EPISODE - 11 (PART I)

6K 236 70
                                    

Becky membuka pintu kamar Amy kemudian melongokkan kepala ke dalam. Ia lantas masuk dan menjejaki kamar Amy yang terasa sunyi. Ia kemudian melihat Amy sedang terbaring lesu dengan tubuh bersandar pada kepala ranjang.

Sudah dua hari ini Amy mengurung diri. Pasca bencana prom yang menderanya Amy memang masih terpukul. Terlebih setelah tau rencana Landon yang begitu kejam padanya. Entah apakah kini ia menyesal atau tidak telah bicara kasar pada sang Ayah juga pengawal pribadinya, yang jelas Amy tampak sedih. Ia pun tak bersemangat dan hanya sedikit sekali makan. 

Becky menghentikan langkahnya di samping tempat tidur. "Boleh aku duduk?" Tanya Becky meminta ijin untuk tinggal menemani Amy. 

Amy menengadah dan menelisik Becky. "Ya" jawab gadis itu membolehkan sang ibu tiri bersemayam di atas ranjangnya. 

Becky pun duduk kemudian mengulas senyum simpati saat memindai Amy. Ditatapnya Amy yang tampak lesu dengan mata sayu karena sering menangis, rambut gadis itu juga kusut tak serapih biasa dan kulit wajah Amy kelihatan pucat.

"Kau tidak lapar? Kenapa tidak memakan makan siangmu?" Becky bertanya khawatir sembari memandangi hidangan makan siang yang ada di atas nakas.

Amy menilik sekilas baki yang masih penuh dengan sajian makanan di sisi kirinya.

"Nanti saja" jawabnya lalu berganti menunduk dan memainkan jemari.

"Aku dan ayahmu akan berangkat ke Bali malam ini" Becky bertutur memberitahukan bahwa ia dan sang presiden sesaat lagi akan pergi ke luar negeri untuk menghadiri forum kerjasama internasional. 

Amy yang sudah mengetahui agenda tersebut tak lagi terkejut.

"Semoga penerbangan kalian lancar" balasnya memberi doa singkat. 

"Nanti ayahmu juga akan berpamitan. Tapi sekarang ia masih sibuk dan memintaku untuk bicara denganmu terlebih dahulu" ucap Becky tak ingin Amy merasa sang ayah tak peduli padanya. 

Amy mengulas senyum tipis. "Oke"

"Kami mengkhawatirkanmu. Kami merasa tak tenang meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini..." Lanjut Becky berempati menyiratkan ingin segera melihat Amy pulih. 

"Keadaan seperti apa? Aku baik-baik saja" Amy justru menganggap enteng kegetirannya padahal jelas sekali ia masih kelihatan lemas tak bertenaga.  

"Kalau begitu tolong makanlah. Kami ingin melihatmu kembali segar dan ceria" Becky membujuk.

"Nanti akan aku makan" Amy berucap lembut. Ia tak ingin membuat Becky terus-terusan khawatir. Ia kini sudah pasrah dan amarahnya telah menghilang. Justru amarah itu berganti menjadi kekecewaan pada diri sendiri yang membuat Amy murung. Amy menyadari ia memang bertindak keterlaluan.

"Sekarang kau sudah tau siapa yang sebenarnya jahat padamu. Tentu kau pasti menyesali ucapanmu pada Jeff bukan?" Becky menduga dan mulai memberikan wejangannya untuk Amy.

Amy diam tak menampik. Sang ibu tiri memang berkata ada benarnya. Ia jelas menyesali sikapnya yang lancang.

Tapi di satu sisi, Amy juga masih menyimpan kegundahan. Amy menerawang sembari berpikir, dengan Jeff yang berada disisinya hanya akan membuatnya terus bersedih.

Bila berbulan-bulan ke depan sebelum memasuki dunia kampus Jeff masih berstatus pengawal pribadi, ia tentu bingung bagaimana akan melewati hari-hari bersama pria itu. 

Amy yang tengah melamun seketika tersadar kala Becky justru memberitahukan satu permintaan padanya.

"Pergilah ke Harold Bakery besok siang. Aku sudah memesankan kue untuk kau antar kepada Jeff" Becky tiba-tiba memberitahukan satu rencana tak terduga yang ia tujukan untuk sang putri tiri. 

THE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang