan malamnya. Martina, bisa tolong bagikan kue itu untuk para staf?" Amy berucap tenang sembari melirik sekilas kue buatannya lalu beralih pada Martina.
Martina menatap Amy sedih seolah tak rela dan tak berani menyentuh kue yang sepenuh hati dibuat untuk acara tersebut.
Amy menangkap keraguan Martina dan mengulangi perintahnya. "Dad masih akan pulang beberapa hari lagi. Kalian makan saja. Daripada kue itu terbuang percuma" Amy menegaskan ia sudah tak peduli dengan fruits cake-nya.
"Amy..." Martina melirih simpati.
"Tolong Martina, oke?" Pinta Amy sekali lagi begitu memohon.
Amy tak menunggu jawaban pasti Martina. Gadis itu tampak tak ingin berlama-lama berada di ruang makan dan lekas berlari menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODYGUARD
RomanceKisah romansa seorang putri presiden bernama Amy Foster yang menaruh hati pada seorang agen rahasia sekaligus pengawal pribadinya, Jeff Carter. Apakah cinta sang tuan putri akan bersambut? Atau tidak sama sekali? 18+ 21+ THE BODYGUARD SEASON I Epis...