25. Apakah Kaisar menyuruhku duduk di sebelahnya karena ini?

20 1 0
                                    

Ada bisikan di sana-sini di teater. Aku menghela nafas. Aku ingin kembali dan melihat ayahku sebentar, tetapi aki tidak bisa karena Kaisar sepertinya tidak akan meninggalkan tempat itu. Setelah memberi tahu penjaga Kekaisaran untuk tidak mendekatinya, dia berkata dengan senyum cerah, "Oh, kudengar kamu mampir ke Istana dengan gaun imut. Rumor tentang kunjunganmu sudah menyebar ke divisi kesatria ke-2.

"Yang Mulia..."

"Aku mendengar dia bertemu denganmu Putra Mahkota. Jadi, apa pendapatmu tentang dia? Apakah dia benar-benar imut?"

Bagaimana kunjunganku sampai ke telinganya?

Sementara aku menundukkan kepalaku karena malu, aku melihat kembali ke sisinya, kaget. Aku langsung bertemu dengan mata biru gelapnya. Sambil menatapku dengan acuh tak acuh, dia berkata, "Ya, dia memang datang menemuiku, Yang Mulia."

"Oh begitu."

Apa yang dia maksud? Kaisar tertawa senang, sementara Pangeran yang terlihat hampir seperti pemuda muncul di hadapanku. Rambut birunya yang disisir rapi, jubah putih bersih, dan mata cekung yang dalam serta senyumnya di sudut mulutnya. Untuk pertama kalinya, aku melihat pria lain alih-alih masa lalunya yang tumpang tindih dengan citraku tentang dia sebagai anak laki-laki. Gambaran dirinya sebagai Putra Mahkota di masa lalu yang tidak menunjukkan emosi tertentu kepadaku menghilang saat dia tersenyum padaku.

{Si Tia bandingin Ruv yang bocil sekarang, sama pas Ruv masih bocil kehidupan yang dulu sebelum adanya Jieun. Ekspresi yang selalu ditunjukin Ruv ke Tia karena soalnya banyak orang yang banding-bandingin dia sama Tia dari kepintaran, kepandaian, dan sikapnya. Terus pas Ruv udah menginjak dewasa dan ada Jieun, ekspresi itu berubah jadi jijik pas liat Tia.}

Tiba-tiba, aku merasa patah hati. Kapan dia dijebak? Meskipun dia kadang-kadang memusuhiku, pada dasarnya dia hanya bersikap dingin kepadaku, tetapi pada titik tertentu dia mulai bertindak brutal. Kenapa dia begitu kejam padaku? Apakah ada sesuatu tentang diriku yang membuatnya begitu kesal?

"Dan akhirnya matahari masa depan telah lahir menggantikan darah bangsawannya," ucap salah satu aktor lantang di atas panggung.

Mencoba mengosongkan kepalaku sambil mengedipkan mataku yang buram, aku mengangkat kepalaku, mendengar para aktor menceritakan tentang kelahiran Putra Mahkota.

'Kapan babak 3 dimulai? Apakah aku begitu tenggelam dalam pikiran sehingga aku bahkan tidak tahu bahwa babak 2 digantikan oleh babak 3?' Aku buru-buru memeriksa wajahnya. Aku merasa lega menemukan wajahnya yang tidak terlihat buruk dan mengalihkan pandanganku ke panggung.

"Terima kasih kepada dewa pertimbangan hangat dari anak masa depan. Dia memberinya tunangan yang mulia. Semoga dewa memberkati ramalan anak dewa!"

Sementara aku mendengarkan para aktor memuji sang Pangeran bahwa dia pasti akan membawa kejayaan baru ke Kekaisaran, aku tersentak pada kata-kata selanjutnya. Apa sih yang dia bicarakan tentangku di sini?

'Apakah Kaisar menyuruhku duduk di sebelahnya karena ini?'

Melihat ke arahnya dengan ekspresi curiga, tiba-tiba aku melihat wajah anak laki-laki itu, yang duduk di sebelahnya. Menatap panggung dengan pandangan kosong, dia menautkan jari-jarinya dan tersenyum sangat bahagia, yang membuatku merinding karena dia membuat ekspresi seperti itu ketika dia tidak menyukai sesuatu. Apakah dia membenci narasi aktor yang menyebut namaku? Aku tersenyum pahit seolah-olah aku terlempar oleh air dingin. Mengapa aku yang ssalah

'Lihat itu, Aristia. Bukankah sudah jelas dia tidak menyukaimu?'

"Pasangan matahari, bulan mulia.."

Sambil menghela nafas, aku melihat ke panggung. Pada saat itu, lampu gantung tiba-tiba jatuh dengan suara keras. Teriakan terdengar di sana-sini. Keadaan di atas panggung menjadi gelap dan menyebabkan kebingungan seketika.

The Abandoned EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang