Hari pertama bersama Celine, menurut teman-teman seruangan Sabrina, sungguh terasa bagai hidup dalam neraka. Lebai kan? Tapi kayaknya memang iya. Karena namanya orang, secara otomatis pasti membandingkan dengan bos sebelumnya. Yaitu Nicko.
Celine muncul di ruangan dengan cara dramatis. Suaranya yang sok riang menyapa mereka yang sudah lebih dulu tiba. Sekilas memang terlihat ramah. Tapi palsu banget nggak sih, karena dia seperti sedang menyelidiki siapa-siapa yang rajin dan siapa yang enggak? Kevin kena sindir karena muncul beberapa detik lebih lambat dari Celine. Dan Bayu yang belum nongol juga hingga beberapa menit dari jam kerja resmi ala Celine, mendapat warning berupa catatan yang ditulis pada sticky notes warna pink norak dan dijepit di partisi mejanya.
Padahal Nicko nggak gini-gini amat deh. Tahu banget dia kalau anak buahnya biasa lembur sampai dini hari. Jadi susah juga diharap nongol kayak pegawai pabrik yang nggak boleh telat barang sedetik pun. Yang penting kerjaan beres. Yang penting pas town hall semua nongol. Yang penting selalu on schedule.
“Gue kangen Chief Nick, anjir,” desah Jesslyn kesal. “Tuh orang bisa nggak sih tetep jadi bos kita aja? Atau kita yang autopindah di ruangan CEO!”
“Bener, Jess,” Kevin menyahut. “Rasanya gue kayak kena halusinasi, seakan-akan lihat Chief Nick melewati pintu itu.”
“Njir! Bahasa lo, Kev!” Katrina nyengir sengau. “Chief Nick kali aja masih belum bangun. Masih kelonan sama ceweknya.”
“Kebayang ceweknya lemes digenjot habis-habisan sama Chief.” Jesslyn tertawa menimpali. “Gue lihat bibir Chief Nick aja langsung merasa anget lho! Njiirr … itu hot-nya Chief Nick tumpah-tumpah.”
“Kebayang ya, dientot sama dia.”
“Lo kali, Kat!”
“Halah, lo juga kayaknya nggak nolak, Jes.”
“Apa kita main threesome aja kali ya.”
Kedua cewek itu cekikikan. Tanpa menyadari kalau perkataan mereka membuat Sabrina merona.
Iya, emang Nicko masih lelap di tempat tidurnya saat Sabrina meninggalkannya tadi pagi. Pria itu hanya meminta sekali lagi dipuaskan di pagi hari, lalu memeluknya erat dan mereka tenggelam dalam ciuman panjang sebelum Sabrina dilepaskan untuk segera memulai hari.
Mengingat semua ini membuat Sabrina merasa gerah. Rasanya jejak ciuman Nicko di sekujur tubuhnya tidak juga hilang meskipun tadi dia mandi sampai bersih. Bahkan bercak kemerahan yang ditinggalkan pria itu di area dadanya, kini seolah kembali berdenyut. Juga membayangkan bagaimana jemari Nicko saat memuaskannya membuat Sabrina langsung belingsatan.
Ya ampun, gue sekarang kenapa jadi mesum gini sih?
“Lo kok tersipu sih, Sab?” tanya Jesslyn tiba-tiba.
“Hah?” Sabrina terkejut setengah mati. Jangan-jangan gue secara nggak sengaja meracau—
“Siapa perawan yang tahan dengerin bacotan 21 plus plus dari congor lo berdua, kunti?” gumam Kevin.
Alih-alih protes dipanggil kunti, Katrina malah melotot kepada Sabrina. “Serius lo masih perawan, Sab?”
Anjir, Katrinya nanyanya nggak penting banget deh. Sabrina semakin salah tingkah. Dibilang perawan memang belum jebol sih. Mungkin bentar lagi. Tapi mulutnya udah … Aduh!
“Ehm … anu, ehm … gue cuma penasaran. Lo berdua emang udah pernah sama Chief Nick?” tanya Sabrina gelagapan. Tapi dia benar-benar penasaran.
Sayangnya mereka bukannya menjawab, tapi malah tertawa terbahak-bahak. Jesslyn bahkan sampai keluar air mata karena terlalu heboh tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wife (TAMAT)
Romansa"Are you clean? Are you virgin?" Sabrina terkejut oleh pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan oleh Nick. "Yes," katanya dengan kaku. "So, lets get married," sahut Nick ringan. "Secretly." ☘️☘️☘️ We don't meet people by accident. They are meant to cro...