BAB 16, ??

337 13 0
                                    

"ya... Kata dokter kemungkinan besok pagi" ucap umi raisya sedangkan abi muqtar ia tenggah memakan apel yang baru saja di kupas oleh istrinya itu, sambil menonton siaran bola.

"yaah..." lesu faiz.

"eh abi, faiz udah boleh ga kasih tau tanisha yang sebenarnya?"

....~♡~....

"makan dulu nak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"makan dulu nak... Sesuap aja" pujuk bunda maisha kepada anak gadisnya itu yang sudah berstatus menjadi istri orang.

Tanisha tidak ingin memakan sarapan ia memanyunkan bibirny sambil mengeleng-gelengkan kepala, sarapan yang ada di rumah sakit itu tidak lah enak bagi tanisha rasanya hambar.

"tanisha ga mau bunda...ga enak" rengeknya lirih.

"sesuap aja ya..." pujuk bunda lagi. Nth sudah keberapa kalinya bunda maisha membujuk putrinya ini.

TOK TOK TOK!

"assalammualaikum" ucap seseorang dari balik pintu.

"waalaikumsalam, ya...sebentar" bunda maisha pun menaruh mangkuk bubur di atas nakas rumah sakit.

Tanisha pun yang tadinya duduk, merebahkan tubuhnya lagi menghadap ke arah jendela dengan baju rumah sakit, hijab instan yang berwarna abu-abu, dan muka yang cukup pucat.

CEKLEK!

Pintu pun terbuka, menampakkan seorang pria yang membawakan dua kantong keresek yang ber isi martabak manis yang satu ber isi coklat, dan yang satunya ber isi keju susu.

Pria tersebutpun menyalimi tangan kanan bunda maisha.

"gimana bun? Apa kata dokter tadi?" tanya pria tersebut.

"alhamdulillah, katanya tanisha sedikit membaik"

"alhamdulillah"

"lihat tu istri kamu, marajuk ga mau makan dia" bisik bunda maisha

Faiz pun mengelengkan kepalanya.

by the way di ruangan itu cuman ada Faiz, Bunda maisha, sama Tanisha doang. Di karenakan ayah arshaka ada urusan d kantornya.

"oh ya bun ini" ucap faiz memberikan dua kantong kresek itu kepada bunda maisha.

Tanisha yang merasa terusik, membuka matanya.

"hm... Enaknya martabak ni..." goda bunda maisha, ia tau sekali bahwa tanisha sangat menyukai martabak manis.

Tanishapun melirik sedikit ke arah bundanya itu. Ia tau kalau bundanya sedang menggodanya dengan sepotong martabak.

Tes

Tak terasa air liurnya menetes begitu saja, ia melihat bunda memakan martabak itu merasa bahwa martabak itu pasti enak sekali.

GUS FAIZ UNTUK TANISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang