🎐 : e m p a t

2.1K 75 3
                                        

$~ Kika ~$
.
.
.


"Malam ini kau tidur di toilet ya, habisnya kau jorok Jeka. Aku lelah membersihkan ranjang yang kau kotori dengan pup mu. Peduli setan kau kedinginan bahkan mati." Ucap Kira dengan wajah dingin.

Dengan tangan terlipat di dada, Kira menatap Jeka malas. Melihat beban yang selalu merpotkannya selama ini. Sementara dibawahnya... Jeka terbaring sambil menatap Kira penuh permohonan.

Jeka pasrah, bibirnya mulai menggigil, dan... belum lama celananya basah. Ia mengompol.

"Auh, aku akan membersihkanmu besok pagi. Biar sekalian, bye!"

Setelah itu Kira menutup pintu toilet, meninggalkan Jeka yang terbaring lemah di lantai toilet. Tanpa alas apapun!

Hanya piama.

Istri sialan!

Jeka mengumpat dalam hati. Tubuhnya terasa nyeri, tapi mau meminta Kira mengeluarkan pun tak bisa. Jeka hanya akan berakhir seperti bayi bodoh.

Menangis tidak jelas.

Jadi Jeka memilih tidur menahan bau pesing yang menyengat dari air kancingnya sendiri.

Semoga besok ia sudah mati saja.

Dua jam kemudian tidur Jeka terganggu, Jeka merasakan panas membakar pada kedua kakinya.

Dan, sial sekali. Ia mengalami kejang otot, sangat menyakitkan.

Air seni Jeka itu banyak, jadi saat kakinya bergerak sendiri dengan menghentak membuat air seni itu mengenai wajah Jeka.

Wajah Jeka basah, oleh liur, air mata dan cipratan kencingnya sendiri.

Jeka diam- diam menangis, ia sangat menyedihkan. Lagian bukan keinginannya juga pup dan kencing sembarangan, itu diluar kendalinya.

Sungguh Jeka ingin mati saja, tak ada yang peduli padanya satupun, bahkan istrinya. Orang tuanya membuang Jeka, teman temannya menghilang, para wanitanya juga tak ada... semua meninggalkan Jeka sendiri, tersiksa bersama istri sialannya.

Hengh.... hiks... engh... heh... ahh...

Jeka meracau tak jelas. Jijik dengan dirinya sendiri. Seluruh tubuhnya terasa sakit.

Waktu terasa berjalan sangat lama.

Tuhan kapan aku akan mati?

Derit pintu yang dibuka sejenak membuat tangis Jeka terhenti, tapi Jeka makin takut melihat seseorang itu membawa pistol laras panjang. Kepalanya miring, memandang Jeka aneh.

Hentikan aku mohon...

"ARGH.... AHHH..."

Byur...

Sepasang mata beriris biru itu melebar. --uhukh... dan sedikit terbatuk. Air tak sengaja masuk ke mulutnya dan tersedak.

Sebuah tepukan dipipi membuat Jeka kebingungan. Lalu tak lama Jeka menangis sambil meracau tidak jelas.


Ngghh... Ahhh... Huhu... Ngghh...

Kika {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang