"Ibu dan ayah....."
'Aku merasa menyesal telah membencinya sampai sekarang. Ketika aku membuka mulut untuk mengatakan sesuatu untuk menghiburnya, tiba-tiba aku mendengar suara dingin dari belakangku.'
"Apa yang terjadi di sini?"
'Itu adalah suara yang sangat dingin. Jelas, aku tidak mendengar siapa pun mendekat, tetapi dia mendatangi dan menatapku dengan tajam.'
"Saya merasa terhormat bertemu dengan Matahari Kekaisaran, Yang Mulia."
"Jieun, ada apa? Kenapa kamu menangis?"
"Ru."
'Rublis Camaludin Shana Castina.
Ru? Aku tersenyum hampa mendengarnya. Selama enam belas tahun terakhir, aku bahkan tidak diizinkan untuk memanggil namanya, tetapi Jieun memanggilnya dengan nama panggilannya dengan begitu mudah.'"Apa yang kau lakukan pada Jieun? Apa yang kau katakan hingga membuatnya menangis seperti ini? Kenapa dia menangis?"
"Yang Mulia?"
'Aku merasa itu tidak adil. Kenapa dia menyalahkanku terlebih dahulu? Apa yang telah kulakukan padanya?'
"Tidak, Ru. Tia tidak melakukan apapun padaku. Aku hanya menangis karena merindukan keluargaku."
".. Oh, aku mengerti, Jieun, pergilah dan beristirahatlah. Aku akan segera menyusulmu."
'Aku merasa pahit saat melihatnya menatap Jieun dengan lembut. Hatiku hancur ketika aku melihatnya menenangkan Jieun dengan suara hangat yang belum pernah aku dapatkan. Aku meneteskan air mata saat melihatnya dengan sedih, memandang Jieun seolah dia merasa wanita itu begitu cantik.'
'Bahkan ketika dia menatapku dengan dingin penghinaan dan senyum sinis setelah dia pergi, aku menundukkan kepalaku tanpa memberitahunya bahwa aku sakit hati.'
"Ku peringatkan kau," katanya.
"Maaf? Yang Mulia?"
"Jangan dekati Jieun. Dia lembut dan polos. Dia bukan tipe wanita yang bisa kau ganggu."
"Yang Mulia."
'Hatiku sesak saat dia memarahiku seperti itu.'
"Apakah kau pikir posisi Permaisuri adalah milikmu? Tidak mungkin. Kamu pernah dihormati sebagai calon Permaisuri karena aku salah menafsirkan ramalan. Itu awalnya diperuntukkan bagi Jieun, bukan kamu."
"... "
"Aku memaafkanmu kali ini. Tapi jika ini terjadi lagi, aku akan menangkapmu."
"Saya akan mengingatnya, Yang Mulia."
'Aku sangat sakit hati ketika dia berbalik dengan dingin setelah memperingatkanku. Apa yang telah kulakukan pada Jieun? Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya mencoba untuk mengerti Jieun.'
"Oh, Anda di sini.!" Kepala pejabat istana menghampiriku.
"Apa ada masalah?"
"Saya sudah lama mencari Anda karena ada beberapa dokumen yang harus segera Anda tandatangani. Karena Kaisar tidak ada di tempat, kami tidak dapat menangani banyak hal.. "
"Benarkah? Aku mengerti. Ayo kita kembali."
'Aku menatap Kepala Pejabat Istana dengan tatapan kosong. Surat-surat yang perlu segera ditandatangani, dan urusan kantor istana yang tidak alan berjalan lancar tanpaku.'
'Itulah nilai keberadaanku. Aku harus menggantikan peran Permaisuri karena Jieun belum terbiasa dengan tata krama dan adat istiadat kekaisaran. Dan itulah mengapa aku di sini, di Istana.'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abandoned Empress
Historical FictionNovel terjemahan. Novel terjemahan ini merupakan novel karangan author Yuna yang dijadikan manhwa dengan judul sama yaitu The Abandoned Empress. Tetapi penjelasan lebih mendetail di novelnya, dibandingkan di dalam mahwanya yang banyak kejanggalan ya...