🎐 : d u a

2.4K 84 1
                                        

$~ Kika ~$
.
.

Jeka menangis, dia lapar, tapi Kira belum juga memberinya makan.

Wanita itu masih terlelap disampingnya, tertidur dengan sangat pulas. Wajahnya terlihat polos, tak pernah sekalipun Jeka melihat wajah galak itu dipoles make up, selalu bersih. Ya, lagipula penampilannya juga tak lebih dari kemeja atau hodie kebesaran yang dipadukan dengan celana jeans, ya... mentok mentok gaun dibawah lutut. Ah, ya... kecuali saat berulah.

Kira akan memakai baju sesukanya. Yang sangat bukan dirinya. Seperti tempo hari saat Jeka mengabaikan wanita itu.

Kryuk...

Istri sialan, bangunlah aku lapar!

Ini sudah jamnya makan malam, tapi Kira belum bangun sejak tadi siang. Jeka jadi berpikir, apa wanita ini sedang latihan mati?

Bahkan Jeka sudah melewatkan makan siang dan sorenya, sehingga sekarang perutnya terasa perih. 

Jeka menangis, cengeng? bodo amat, Jeka udah gak ada harga diri di depan Kira.

"Hoaaaaam ..." Kira tampak meregangkan tubuhnya sambil menguap.

Kira kelelahan, karena merawat  Jeka saja sudah membuat Kira merasa remuk redam.

Manik dengan iris coklat Kira perlahan terbuka dan terlihatlah pemandangan menyedihkan wajah suaminya yang berurai iler dan air mata. Hidung dan wajahnya memerah.

Bukannya khawatir, Kira malah ngakak. Emang kurang ajar istri Jeka Collins ini.

Melihat Kira malah tertawa Jeka makin menangis kejer. Apa-apaan banget istrinya ini?!

"Utututu... bayi gede kenapa malem-malem nangis, hem?" Kira merubah tubuhnya menjadi tengkurap dan menatap Jeka dengan wajah yang bertumpu pada kedua tangannya.

Jeka menatap Kira dan perutnya sendiri bergantian, ia berusaha memberi tahu bahwa ia sangat lapar.

Kira mengerutkan keningnya, bangun tidur membuat Kira rada lemot.

"Katakanlah Jeka, aku tak mengerti bahasa mata..." omel Kira sambil memainkan kakinya.

Jeka berusaha bicara, tapi tetap saja yang keluar tak lebih dari lenguhan tak jelas.

Ngeh... hhh... engh...

Kira menggaruk kepalanya, frustasi karena tidak mengerti dengan ocehan yang berusaha Jeka sampaikan.

"Bisakah kau katakan lebih jelas?"

Melihat Jeka yang menangis tidak jelas Kira jadi jengah, lalu teringat sesuatu.

"OH..." pekikan Kira membuat perhatian Jeka teralih, berharap Kira mengerti keinginannya.

"Jeka kan gak bisa ngomong. Duh, Jek, aku benar-benar lupa... udah jangan nangis... aku gak akan maksa kamu ngomong lagi," cerocos Kira membuat Jeka kesal.

Hingga akhirnya suara perut Jeka yang keras membuat Kira paham.

Kryuuuk...

Kika {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang