Eps. 25 - The Bullies

131 39 9
                                    



Sabtu, 10 Agustus 2019

Di SMA Lentera Victoria, siapa yang tidak mengenal Bara Orion Saputra. Cowok yang lebih sering dipanggil Baron tersebut dikenal sebagai siswa yang paling ditakuti dan dihindari oleh para siswa lainnya, terutama para junior.

Baron selalu dikawal oleh dua anak buah setianya yaitu Eki dan Nando. Mereka sering mengganggu dan merundung anak-anak yang lemah, membuat masalah dengan guru, bahkan sampai melakukan perusakan-perusakan fasilitas sekolah.

Namun, cowok itu selalu lolos dari hukuman berat dari sekolah. Menurut rumor yang beredar peran orangtua Baron yang kaya raya dan salah satu donatur tetap Yayasan Lentera Victoria membuatnya tidak pernah mendapatkan hukuman berat dan tidak tersentuh sedikitpun meski kenakalan yang dilakukan Baron sudah keterlaluan.

Bahkan ketika Baron pernah secara sengaja memecahkan peralatan-peralatan laboratorium ketika berkelahi dengan siswa kelas dua belas di tahun pertamanya masuk SMA LV, dengan mudahnya cowok itu lolos dari skors dan masalah langsung dianggap selesai begitu orangtua Baron mengganti kerugian atas kerusakan-kerusakan di laboratorium. Privilese seperti itu yang membuat kenakalan cowok itu semakin lama semakin menjadi-jadi.

Baron dan anak buahnya juga sering merundung anak-anak lemah hanya dengan alasan mood-nya sedang buruk. Jika seseorang yang dirundung Baron dan anak buahnya melapor ke pihak sekolah, mereka hanya akan memanggil Baron dan anak buahnya ke kantor BK, setelah itu sudah. Mereka bisa dengan bebas kembali bertingkah di sekolah seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Akan tetapi, siswa yang melapor tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. Dia akan dicegat dan dipukuli lebih parah oleh Eki atau Nando, tentu saja atas perintah Baron dan dijadikan bulan-bulanan di sekolah. Karena itu, siapa pun yang terkena sial dan berurusan dengan Baron akan lebih memilih diam daripada melapor tetapi akan mendapatkan perundungan yang lebih parah daripada sebelumnya.

Namun, beberapa bulan belakangan ini, tiba-tiba Baron banyak berubah. Cowok itu tidak lagi berakting tengil dan sok jagoan lagi. Cowok itu juga tidak lagi mencari gara-gara dengan sengaja pada guru-guru atau siapa pun di sekolah hanya untuk iseng belaka atau hanya karena mood-nya sedang buruk.

Meski begitu, perubahan tersebut bukannya karena Baron berubah menjadi remaja yang lebih baik. Justru Baron berubah jauh terlihat lebih menakutkan dibanding sebelumnya. Dia jadi lebih sering marah, sensitif, dan tidak segan-segan menghajar orang yang berani menyampuri urusannya saat itu juga. Salah satunya seperti apa yang dia lakukan pada JS beberapa waktu lalu di Gang Rambo.

Jam istirahat sekolah hari ini, seperti hari-hari biasanya, Baron bersama Eki dan Nando tengah mengobrol di depan kelas mereka, XII IPS 3. Tiga berandal terkenal di SMA LV itu terlihat sedang membicarakan sesuatu dengan serius.

Tiba-tiba percakapan serius mereka terhenti ketika Eki melihat sesuatu datang dan menarik perhatian.

"Ron, Ron, Ron. Lihat siapa yang ke sini," bisik Eki sambil menunjuk ke arah belakang Baron.

Baron pun langsung menoleh ke belakang punggungnya karena penasaran dengan apa yang dimaksud Eki. Cowok itu mengembuskan napasnya kasar begitu melihat siapa yang tengah berjalan di koridor kelas dua belas menuju ke arahnya.

Kiev dan JS.

Sontak Baron langsung membuang pandangannya sambil berdecih.

"Tumbenan dua kunyuk itu lewat sini. Berani bener dia lewat koridor anak kelas dua belas! Kita cegat nggak, Ron?" seloroh Nando sambil mengepal-ngepalkan telapak tangannya.

"Nggak usah," jawab Baron cepat. Nada suara cowok itu terdengar tenang, begitu juga dengan ekspresinya, tidak menampakkan emosi apa pun.

Nando dan Eki saling berpandangan mendengar jawaban tidak biasa dari bosnya itu. Eki mencoba protes. "Kita biarin aja? Nanti mereka jadi ngelunjak—"

"Gue bilang, biarin aja!" seru Baron tegas, membuat Eki dan Nando langsung terdiam.

Baron pun memutar tubuhnya menghadap ke koridor agar bisa berhadapan langsung dengan Kiev dan JS ketika dua adik kelas yang dibencinya itu melewatinya nanti. Cowok itu penasaran dan ingin tahu apa yang hendak dilakukan oleh dua orang itu.

Di SMA LV terdapat peraturan tidak tertulis bahwa siswa kelas sepuluh dan sebelas dilarang melewati koridor di gedung kelas dua belas seenaknya. Jika ada yang punya nyali melewati koridor itu, jangan salahkan jika dia akan habis dikerjai atau dijahili oleh kakak-kakak kelas mereka.

Dan kali ini Kiev dan JS seolah sengaja melewati koridor terlarang itu untuk memancing Baron. Baron bisa merasakan itu. Ini pasti ada hubungannya dengan kejadian kemarin sore di rooftop.

Mereka pasti tahu kalau kemarin itu gue...

Mereka sengaja ke sini mau nyamperin gue...

Meski sudah menyamar dengan mengenakan pakaian serba hitam, memakai masker, dan menggunakan topi, rasanya mustahil mereka tidak mengenali dirinya. Apalagi ketika dia sempat menendang perut JS ketika cowok itu merebut ponselnya kemarin. Mata Baron dan JS sempat bersirobok. JS pasti tahu kalau itu adalah dirinya.

Memikirkan kejadian kemarin sore, tanpa diduga jantung Baron berdegup kencang. Cowok itu sampai menepuk-nepuk dadanya untuk meredakan degupannya. Dia benci merasakan perasaan seperti ini. Apalagi terhadap anak-anak ingusan yang biasanya jadi sasarannya.

Namun, Baron juga sangat penasaran pada adik-adik kelasnya itu. Apa yang akan mereka coba lakukan padanya? Apakah mereka berani menginterogasinya sekali lagi seperti ketika mereka dipanggil ke ruang kepala sekolah? Apakah mereka belum kapok dihajar olehnya?

Saatnya tiba, Kiev dan JS pun akhirnya sampai di depan Baron, Eki, dan Nando. Tangan Baron sudah terkepal di samping tubuhnya, bersiap-siap kalau saja anak-anak itu berani melakukan macam-macam padanya. Eki dan Nando pun sudah siap pasang badan di samping Baron sambil memasang tatapan mengancam pada dua adik kelasnya itu.

Namun ternyata, Kiev dan JS berjalan dengan santai dan melewati Baron, Eki, dan Nando begitu saja. Bahkan mereka melirik pun tidak. Dua cowok itu melangkah dengan tenang seolah-olah tidak ada siapa pun di sana.

Baron terkesiap. Tidak hanya jantungnya yang berdegup semakin cepat, tetapi juga darahnya kian mendidih.

Kiev dan JS jelas-jelas ada di rooftop dan memergoki Baron kemarin. Baron juga yakin mereka pasti membicarakannya ketika mereka berada di minimarket semalam. Dan sekarang, mereka berakting seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Mereka berjalan melewati Baron seolah-olah Baron tidak ada di sana dan mereka sedang tidak terlibat di kasus yang sama.

Sementara Eki dan Nando sudah mengumpat-umpat karena dianggap tidak terlihat oleh Kiev dan JS, Baron malah tersenyum sinis sembari menatap punggung Kiev dan JS yang menjauh hingga mereka menghilang di ujung koridor.

Oh gitu..., batin Baron kemudian. Senyum sinis di wajahnya berubah menjadi kekehan pelan yang menyeramkan.

Lo semua pasti sedang merencanakan sesuatu kan?

Lo semua... pasti sengaja mempermainkan gue...

***

Author's Note:

Dear, Spoilers.

Saatnya mengenal Baron lebih dekat. Menurut kalian, Baron terlibat apa pada kematian Pak Jonathan? Anak ini sus juga keknya yaaa

Btw, jangan lupa ya untuk selalu klik vote buat dukung SPOILER, dan share cerita ini ke temen-temen kamu ya, biar mereka ikutan baca.

Sampai ketemu di Episode selanjutnya ^^

See yaa!

Spoilove,

Lia Nurida

Buat yang pengin baca cerita aku lainnya atau kenalan dengan aku secara lebih dekat, bisa langsung follow media sosial aku berikut ini:

Wattpad: @lianurida

Instagram: @lianurida

Rakata: @lianurida

#MizanWritingBootcamp2022 #MarathonSpoiler #SpoilerNovel #KepoinSpoiler #MWBRakata

SPOILERWhere stories live. Discover now