$~ Kika ~$
.
.
.
Hari ini Kira mengantar Jeka ke asrama rehabilitasi. Selama dua bulan kedepan Jeka akan melakukan terapi okupasi. Agar Jeka bisa lebih mandiri.
Terapi ini berisi serangkaian terapi untuk membantu agar orang berkebutuhan khusus seperti Jeka bisa melakukan beberapa kegiatan sehari-hari secara mandiri. Seperti makan, mobilisasi dari kursi roda ke ranjang dan sebaliknya, mandi dan sebagainya. Dengan kata lain, belajar hidup mandiri.
Kira menggeret koper berisi perlengkapan Jeka, sementara Kara berada dipangkuan ayahnya. Bermanja sebelum berpisah katanya. Jeka menjalankan kursi roda elektriknya sendiri, hanya perlu mendorong tuas kecilnya.
Wajah Jeka dan Kara tampak menekuk. Ayah dan anak itu jelas tidak mau berpisah, sudah sangat tidak terpisahkan.
"Ayolah, ini hanya 2 bulan, atau bisa lebih cepat. Lagian kalian masih bisa bertelefon atau video call?"
Kira menggoyangkan handphone yang ada di leher Jeka. Meyakinkan bahwa mereka tetap bisa saling berbicara.
"Nanti kalo Kala mau kiss dan peluk Dada gimana mum?" Rajuk Kara sambil memeluk ayahnya sayang.
Kira menahan napasnya, ada saja jawaban Kara Maksiato ini!!!
Kara tidak bicara lagi, memilih diam sampai mereka tiba di asrama tempat Jeka terapi selama 2 bulan ke depan.
Setelah bertemu salah satu petugas, kebetulan juga adalah perawat yang akan menemani Jeka. Mereka dibawa kesebuah kamar, Jeka tidak sendiri. Kamar itu seperti ruang rawat, berisi beberapa ranjang yang hanya dipisahkan oleh tirai.
Dikamar itu ada 2 orang pria yang mengalami kondisi tak jauh berbeda dengan Jeka. Seorang remaja dan seorang pria dewasa yang usianya tak jauh berbeda dengan Jeka. Namanya Geral dan Bian.
Mereka menyambut Jeka dengan baik, membuat kekhawatiran Kira berkurang.
"Ayo kita pulang Karamel," pinta Kira sambil memberikan tangannya untuk Kara gandeng. Tapi anak itu menolak dan merapatkan tubuhnya pada kaki Jeka.
Kara ingin tinggal di asrama. Ayah dan anak itu berdrama.
"Kala mau sama Dada ..." mata beriris biru itu berkaca-kaca, tidak ingin ditolak.
Kira menarik napas dalam, sabar Kira. Ini banyak orang yang menonton. Kira mencoba lebih sabar, tidak ingin menggendong paksa Kara dan membuat anak itu nangis kejer di depan banyak orang.
Kira jongkok didekat anaknya, menyejajarkan diri dengan Kara.
"Ayo Karamel... Mum janji 3 hari lagi kita mengunjungi Dada oke?" Rayu Kira, tapi anaknya masih menolak.
Sementara Jeka diam sambil menggenggam tangan Kara erat. Tidak berkata-kata, karena percuma. Semalam dia sudah mencobanya, dan Kira malah mengancam akan menambah masa tinggal Jeka di asrama.
"Kara tega Mum tidur sendiri di rumah?" Kira memulai dramanya.
"Dada juga..."
"Tadi Kara lihat kan Dada banyak temannya? Kalo Mum kan sendiriii..." Nada bicaranya Kira buat sesedih mungkin.
Kara menatap ayah dan ibunya bergantian, lalu memeluk kaki ayahnya erat.
Berpamitan. Akhirnya Kara mau ikut pulang. Tidak menciptakan drama perpisahan yang lebih panjang. Kira sangat bersyukur!
-Kika-
Jeka menelpon Kira sambil menangis, membuat Kira yang baru akan tidur khawatir. Pasalnya ini sudah pukul sebelas malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kika {End}
RandomSickmale.Lovers💕 By nonanaf .... "Kau tidak berguna, tapi kaya. Dan aku sangat berguna, tapi tidak kaya. Jadi kepikir sekarang kita serasi..." Kira mendekatkan wajahnya pada wajah kaku Jeka, "...Suami." .... Kira terpaksa menikah dengan Jeka karena...
