BAB 10, humairah?

453 15 0
                                    

"kau ingin membunuh seseorang ha!!" ucap nya marah ketika telah mengetahui ada seorang pria dengan wajah babak belur dan sudah kehilanggan nyawa.

"DIA PRIA BRENGSEK!! DIA MAU AMBIL MAHKOTANYA KAKAK TANISHA BANG!!" ucapnya sambil menenangkan dirinya

Ia melihat tubuh tanisha yang acak-acakkan serta air mata yang terus menggalir.

~♥~

"apakah itu benar tanisha?" tanyanya dengan suara beratnya abyan sudah melihat merah padamnya wajah pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"apakah itu benar tanisha?" tanyanya dengan suara beratnya abyan sudah melihat merah padamnya wajah pria itu.

Dengan tubuh yang bergetar serta air mata Tanisha trus saja membasahi area wajahnya ia takut dengan keluarganya apa lagi sudah berhubungan pada dirinya, ia ragu untuk menjawab pertanyaan dari sang abang ia sungguh benar-benar takut.

"jawab abang tanisha!" dengan penuh tekanan

"JAWAB!" mata rayen begitu merah serta mukanya, urat-urat yang berada di lehernya begitu jelas terlihat.

Rayen memang memiliki sikap seperti itu ia sungguh menjaga keluarganya hingga jika ada yang sudah menggangu keluarganya pastikan hidup mereka tidak akan damai.

Ia memiliki sikap kerja keras,egois, berwibawa dan bertanggung jawab,maka itu ia sangat menjadi sosok yang sangat di idam-idamkan oleh para wanita tetapi di sayangkan belum ada satu pun wanita yang masuk dalam ketegori hatinya.

Sungguh terasa mulutnya kelu saat ini ketika ingin menjawab pertanyaan dari abangnya itu
"Hiks...m-maaf a-abang hiks... M-maafin tanisha" masih dalam tanggisanya tanisha pun semakin keringat dingin, apalagi sabng abang saat ini menatapnya dengan amat sangat tajam.

Tanisha menutup semua tubuhnya dengan selimut, menggenggam selimutnya sekuat mungkin itulah yang di lakukan tanisha saat ini.

Tiba-tiba saja sang abang menaiki kasurnya dan memeluk dirinya, tanisha yang terasa hangat dan kaget dengan adegan tiba-tiba itu ia pun menanggis sekuat mungkin di pelukan sang abang.

Rayen tau sekali dengan apa yang di perlukan sang adik,ia juga perlu penjelasan dari sang adik, maka dari itu ia langsung memeluknya sambil menggosok pelan belakang punggung tanisha serta ciuman hangat untuk puncak kepala tanisha, hingga tanggisannya pun mereda.

"sudah? Sudah tenang dek?" suaranya yang biasanya terdengar berat serta dinggin dengan seseorang, tetapi kini tidak suaranya lembut dan halus rayen memang sungguh peka dengan ke adaan di sekelilingnya, ia selalu ada jika seseorang membutuhkan pelukan hangat serta bahu untuk bersandar.

Tanisha pun mengangguk menjawabnya yang artinya iya.

"jadi, gimana ceritanya? Hm?" dengan perlahan dan lembut rayen menanya kan tentang kejadian itu.

GUS FAIZ UNTUK TANISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang