Gang Rambo
Kamis, 1 Agustus 2019
"Adrianno Kiev, lo nggak bisa kabur sekarang!" ujar Si Pembawa Tongkat Kasti sambil menyeringai.
Sial!
Kiev mundur selangkah. Selangkah lagi. Semakin dia mundur, ketiga remaja itu semakin mendekat padanya hingga Kiev bisa melihat dengan jelas nama yang terpampang di seragam mereka.
Itu Bara Orion. Baron! Dia kan anak kelas dua belas, batin Kiev.
Di belakang Baron, dua lainnya bernama Nando dan Eki. Mereka bertiga adalah kakak kelas Kiev dan JS di SMA Lentera Victoria.
Kiev mengangkat dua tangannya ke atas. "Sory, ini ada apaan ya?" tanya Kiev dengan hati-hati. Cowok itu benar-benar kebingungan. Setahunya, dia tidak pernah merasa punya urusan dengan Baron dan gengnya. Bahkan dia cukup terkejut ketika Baron mengenalinya.
Apa jangan-jangan JS yang punya masalah sama mereka?
Sebisa mungkin Kiev mengatur napasnya agar tidak terlihat ketakutan. Padahal jantungnya sudah berdebar tidak keruan.
Baron tidak menjawab pertanyaan Kiev. Cowok berwajah sangar itu malah kembali mengayunkan tongkat kastinya ke dinding, membuat Kiev refleks mundur selangkah lagi hingga sepatu kirinya menginjak sebongkah batu kecil, membuat tubuhnya oleng dan hampir jatuh. Kalau saja gagal menguasai diri, dia pasti sudah terpelanting ke belakang.
Sial.. sial.. ternyata spoiler itu bukan nasib JS, tapi nasib gue sendiri. Siaaal!
Kiev mundur lagi selangkah sambil mengumpat-ngumpat dalam hati.
"Nggak bisa ke mana-mana kan lo? Sekarang giliran lo yang gue gebukin kayak temen lo tadi."
Hah? JS juga digebukin?
"Tunggu! Ini ada apaan, gue nggak ngerti masalahnya!" seru Kiev. Keringat dari pelipisnya mulai mengalir lagi.
"Bilang sama temen lo, jangan ikut campur urusan orang," ucap Baron dengan suara beratnya.
"Gue nggak ngerti sama sekali urusan lo sama JS," jawab Kiev.
"Nggak usah banyak bacot lo! Nando, Eki, hajar!" perintah Baron.
Kiev yang sadar bahwa dirinya tidak pandai berkelahi sudah siap untuk menutup mata dan mengangkat kedua lengannya untuk melindungi diri, tetapi tiba-tiba terdengar suara teriakan dari ujung gang di belakang Kiev.
"KIPLI LARI!"
Kiev sontak menoleh. Di ujung gang, dia melihat JS menunggunya.
"Buruaaan! Begooo!" teriak JS lantang.
Sedetik kemudian Kiev baru sadar. Dengan cepat cowok itu berbalik badan kemudian berlari keluar dari Gang Rambo sambil berteriak sekencang-kencangnya menyusul JS.
"Kabuuuur!"
Baron membelalak. "Jangan lari lo!" seru cowok itu diikuti dengan sumpah serapah seluruh isi kebun binatang.
Kiev lari sekuat tenaga hingga akhirnya berhasil menyusul JS. Napas cowok itu terengah-engah. Belum habis rasa letihnya gara-gara harus berlarian tadi, kini dia masih harus kembali berlari menyusuri trotoar yang padat karena dikejar preman sekolahnya.
Kiev yang tidak kuat berlari lebih kencang lagi pun mengurangi laju larinya sembari menoleh ke belakang untuk memeriksa apakah Baron dan gengnya masih mengejar mereka atau tidak.
"Jangan nengok, lari terus!" perintah JS.
"Gue capek, Bego!" protes Kiev.
"Gue juga! Tapi gue nggak mau digebukin lagi!" seloroh JS.

YOU ARE READING
SPOILER
Mistério / SuspenseKIEV tiba-tiba bisa melihat spoiler kejadian yang akan datang lewat proyektor tua milik kakeknya yang dia bawa ke pameran Klub Film sekolah. Awalnya menyenangkan, sampai akhirnya Kiev melihat spoiler kematian Jonathan, guru pembina Klub Film Levinem...