Entah kenapa dengan wanita itu hari ini sepertinya ia sedang buru buru mencari sesuatu. Kini ia beralih ke meja riasnya dan memoleskan sedikit bedak juga lipcream di bibir yang tidak terlalu kecil itu namun kelihatan sangat indah beserta alis tebal dan mata bagus juga bulu mata lentik.
Brughhhh
"Yah pake jatuh segala nih buku" sesegera mungkin dia mengambilnya dan merapihkan nya ke dalam totebag yang ia kenakan."Yaampun sayang kenapa sih buru buru banget?" mendengar ada yang berbicara lantas dia pun menoleh setelah merapihkan buku kedalam tas nya. Iya dia adalah Khilma yaitu ibu nya.
"Mah aku lagi buru buru" ucapnya yang langsung melahap sepotong roti yang sudah di siapkan ibunya dimeja makan.
"Makan nya sambil duduk Fara" sontak teguran ibunya membuatnya langsung melahap habis roti itu tapi kini dengan keadaan duduk.
"Shila mana mah?" Tanyanya dengan keadaan mulut yang masih penuh dengan roti.
"Kayanya masih siap siap dikamar nya" ucapnya "biar mamah panggilin dulu setelahnya Khilma yang hendak melangkah itu terhenti kala anaknya berbicara lagi. "Gak usah mah Fara duluan aja nanti biar Shila sama papah aja ya pah?" Lirihnya ketika melihat keberadaan papahnya yang hendak menuju meja makan.
"Fara duluan ya pah, mah kalo bareng Shila nanti Fara bisa bisa telat" lirihnya lagi ketika sang papah yang hendak membuka mulut nya untuk protes. "Assalamu'alaikum" kini ia benar benar pergi setelah mencium lengan kedua orangtuanya.
"Pah mau makan pake apa?" Tanya istrinya yang hendak mengambilkan nasi beserta lauk nya.
Awalnya Tama hanya ingin makan roti pagi ini tapi melihat istrinya yang sudah susah payah memasak jadi ia memutuskan untuk makan nasi saja demi menghargai masakan sang istri. "Sama itu aja" tunjuk Tama pada lauk yang terletak di paling ujung itu.
Baru saja suami istri ini melahap makanan nya, kini sudah ada keributan yang tak lain dari Shila putri bungsunya.
"Mah kak Fara mana kok gak ada dikamar nya?" Tanyanya panik dengan nafas ngosngosan. "Kak Fara udah berangkat ya mah?" Tanyanya lagi kini hanya menatap ibunya seorang. Dan Khilma hanya mengganguk karena dia masih mengunyah nasi nya.
"Mah Shila berangkat gimana dong?" Dan lagi lagi pertanyaan nya tidak dijawab oleh Khilma yang hanya mengangkat kedua bahu nya lalu memberi isyarat mata yang melirik pada suaminya.
"Pah Shila berangkat sama papah ya?"
"Iyaa" jawab Tama yang masih mengunyah nasinya. "Sekarang kamu duduk makan dulu, mamah mu udah masak banyak tuh" suruh nya pada sang anak yang masih saja berdiri di pinggir nya.
Mata nya melotot setelah melihat jam ditangan nya yang menunjukan beberapa menit lagi dia akan telat kelas pertama "papah Shila udah mau telat nih ayo pah berangkat sekarang"
"Iya bentar papah abisin makan dulu ini tanggung" ucap Tama.
"Iya sayang kamu juga makan dulu nih" kini Khilma yang berbicara dan hendak mengambilkan sepiring nasi untuk anak nya tapi di cegah langsung oleh Shila.
Tangannya mencegah Khilma yang mencekal piring dengan gelengan kepala ia mencegah mamahnya untuk mengambilkan nasi "gak mah gaakan keburu makan". Kini ia berlari menjauh dari kedua orangtuanya dan mendekati lemari kecil yang diatasnya tersimpan beberapa hiasan juga foto keluarga berserta foto ayahnya yang mendapat beberapa penghargaan kemiliteran.
"Pah aku gak jadi berangkat bareng papah ya?" Ucapnya yang membuat Tama mengerutkan alisnya.
"Loh kenapa?"
Ibunya menatap bingung "emang siapa yang mau jemput kamu?"
Shila menunjukan kunci yang ia genggam dan setelahnya dengan buru buru ia mencium tangan kedua orangtuanya "Shila pamit ya mah,pah assalamualaikum" kini ia berlari menuju mobilnya sebelum ia benar benar akan telat karena harus dapat omelan dari Khilma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perwiraku🖤 | On Going
Teen FictionHaii.. kenalin aku Revina Farasyita Nasution, semua manggilnya Fara. Ayah pindah tugas dari Surabaya ke Bandung dan disinilah aku memulai kisah baruku. Ternyata tidak gampang dengan orang baru juga hal baru, tetapi begitulah hidup, kita akan selalu...