Bab ke duapuluhempat: kamu yg kutunggu ─⸙‌ 📜 .

61 51 19
                                    

Sejuta tinta untuk baswara.

Jangan lupa vote

Like and coment

Setiap part dari cerita ini.

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

Begitu sulit rasaku
Untuk melukis kisah ku
Dalam hatimu yang beku.
Cinta dan kasih ku
Tak akan pernah cukup
Untuk melukis di hatimu
Yang telah ia lukis sebelumnya.
[Najuwa]

Malam kembali menyapa terlihat dari ke jauhan seorang pria muda berdiri di bawah lampu malam menunggu sang gadis pujaan.

Di kala itu marvel menunggu Stephanie hampir setengah jam. Namun karena yang ia tunggu adalah sang gadis pujaan, pria itu tak marah sama sekali. Ia terus-menerus menunggu di bawah bulan purnama yang mulai tertutup oleh awan hitam.

Marvel masih di sana dengan posisi yang sama, Hingga Air hujan mulai jatuh dari langit satu bersatu dengan membawa hawa dingin nya yang mencekam. Marvel memutuskan untuk berteduh di bawah pohon besar yang ada di samping nya.

Tak kala itu hujan mulai turun terus-menerus dengan harapan bahwa Stephanie akan datang. marvel masih setia menunggu tanpa peduli sekeras apa hujan itu turun. Tanpa peduli dengan hawa dingin yang mampu membuat nya sakit ia masih setia menunggu sang gadis pujaan datang.

Hingga notif pesan dari Stephanie masuk disana terlihat.

"maaf mar gw engga bisa datang karena baswara ama arleena ke sesat dan mereka butuh gw, maaf Mar. "

"Iya enggapapa lagian gw lagi sibuk juga di rumah. " Balas marvel.

"Gw kira lo jadi dateng. "

"Engga step, gw baru mau ngehubungin lo. "

"Oke deh kalau gitu 🙂. "

"Y."

Membaca pesan tersebut hati marvel terasa hampa dan sakit. Ia rela berbohong agar Stephanie tak merasa tak enak akan dirinya.

Marvel memutuskan untuk pulang dengan perasaan yang sakit namun rela ia pedam. Marvel berjalan di kala hujan yang terus mengguyur nya tanpa henti hawa dingin kala itu mulai mencekam hujan terus-menerus jatuh tanpa henti seolah ikut menangis dengan marvel di kala itu.

"Kenapa Stephanie lo lebih peduli sama baswara yang udah nyakitin lo, daripada gw yang rela nerima lo apa adanya, kenapa, kenapa!!!.. "
Teriak marvel yang mulai terduduk di tanah dengan perasaan yang mulai mati dan hancur di kala itu air matanya mulai jatuh dengan hujan yang terus mengguyur nya.

Malam yang ia kira indah ternyata adalah malam yang hancur dan perih untuknya lelaki itu terus-menerus berjalan dengan perasaan yang hancur Hingga ia sampai di rumah.

"Tok, tok, tok. "
Terdengar suara ketuk pintu. elvano yang berada di dalam segera membuka pintu ketika ia melihat bahwa itu marvel dari lubang pintu tersebut.

"Ya ampun mar lo kenapa basah kuyup kayak itu sih!. "
Ucap elvano dengan terkejut.

"Gw enggapapa kok el, gw masuk dulu ya. "
Ucap marvel yang langsung Masuk ke dalam tanpa peduli dengan elvano yang terus-menerus bertanya padanya apa yang terjadi.

Marvel membersihkan dirinya kala itu. Setelah itu lelaki itu langsung tidur tanpa makan malam terlebih dahulu padahal elvano telah memasak untuk nya. Elvano yang menunggu marvel di bawah dari tadi namun, marvel tak kunjung turun. hingga elvano memutuskan untuk menyusul dirinya ke atas dan bertanya.

"Mar, lo kenapa engga turun ayok makan entar lo sakit gw yang repot
Lagi. "
Ucap elvano.

"Engga el gw engga laper kok, gw ngantuk nih lo makan aja sendiri. "
Ucap marvel.

"Ya udah kalau gitu. "
Jawab elvano. dengan beberapa kata yang ia katakan dalam hati "marvel kenapa ya engga biasanya dia kaya gitu".

Tanpa ada yang tau marvel menangis dalam tidur nya dengan perasaan yang Mati dan bertanya dalam hati Apakah sebaiknya ia mundur untuk mengejar Stephanie yang masih berharap pada baswara.

[***]

Mentari mulai kembali menyapa di kala itu elvano terbangun melihat marvel yang mulai merapikan barang-barangnya ke dalam koper hitam besar miliknya.

"Mar, lo mau kemana?. "
Tanya elvano.

"Gw mau balik el. "
Jawab elvano.

"Apa balik, lo serius terus gw gimana dong engga ada temen,lo bilang kan lo tinggal di sini selama dua minggu ini baru beberapa hari lo udah pulang. "
Ucap elvano dengan rada kecewa.

"Maaf el gw ada urusan di rumah. "
Ucap marvel.

"Yaudah, deh kalo itu emang ke putusan lo. "
Ucap elvano dengan masih ragu.

"Tolong nitip salam sama semuanya dan bilang gw mau bilang makasih sama kak baswara dan yang lainnya. "
Kata marvel.

'Iya bakal gw bilang kok, btw lo ke bandara naik apa?. "
Tanya elvano.

"Gw udah pesan taksi, dan bentar lagi dia dateng. "
Ucap marvel yang sudah selesai mengemas barang-barangnya.

"Kalo gitu gw anter sampe depan. "
Kata elvano yang langsung bangun dari tempat tidur dan berjalan mengikuti marvel yang mulai pergi ke pintu depan.

"Kalo gitu gw pamit el, makasih ya udah izinin gw tinggal di sini. "
Kata marvel.

"Iya mar, goodbye inget nanti gw nyusul jangan ampe pindah sekolah juga nanti gw engga punya temen yang joga masak lagi. "
Ucap elvano yang mulai mengeluarkan air mata nya. Dengan marvel yang mulai masuk ke mobil.

"Gw mau pulang pe.a bukan mau pindah, gimana sih, ya udah byee elok-elok lo di sini ya byeee. "
Kata marvel yang sebelum masuk mobil. Hingga pada akhirnya ia masuk ke dalam mobil meninggalkan elvano yang berada disana sendirian.

Sebenarnya marvel rasa berat hati untuk pergi meninggalkan elvano di sana apalagi ia telah mengikat janji dengan nya untuk tinggal. Namun di sisi lain ia juga tak ingin terus disana dan semakin jatuh cinta pada Stephanie.ia hanya takut cinta yang mulai membesar menjadi membabi buta dan menghancurkan nya suatu saat nanti.

"Makasih semuanya elvano, kak baswara, kak arleena, bibi dan terutama kamu Stephanie aku pergi tanpa izin dari kalian terlebih dahulu, maaf. "
Kata marvel dalam hati.

Bersambung...

Aku harap kalian suka sama ceritanya, makasih semuanya yang udah baca cerita ini 🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku harap kalian suka sama ceritanya, makasih semuanya yang udah baca cerita ini 🦋.

Sejuta Tinta Untuk Baswara (Sudah Terbit) | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang