Part 17 - Fully Protection

63.2K 5.6K 137
                                    

Hingga menjelang waktu makan siang, Nicko tidak juga muncul di ruangan.

Tadi memang pria itu masih tidur ketika Sabrina berangkat bekerja. Bukan hal yang aneh karena bisa dibilang mereka hampir tidak pernah berangkat bersama-sama. Dari sikap sang suami simpanan tersebut, Sabrina bisa menyimpulkan kalau Nicko jenis pria yang sangat menjaga privasi. Kepribadiannya begitu berbeda saat di rumah dan saat di kantor.

Itulah kenapa Sabrina tidak berani berkomentar macam-macam. Juga tidak berani bertingkah lebih dari yang seharusnya. Karena dia menyadari, baik di rumah maupun di kantor, Sabrina tetap seorang bawahan yang keberadaannya tidak terlalu penting.

"Chief jadi ke Hongkong hari ini nggak sih?" tanya Bayu tiba-tiba.

Hah? Sabrina yang sedang mengerjakan beberapa hal untuk membantu Kevin, mengangkat wajah dari layar laptopnya. Ke Hongkong? Sekarang?

"Jadi dong," sahut Jesslyn. "Dua hari lalu gue lihat Floren lagi ngurus dokumen entah apa buat Chief Nick."

Floren adalah salah satu dari tiga sekretaris yang dipekerjakan untuk melayani kebutuhan para bos di sini.

"Jadi dong," sahut Katrina. "Berangkat dengan pesawat jam tiga sore ntar."

"Sok tahu lo!" komentar Bayu.

"Tahu dong. Kan gue yang semalam ngelonin dia buat salam perpisahan. Dan yang bantuin packing-"

"Lo halunya udah level membahayakan, Kat!" Jesslyn tertawa.

Mereka terlalu asyik membahas Chief Nick sampai tidak menyadari Sabrina yang semakin menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang galau.

Ah, Bree! Ngapain kecewa? Kan lo udah tahu pernikahan lo kayak apa?

"Sab, pas lo disuruh beresin kerjaan Chief di lappy beliau, lo lihat dokumen buat ke Hongkong nggak sih?" tanya Katrina tiba-tiba.

Sabrina menggeleng. "Gue nggak paham," katanya. Karena memang alih-alih menemukan sesuatu tentang Hongkong, malah dia lebih banyak melihat proposal yang menyebut tentang Singapore dan Australia.

Apakah-

"Sumpah, gue penasaran sama isu yang berkembang di sini," lanjutan ucapan Katrina memotong pikiran Sabrina. "Lo inget nggak perempuan yang bareng sama bos-bos yang tempo hari meeting?"

"Iya, inget," kata Sabrina.

"Lo waktu itu pulang paling akhir kan, Sab?"

"Iya," paling akhir dan pulang bersama Nicko, tambahnya hanya dalam hati. "Namanya Celine."

"Lo tahu?"

"Celine nyusulin Chief ke kantor ini."

"Ha?"

"Gue pulang paling akhir, ingat? Kan gue harus beres-beres dulu."

"O I see."

Jesslyn berdiri dari kursinya dan mendekati Sabrina. "Lo denger apa obrolan Chief Nick sama si Celine Celine ini, Sab?"

"Uhm ... kalau nggak salah ngajakin Chief Nick makan malam," dan ditolak.

"Itulah!" Jesslyn menjentikkan jarinya. "Gue ketemu mereka sejak siang di ruangan CEO. Itu Si Celine mepet-mepet mulu sama Chief-"

"Cih! Dia apaan sih?"

"Celine, ya?" tanya Bayu tiba-tiba. "Celine Hudaya? Kalian nggak tahu?"

Baik Katrina maupun Jesslyn langsung terlihat syok sementara Kevin cengar-cengir.

"Apa dia mau gabung di sini? Bukannya dia dari BGI?" Katrina langsung antusias. BGI adalah venture capital saingan Systec. "Kalau Celine Hudaya yang itu gue denger sih. Meskipun nggak kenal secara pribadi. Wah, saingan gue nambah nih buat gaet Chief Nick."

Secret Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang