Eps. 20 - What's Next?

139 36 6
                                        


Kamis, 8 Agustus 2019

"Gimanapun, agenda klub kita harus tetap berjalan. Pak Nathan pasti pengin kita suksesin festival tahunan sesuai dengan apa yang kita sudah persiapkan," jelas Alika sembari menatap satu-persatu anggota klub Levinema di ruangan itu.

Suasana berkabung atas kematian Jonathan masih sangat terasa di antara anggota Klub Levinema. Selama rapat berlangsung, semua anggota hanya fokus pada hal-hal penting yang berhubungan dengan kegiatan mereka. Tidak ada pembahasan di luar itu. Bahkan perdebatan yang biasa terjadi antara Kiev dan Dinka tentang teknis pelaksanaan kegiatan ataupun hal-hal sepele juga tidak terjadi.

"Semua tetap fokus ke tugas masing-masing. Terutama Dinka dan Kiev, karena Festival Levinema udah makin dekat. Oke?" Alika mempertegas sekali lagi perintahnya itu.

"Oke, Kak," jawab Dinka dengan anggukan lesu.

"Siap," sahut Kiev yang duduk di samping Dinka dengan singkat.

Dua panitia inti Festival Levinema itu hari ini duduk bersebelahan atas perintah Alika untuk memudahkan diskusi.

Alika pun akhirnya mengakhiri rapat sore hari itu setelah memberikan sedikit kata-kata penutup. Semua anggota klub segera mengemasi perlengkapan mereka dan satu-persatu mulai meninggalkan basecamp.

Di tengah-tengah keriuhan anak-anak yang sedang bergantian keluar dari ruangan, Kiev dan Dinka yang berada di barisan kursi yang sama, secara bersamaan mendengar dua orang teman mereka yang berkasak-kusuk saat berjalan melewati belakang mereka.

"Gue masih belum tahu, Pak Nathan meninggal kenapa," tanya seorang dari mereka.

"Kata Pak Hendra karena sakit. Tapi sakit apa ya mendadak gitu meninggalnya," jawab seorang lainnya. "Sakit jantung kali, tapi Pak Nathan kan masih muda. Masa udah kena jantung," lanjutnya.

Setelah mengucapkan kalimat itu. Kedua orang itu pun berlalu keluar dari basecamp. Refleks, Kiev menoleh ke arah Dinka yang juga langsung disadari oleh cewek itu. Tatapan mereka bertemu sesaat sebelum akhirnya Dinka mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Dalam waktu singkat itu, meski tanpa kata-kata atau kode apa pun, Kiev dan Dinka sama-sama mendengar apa yang dua temannya itu bicarakan, dan hal itu sama-sama mengusik pikiran mereka. Berita simpang siur tentang kematian Jonathan yang tidak jelas ternyata menjadi pembicaraan para murid.

Ketika hampir semua anggota Levinema sudah keluar dari basecamp, Dinka menghela napas panjang sambil meletakkan pensil yang sedari tadi di pegangnya ke meja dengan kasar.

"Kenapa?" tanya Ale dari kursinya di seberang Dinka sembari merapikan laptop.

Dinka tidak menjawab. Cewek itu malah mengemasi barang-barangnya di meja untuk dimasukkan ke ranselnya.

"Ke mana, Din?" tanya Kiev ketika Dinka bangkit dari kursi sambil membawa tasnya.

"Kenapa emangnya?" sahut Dinka ketus. Cewek itu memutari meja rapat kemudian menghampiri Ale.

Kiev hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya gara-gara respons Dinka. Cowok itu tidak mengambil hati jawaban Dinka yang ketus karena perhatian cowok itu segera berganti pada JS dan Rissa yang secara bersamaan hendak keluar dari basecamp.

"Mau ke mana kalian?" seru Kiev.

"Balik," jawab Rissa pelan. Cewek modis yang selalu ceria itu tampak lesu dan tidak seperti biasanya.

"Lo juga Je?" tanya Kiev pada JS yang mengekor Rissa.

"Mau ngapain lagi emang?" JS balik bertanya.

"Serius kalian mau bubar gitu aja? Kalian mau kayak yang lain, nggak peduli lagi sama masalah ini?" tanya Kiev menggebu-gebu sambil mengetuk-ngetukkan telunjuknya ke meja.

SPOILERWhere stories live. Discover now