.
.Begitu sosok Mike dan Olivia telah menghilang saat menuruni tangga di pojokan lorong, Jeff mulai mempersilahkan Amy memasuki apartemennya.
"Masuklah" Katanya sembari membuka lebar pintu seraya menahannya.
Amy patuh dan mengangkat kaki untuk melintas ke dalam. Ia lalu berhenti demi menunggu Jeff menutup pintu.
"Kau bisa melepaskan mantelmu" Jeff kemudian berkata saat memindai tubuh Amy yang masih tertutupi coat panjang. Ia lalu menunjuk hook mantel yang yang terpasang di dinding.
Amy menurut dan lantas mencopot mantelnya. Ia lalu meletakkannya pada gantungan seperti yang ditunjukkan oleh Jeff.
Jeff sempat mengamati tampilan Amy sepintas setelah gadis itu menanggalkan mantel.
Amy sore itu berpenampilan sopan dengan dress merah marun lengan pendek di atas lutut. Tak ada bagian yang terlalu terbuka, hanya sedikit kerut di dada dan mengekspos tulang belikatnya yang menonjol. Selebihnya gadis itu terlihat seperti hari-hari lain - tampak cantik.
Jeff beringsut dan memimpin Amy untuk memasuki lebih dalam apartemennya.
Amy setia mengekor di belakang. Dan tanpa sepengetahuan Jeff ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia menyadari apartemen Jeff tak begitu besar. Saat telah sampai di ruang utama, ada area santai dengan beberapa set sofa di sisi kiri. Ada dapur mini di sisi kanan dan ada juga meja makan kecil dengan dua pasang kursi yang berhadapan.
Apartemen Jeff terhitung rapi untuk ukuran seorang laki-laki. Dan sangat pas bagi pria bujang seperti Jeff, tak terlalu luas, sempit juga tidak. Bahkan masih terlihat lapang dengan ruang-ruang yang mempunyai fungsi jelas. Dan di area lebih dalam ada dinding yang memisahkan dengan ruangan lain yang nampaknya mengarah ke tempat tidur dan kamar mandi.
"Duduklah" Jeff mempersilahkan Amy untuk duduk di atas sofa berwarna coklat tanah di ruang santainya.
Amy melirik Jeff lalu mematuhi ucapan pria itu. Ia duduk sekaligus meletakkan paper bag berisikan box kue di atas meja sofa. Sementara Jeff tak lantas menemani Amy. Ia justru beralih ke dapur dan membuka pintu kulkas. Jeff kemudian mengambilkan sekaleng cola dingin untuk Amy.
Ia membuka cola tersebut lalu meletakannya di atas meja tepat di hadapan Amy. "Aku tidak punya sedotan" katanya singkat.
Amy masih diam dan tidak merespon kebaikan hati Jeff yang memberinya minuman selamat datang.
Sementara itu, Jeff lalu memutuskan duduk pada sofa single di sisi kanan Amy. "Apa kau hanya akan diam disana dan melamun?" Jeff berucap gemas. Ia sedari tadi terus berusaha memecah keheningan tetapi Amy malah belum balik merespon.
Amy menarik nafas panjang hingga akhirnya sedia bersuara. "Mom ingin aku mengantarkan ini-" katanya lalu mendorong box kue agar sampai di hadapan Jeff.
Jeff tak perlu menanyakan isinya karena sudah jelas apa yang mungkin terdapat dalam sebuah paper bag bertuliskan nama toko bakery.
"Terima kasih-" Jeff membalas ramah. "Sampaikan itu ke ibumu" namun intonasinya justru berganti datar dan hanya menyinggung ibu tiri Amy.
Nyali Amy sedikit ciut saat mengetahui Jeff bersikap dingin padanya.
"Ada lagi?" tanya Jeff.
Amy memangku tangannya dengan bibir mengatup rapat. Ia meremas-remas jemarinya dan menunduk. Ia belum bisa mengumpulkan tekad untuk bicara blak-blakan pada Jeff.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODYGUARD
Storie d'amoreKisah romansa seorang putri presiden bernama Amy Foster yang menaruh hati pada seorang agen rahasia sekaligus pengawal pribadinya, Jeff Carter. Apakah cinta sang tuan putri akan bersambut? Atau tidak sama sekali? 18+ 21+ THE BODYGUARD SEASON I Epis...