dor dor dor dor dorSuara lesatan peluru terdengar nyaring berentetan dalam waktu beberapa detik. Bahu sang penembak berguncang teratur diikuti selongsong peluru yang berhamburan di dekat pergelangan tangannya. Setelah selesai mengawasi hasil bidikannya, sang penembak menurunkan tangan yang tengah memegang senjata kemudian menampakkan ekspresi tak terkesan.
"Nice" Pujian justru berasal dari seseorang disebelah. Dave menggumam kagum pada Jeff yang telah menyasar target dengan sempurna.
"Empat puluh empat poin dari lima tembakan beruntun. Tebak siapa yang akan direkrut jadi sniper sebentar lagi?" Dave memberikan sanjungan pada rekan satu profesinya itu.
"Ini baru pemanasan" kata Jeff seakan kurang puas.
"Coba kita lihat Mike" Dave kemudian beralih pada Mike yang tengah berkompetisi dengan Jeff.
"Ah sial. Kurasa usiaku yang tak lagi muda mengurangi ketajaman penglihatanku" Mike mengeluh dari bilik di samping Jeff yang terpisah separator kaca. Hasil menembaknya cukup jauh berbeda dengan Jeff yang membuat Jeff unggul dalam pertarungan satu lawan satu tersebut.
Siang itu para agen rahasia sedang berlatih menembak di markas besar yang masih berada di area residensi kepresidenan. Sebagai pengawal pejabat negara sudah seharusnya para agen rutin berlatih fisik maupun taktis militer.
Dave pun tak mau ketinggalan dan ikut menembak. Walaupun tanpa tekanan karena tak melawan siapapun, tapi tetap saja poin yang didapatkannya bukan yang terbaik. "Ck, aku yang lebih lama menjadi agen saja tak bisa menyaingi bakat alamimu" decak Dave yang masih kalah poin dari Jeff.
Jeff menampakkan senyum miring. "Semua adalah kerja keras" Ia menggumam kecil.
"Hai gentleman"
Percakapan ketiganya terusik oleh satu sapaan yang terdengar feminin.
Jeff cs otomatis menatap lekat sosok yang baru saja memasuki ruang arena tembak.
"Hai agen Watts" Mike balik menyapa penuh semangat saat mengetahui Olivia Watts-lah yang datang menghampiri mereka. Ia lantas melempar kerlingan meledek pada Jeff.
"Ehem" Dave berdehem dan diikuti Olivia dengan satu delikan penasaran. "Ada apa?" Tanya Olivia.
Mike dan Dave kemudian saling tatap seolah sedang memikirkan ide licik. Dan kemudian Mike berkata. "Kebetulan sekali, Jeff baru saja membicarakanmu-" sahut Mike.
"Apa?!" Jeff yang merasa tak melakukan hal yang seperti dikatakan Mike sontak terkejut.
"Aku tidak-"
"Membicarakan aku? membicarakan apa?" Olivia justru memotong perkataan Jeff dan lebih percaya pada omongan Mike.
Mike semakin mengerling jahil. "Yah, tadi kami bertarung. Jeff sempat menyinggungmu. Jika saja si penembak ulung Olivia Watts yang bertanding dengannya pasti akan sangat seru. Jeff memang suka meremehkan kami dan merasa lebih pantas bertanding denganmu" ceplos Mike panjang lebar tak merasa berdosa telah mengarang narasi asal.
"Jangan dengarkan Mike. Dia sedang mengada-ada" Jeff buru-buru menampik.
"Ayolah Jeff, tidak usah menyangkal"
Olivia mengernyitkan dahi lalu tersenyum simpul. "Kalau begitu ayo lakukan!" wanita itu justru terdengar bergairah menyambut cerita fiksi yang dikarang oleh Mike dan tak menghiraukan pembelaan Jeff. Olivia memang dikenal sebagai salah satu agen wanita terbaik di instansi. Dan kemampuan wanita itu bahkan terkadang mengalahkan mereka yang berlawanan jenis. "Kalau aku kalah, aku traktir kau makan malam begitu pula sebaliknya... bagaimana?" ujar Olivia justru menantang Jeff dengan pertaruhan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODYGUARD
RomanceKisah romansa seorang putri presiden bernama Amy Foster yang menaruh hati pada seorang agen rahasia sekaligus pengawal pribadinya, Jeff Carter. Apakah cinta sang tuan putri akan bersambut? Atau tidak sama sekali? 18+ 21+ THE BODYGUARD SEASON I Epis...