Bab kesembilanbelas :Bimantara ─⸙‌ 📜 .

92 76 13
                                    

   Sejuta tinta untuk baswara

Jangan lupa vote

Komen and like

Setiap part cerita ini 🦋.

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

Terduduk dipelataran kisahnya
Bersama resah memandang luka
Terbenam fajar mengupas birunya
Santai menikmati sebelum sirna

Disini ku duduk menunggu
Hadir sang pujaan
Yang tak ujung hadir setelah
Direbut oleh semesta.

[* * *]

Pagi nan indah kembali datang dengan sinarnya membangunkan baswara yang sedang tertidur lelap. Setelah mengalami malam yang panjang dengan sang gadis pujaan.

Begitu ia bangun baswara langsung ke kamar mandi untuk mandi dan membersihkan segala kotoran pada tubuhnya. Setelah usai lelaki tersebut langsung memakai pakaian dan sarapan makanan yang telah disiapkan pihak hotel.

Ditengah-tengah dirinya sedang memakan makannya tiba-tiba baswara mendapati telepon dari no yang tidak dikenal, baswara pun mengangkat telepon tersebut karena penasaran. Dan ternyata dengar bahwa dari telepon tersebut suara seorang pria yang berumur sekitar 40 tahun lebih dan suara tersebut terdengar tak asing di kuping baswara dan ternyata...

"Selamat pagi. "
Ucap seorang pria ditelepon tersebut.

"Ayahh!. "
Teriak kaget baswara yang terkejut mendengar suara dari sang ayah.

"Akhirnya, kamu bisa dihubungi juga putra ku cakrawala aditiya baswara Bimantara. "
Ucap sang ayah dengan memanggil nama baswara.

"Kenapa ayah nelepon baswara bukannya udah jelaskan kalo baswara engga mau pulang. "
Ucap baswara dengan berontak pada sang ayah.

"Ayah mau kasih tau sama kamu baswara kalo kamu mau pulang sendiri ayah bakal maafin kamu tapi kalo emang kamu engga mau pulang ayah bakal nyuruh orang nyeret kamu kesini dengan paksa, ngerti kamu!. "
Kata ayah baswara dengan memberikan penjelasan dan kesempatan pada baswara.

"Aku engga peduli sama semua omongan ayah, pokoknya aku engga bakal pulang sebelum ayah ngasih kebebasan untuk kami nge milih apa yang kami mau. "
Berontak baswara pada sang ayah.

"Kurang ajar kamu bas, udah berani kamu ngelawan sama ayah,
Baswara!. "
Bentak sang ayah.

"Aku engga takut sama ayah atupun istri ayah yang ngaku-ngaku sebagai ibu baswara, dan ayah ingat engga ada yang bisa gantiin ibu sampai kapan pun!. "
Kata baswara yang langsung menutup telepon dan memblokir no sang ayah.

***

Siang hari pun berlalu baswara punya jadwal untuk berbaikan paspor nya yang sedang bermasalah sekalian ia ingin mencari sebuah kos-kosan karena ia ingin menghemat uang karena uang yang berada di ATM telah diblokir oleh sang ayah.

Kali ini baswara pergi keluar tak mengunakan mobilnya melainkan jalan kaki karena ia ingin sekalian berolahraga dan apalagi kantor pusat yang ingin ia kunjungin tak jauh dari lokasi ia berada.

Baswara pun berjalan seorang diri di sebuah jalan yang terlihat sepi. Baswara yang asik melamun hingga tak sadar bahwa seorang pria misterius itu mengikutinya. Hingga ditengah- tengah perjalanan nya seorang pria misterius itu menutup mulut baswara mengunakan sebuah sapu tangan yang telah di isi obat pingsan yang membuat baswara pingsan karena tak sempat mebela diri.

(Bimantara maha raja agung) (Ayah baswara)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bimantara maha raja agung)
(Ayah baswara)

Aku harap kalian suka sama ceritanya, makasih semuanya yang udah baca cerita ini 🦋.

Sejuta Tinta Untuk Baswara (Sudah Terbit) | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang