Andai tidak selalu mengingatkan diri kalau pernikahan mereka hanyalah pernikahan rahasia, rasanya Sabrina mau pamer kepada siapa pun juga tentang kebahagiaan yang dia rasakan saat ini.“Ciye! Sabrina udah nggak pakai style Sadako lagi!” Bayu menyorakinya ketika Sabrina muncul di ruangan. “Kayaknya gara-gara ganti gaya rambut nih, dia datangnya siang!”
Katrina memukul bahu Bayu. “Mulut lo!” tegurnya sambil mendelik sadis.
“Lo cakep banget lho, Sab. Kenapa nggak dari kemarin-kemarin aja sih, lo pakai gaya rambut diiket ke belakang gitu?” puji Jesslyn yang sampai berdiri dari tempat duduknya untuk melihat kemunculan Sabrina yang terlambat hari ini.
Terlambat gara-gara keusilan Nicko. Siapa lagi? Sabrina tersipu dengan wajah memerah. “Gue grogi dan nggak pe-de kalau harus iket rambut begini,” katanya beralasan.
“Sekarang udah pede, gitu?” Katrina mentahuti, bertanya dengan nada geli.
Membuat Sabrina mengangguk malu-malu.
Gimana gue nggak pede, kalau Nicko memuji rahang gue cantik?
Tadi pagi adalah pengalaman pertama Sabrina berdandan dengan Nicko yang tak henti-hentinya merecoki. Yang berakhir dengan tidak ada satu pun pakaian yang bisa menempel dengan benar di badan Sabrina. Membuatnya mendelik kesal pada pria yang cengar-cengir penuh kemenangan karena mendapatkan apa yang dia mau. Apalagi kalau bukan curi-curi waktu sejenak di atas ranjang? Yang membuat keduanya lupa waktu.Sabrina menjerit histeris ketika waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Membuatnya segera bergegas, termasuk mandi lagi untuk kedua kali. Karena tidak mungkin dia berkeliaran di luar rumah dengan sisa-sisa kegiatan mereka yang … ewww! Saat mematut diri di depan cermin, Sabrina tahu dia tidak punya waktu lagi untuk mencatok rambutnya yang panjang. Karena mahkotanya ini sedikit megar kalau telat catok mingguan. Akhirnya dia mengatasi dengan cara paling praktis, yaitu mengikatnya dengan scrunchie.
“Awas aja, kalau sampai ada yang ngatain rahang kotak gue mirip rahang Batman, gue tonjok lo!” ancamnya kesal pada Nicko yang mondar-mandir di kamar dalam kondisi polos dan baru bersiap-siap ke kamar mandi.
“Siapa bilang rahang persegi mirip Batman?” tanya Nicko geli. Lalu memberi kecupan singkat di dagu Sabrina. “Rahangmu cantik. Believe me, darling.”
Pujian itu membuat Sabrina tak berhenti nyengir sepanjang jalan menuju kantor. Bahkan Pak Adi sampai beberapa kali bertanya kepadanya yang duduk di jok belakang, bertanya apa ada yang lucu. Gue lagi edan, Pak. Hampir saja Sabrina menyahut demikian. Untung dia segera sadar dan jarak singkat dari gedung apartemen ke kantor menyelamatkannya dari insiden memalukan diri sendiri.
Namun setiba di pintu masuk, Sabrina tidak bisa menahan diri untuk tidak menyapa petugas sekuriti dengan senyum yang sekian milimeter lebih lebar. Gue lagi happy!
“Kat, Celine belum datang? Kok tumben ruangannya kosong?” tanya Kevin sambil berjalan menghampiri Katrina.
Diam-diam Sabrina menggigit bibir bawahnya sambil menyembunyikan ekspresinya dengan pura-pura sibuk di depan laptop.“Udah datang tadi. Terus ngamuk-ngamuk nggak jelas. Semua salah. Bahkan kerjaan gue yang minggu lalu udah di-approve pun disalahin lagi. Disuruh ganti lagi. Gue argue dong. Enak aja. Gue bilang, Chief Nick aja udah approve, masa iya diubah lagi? Ntar gue gimana ngomongnya sama CEO? Begitu denger nama Chief Nick, dia semakin ngereog. Tahu tuh, kenapa. Kayaknya stok menyan dia lagi habis.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wife (TAMAT)
Romansa"Are you clean? Are you virgin?" Sabrina terkejut oleh pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan oleh Nick. "Yes," katanya dengan kaku. "So, lets get married," sahut Nick ringan. "Secretly." ☘️☘️☘️ We don't meet people by accident. They are meant to cro...