Tampa menjawab lelaki tersebut pun langsung menendang ke arah vania, tapi vania langsung mengelak tendangan dari lelaki tersebut. Dengan kesempatan yang ada ia langsung memelintir tangan lelaki itu lalu menekuk lutut nya dengan tenaga wanita itu ia langsung menerungkupkan badan lelaki tersebut.
...~♡~...
Di saat vania membuka topeng lelaki terseput, tanisha langsung membelalakkan matanya "bang zayn!!" suara bronton dari seorang pria di belakang tanisha, dengan membawa tiga santri laki-laki yang setia menjaga pandangannya.
Lelaki yang bernama zayn pun menoleh ke arah sumber suara namun ketika ia mengetahui seseorang itu langsung memutar matanya malas.
"antar bang zayn ke ndalem" suruh faiz, ya lelaki yang meneriaki zayn ialah faiz.
🕊🕊🕊
Dua pria dan dua wanita tengah duduk di sofa ruang tamu ndalem di mana mereka berempat menunggu kiayi muqtar yang katanya sedang ada rapat di pesanteren.
Dan tampak salah satu mereka telah mengeluarkan keringat dingin karna ia telah berjanji tidak akan memijakkan kakinya ke pesantren al-a'mar ini namun, ia malah di seret dan di bawa ke ndalem di mana baginya bagaikan neraka yang sangat-sangat panas,dan kejam.
Sudah satu setengah tahun ia tak menampakkan dirinya di rumah ini, tampaklah seorang pria yang memakai imamahnya, baju sorban berwarna putih, serta tongkat yang membantunya untuk berjalan, umurnya memang tak muda lagi namun, perjalanan dakwahnya sangat lah kuat dengan keimanannya.
Kiayi muqtar pun mendudukkan dirinya di sofa singel yang terbilang cukup besar.
"apa kalian sudah sholat?" tanya kiayi muqtar pertama kali yang ia ucapkan.
Faiz,tanisha, dan vania pun menganggukkan kepala mereka masing-masing meng-iyakan pertanyaan kiayi muqtar. Namun, tidak dengan zayn.
"mengapa kamu belum sholat anak muda?" tanya kiayi muqtar dengan suaranya yang lembut.
"tidak" ucapnya ketus.
"kenapa? Padahal saya melihat kamu baik-baik saja tidak ada yang cacat sedikit pun"
"atau ada luka dalam? Apakah gadis yang di depan mu itu terlalu kuat memukul mu hingga ada luka dalam yang serius?"
"jika benar, lemah sekali kau" lanjut kiayi muqtar dengan smriknya hanya untuk menjahili anaknya.
"ga, gw ga lemah!!" ucapnya dengan penuh tekanan, ia tidak suka sekali jika ada yang mengatakan dirinya lemah ia benci kata-kata itu.
"lalu, mengapa kamu tidak melaksanakan sholat?" tanya kiayi muqtar lagi, sedangkan lelaki yang ia ajak berbicara itu hanya diam dan menunduk.
Kiayi muqtar pun menghela nafas berat "mana tasbih yang saya kasih kepada mu?" tanya kiayi muqtar menanyakan tasbih yang ia berikan, agar anak nya itu selalu ingat untuk ber zikir ke pada allah.
Pria itu hanya diam dan menunduk sambil menginggat-ingat lagi benda itu, ia saja tidak tau jika benda itu tidak ada lagi di tanggannya dan ia baru sadar bahwa benda itu telah hilang "hilang" jawabnya singkat.
"sholat lah, lalu temukan abi di ruang kerja" ntah apa yang abinya itu bahas, ia hanya bisa mengganguk patuh kepada sang ayah walaupun batinnya merasa jengkel.
🍒🍒🍒
Zayn pun telah melakukan sholatnya di temani oleh adik tirinya ini faiz, di suruh oleh abi muqtar. Sebelum sholat tadi zayn sudah terlebih dulu membersih kan tubuhnya baru melaksanakan sholat walaupun tidak di mesjid melain kan kamar yang sudah lama sekali ia tinggalkan.
Ia pun memasuki ruangan yang tak telalu besar itu dengan jelas ia melihat abinya tengah berkutat dengan berkas-berkas yang ada di tangannya.
"bagaimana?" tanya abi muqtar yang masih setia dengan komputernya.
Pria itupun kebinggungan, bagaimana apanya?
"apa kamu ada berniat untuk menganti tasbih itu?" zayn pun tercengoh mendengar perkataan abinya itu, oh ayolah itu hanya tasbih biasa, lagi pula pakai apa ia menganti tasbih itu apa artinya, hingga ia merampok hasil dari pedagang yang ada di pesantren. Berarti ia sedang bokek! Alias tidak ada uang sepeserpun.
Zayn pun menggelengkan kepalanya "gw ga ada uang" ucapnya santai.
......
Vania telah pulang ke asramanya, sedangkan tanisha dan faiz pergi ke kamar mereka.
Tanisha pun bersender di kepala ranjang seperti memikirkan sesuatu, ia tersadar ketika mendengar suara serak bronton dari suaminya itu.
"ekhem, mikirin apa sih humairah mas, hm?" tanya faiz yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"g-ga" ucap tanisha dengan gugup.
"masa sih, mas ngeliat nya kayak lagi mikirin sesuatu" ucap faiz sambil mendudukkan dirinya di pingir kasur.
"mas, aku ingin sedikit cerita sama kamu. Tapi kamu jangan marah ya"
....~♥~....
Assalamualaikum ≧∇≦
Maaf kalau banyak typo
Jangan lupa vote end comment ya (๑・ω-)
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS FAIZ UNTUK TANISHA
Teen FictionYuk ikuti alur kisah percintaan tanisha dan gus faiz di sini!, masukan ke perpustakaan kalian, dan ke reading list kalian, dan...jangan lupa berikan votement dari kalian untuk cerita ini!! (^_^) thank you and happy reading everyone>_<