Bab keenam: pemakaman ibuk part 2.─⸙‌ 📜 .

222 149 42
                                    

Baca dulu baru vote

Like and comment

Juga jangan lupa ya.

Thankyou 🦋.

Hembusan angin di pemakaman ibu terasa begitu menusuk hingga ke dalam tulang, daun-daun berjatuhan seolah ikut gugur, langit-langit pun ikut mendung seolah mengambarkan suasana duka yang mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hembusan angin di pemakaman ibu terasa begitu menusuk hingga ke dalam tulang, daun-daun berjatuhan seolah ikut gugur, langit-langit pun ikut mendung seolah mengambarkan suasana duka yang mencekam.

Orang-orang datang dengan pakaian hitam seolah mengambarkan sebuah warna yang hitam nan gelap.

Terlihat seseorang gadis dengan gaun hitam menangis tak kunjung henti di saat Ibu nya ingin di kebumikan.
Dirinya terlihat belum bisa menerima apa yang telah ditakdirkan semesta untuk nya.

Semua orang yang berada di sana ikut serta dalam nangis nya, mereka semua ikut tengelam dalam kehilangan, namun tak sedalam gadis itu.

Hingga hujan pun ikut serta dalam nangis nya. ia pun turun membasahi alam semesta dengan ritik nya.

Orang-orang mulai pergi satu persatu meninggalkan pemakaman sang ibu dari arleena.sebelum pergi mereka kembali  di ucapkannya kata tabah untuk sekian kalinya.

Dan saat itulah bibi langsung memeluk arleena yang sudah lama duduk dengan nangis nya di sana.

"Yang sabar nak, ini semua takdir, kamu pasti bisa ngelewatin ini semua.. "
Ucap sang bibi dengan kembali mengucapkan kata tabah.

"Tapi, bibi arleena engga bisa nerima ini semua.. "
Ucap arleena disertai nangis yang tak kunjung berakhir.

Hingga bibi pun langsung mengajak arleena untuk pulang karena hujan sudah semakin terasa, hujan seolah jatuh tak terkendali ke muka bumi seolah mengambarkan tangis dari arleena sendiri.

Arleena bersi keras untuk tetap tinggal di pemakaman sang ibu, ia masih ingin bersama nya.

"Arleena jangan gitu nak, kasian ibuk mu pasti sedih liat kamu begini.. "
Ucap sang bibi kepada arleena.

Arleena pun masih keras dengan pendiriannya, hingga ia kembali tuban untuk kedua kalinya.

Ia pun terjatuh tepat di dalam pelukan sang bibi yang selalu bersama nya dari awal pemakaman sampai sekarang.

***

Arleena pun terbangun dari pisang nya ketika matahari sudah hampir tengelam, ia langsung pergi untuk memanggil sang ibu dengan harapan ibu masih di sini, namun ternyata ia kembali salah karena tak ada suara yang menjawabnya, hingga bibi datang dan kembali memeluk gadis malam itu dengan erat.

"Tenang nak, bibi di sini kok kamu engga usah panik.. "
Ucap sang bibi.

"Tapi aku maunya ibu, bib, arleena mau ibu.. Bik!!!. "
Ucapnya dengan tangis yang kembali datang padanya.

Tak ada yang bisa dilakukan oleh sang bibi kecuali memeluk nya dengan harapan bahwa ia kembali kuat dan sembuh akan luka yang menempel pada hatinya yang lemah.

Hingga waktu pun berlalu dengan sendirinya, sang bibi pun menemani arleena untuk tidur, ia tidur di sebelah arleena dengan kembali berharap bahwa anak itu tak terlalu kesepian atas semua ini.

"Kenapa dek kamu ninggalin kami kaya gini.. "
Ucap sang bibi dalam hatinya, yang masih terluka.

Kepergian sang ibu membawa luka yang begitu besar bagi semua belah pihak yang bersangkutan.

Arleena adalah salah satu korban terbesar dari kepergian sang ibu.
Luka yang diberikan sang ibu membuatnya trauma akan sebuah kehilangan.
Bahkan luka yang ada di hati arleena tak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

Kalian mungkin berpikir arleena berlebihan atas luka yang di deritanya. karena kalian semua tak tahu apa yang arleena rasakan, jadi kalian bicara seakan kalian tau segalanya.

Lalu sepi, lalu sunyi, lalu waktu berlalu tanpa tau apa yang akan terjadi kedepannya.

Selamat tidur malaikat
Yang selalu ku sebut
Ibu.

Sejuta Tinta Untuk Baswara (Sudah Terbit) | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang