🎐 : t u j u h

1.8K 100 30
                                        

$~ Kika ~$
.
.
.

Menurut dokter, kemaluan Jeka terluka karena kateternya yang dilepas paksa. Pernyataan dokter itu membuat dahi Kira mengernyit bingung. Bagaimana bisa? Apa ada seseorang yang melakukannya? Siapa?

Jeka sudah tertidur setelah kelelahan menangis. Hidung bangirnya merah, wajahnya juga masih lembab sisa air mata dan liur karena menangis. Setelah sadar dari pengaruh obat penenang, Jeka kembali menangis.

Tak jauh seperti bayi. Yang hanya menangis dan setangah mengaum saat kesakitan.

Kira duduk di sofa yang berada tak jauh dari ranjang Jeka. Percakapannya dengan nyonya Colins kemarin lusa membuatnya berpikir keras.

Setelah hampir 4 bulan membuatnya merawat Jeka, tanpa pernah menemui anaknya sekalipun, nyonya Collins ingin mengajak Jeka ke sebuah pertemuan?

Duh, kenapa pula Kira harus memikirkannya? Ia hanya harus membawa Jeka ke acara itu. Lalu memasang wajah lembut dan penuh kasih sayang. Dan, tentunya memakai gaun cantik, mahal dan super seksi.

HAHAHAHAH... Kira pasti bisa menggaet pria kaya manapun yang dia mau. Lalu dia bisa kembali bersenang-senang dan jalan-jalan keliling dunia, ahhh pasti sangat luar biasa!

Dughh!

"Apa yang kamu pikirkan Kira Hamada! Kamu pasti koslet gegara sering cosplay jalang buat Jeka!"

Kira akhirnya memutuskan untuk pergi keluar, mencari sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya. Diluar kamar, ada dua bodyguard yang ia tugaskan menjaga ruangan Jeka. Bayi besar keluarga Collins itu punya banyak musuh!

Di kantin, Kira sudah bersiap hendak memasukkan suapan mi pedas pertamanya, ketika tiba-tiba sebuah panggilan dengan bunyi istimewa mengurangkan niatnya.

A B C D E F YOU~ AND YOUR MOM~

Duitku👹 is calling...

Meski kesal setangah hidup, Kira tetap mengangkat telepon itu setelah sebelumnya melakukan pernapasan agar rasa kesalnya tidak sampai pada nada bicaranya.

"Hal-"

"Keruangan Jeka," Potong seseorang disebrang sana.

"-lo."

Ingin rasanya Kira berkata kasar.

KASARR!!!

"Ingat Kira, dia sumber duittt!" Kira berusaha menyemangati dirinya. Sebelum benar-benar pergi, ia menyuapkan 3 suapan besar mi kemulutnya. Sayang kalo ditinggalkan begitu saja. Ini duit!

Didalam kamar inap Jeka, berdiri dengan anggun seorang wanita paruh baya yang baru melihat ujung sepatunya saja kita akan tahu, dia orang kaya.

"Kemarilah," ucapnya dengan anggun.

Kira menghampiri Joy Colins yang sudah duduk di sofa dengan wajah ramah dan lembut. Pencitraan is number one!

"Bodoh!"

Senyum ramah Kira berubah, wajah Kira tidak lagi ramah.

Kika {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang