🎐 : s e p u l u h

1.3K 88 25
                                    

$~ Kika ~$
.
.



Dari balik kaca kecil, Kira menatap cemas Jeka. Lelaki itu sedang ditangani dokter. Kepalanya bersimbah darah. Dokter bahkan telah membuka kembali lubang di tenggorokan Jeka, untuk membuat Jeka bisa bernapas, padahal Jeka sebelumnya sudah bisa bernapas secara mandiri.

Kira hampir saja kehilangan Jeka, ayolah Kira tidak ingin menjadi janda terlalu cepat!

Jantung Jeka sempat hilang, para dokter berjuang selama 5 menit untuk mengembalikannya, dan selama itu, rasanya adalah waktu terburuk. 5 menit jantung Jeka berhenti, selama itu juga rasanya Kira menahan napas, sesak.

Meski menyebalkan, Kira masih ingin mendengar rengekan buaya Jeka. Memandikan komodo mesum itu sambil mendengarkan protes tidak jelasnya.

Tanpa sadar Kira membuat salah satu jarinya terluka, Kira menggigit kuku tangannya sampai berdarah. Sembari menghapus air mata yang belum mau berhenti, Kira memperhatikan Jeka.

Rasanya menyakitkan, lebih dari saat terakhir kali mereka bertemu 2 tahun lalu.

Ka, kau berhutang banyak! Jangan mati dulu!

Dokter yang menangani Jeka keluar, wajahnya penuh peluh, sebuah penyelamatan yang cukup menegangkan. Dokter itu menurunkan masker, dan tersenyum tipis.

Kira merapikan penampilan sebisanya. Untunglah gaun navy itu tidak menampakkan darah Jeka yang menodai hampir seluruh bagian bawah gaun Kira. Kira menghapus air matanya.

"Tuan Collins telah berjuang dengan hebat, tapi kita harus terus meninjau keadaannya. Jika dalam 24 jam Tuan Collins tidak mendapatkan kesadarannya, dipastikan beliau mengalami koma. Keajaiban itu ada, semoga Tuan Collins termasuk yang mendapatkannya."

Dokter itu menundukkan kepalanya dan pergi bersama beberapa perawat.

Kira diam menatap pintu yang sudah kembali tertutup. Ini bukan akhir, ini awal.


-Kika-

Bagaimana Kira bisa kecolongan???


Tidak mungkin Jeka bisa menjalankan kursi rodanya Sendiri kan? Bahkan membalas genggaman Kira saja Jeka tidak mampu.

Lalu kemana para bodyguard itu?!

Hell! Sepertinya Kira harus mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menyelesaikan ini semua. Semua hanya tentang waktu. Yaa, berkejaran dengan waktu.

Kira menatap dirinya di pantulan cermin toilet, setelah Jeka dibawa ke ICU, Kira menyingkir sejenak ke toilet. Wajahnya terlihat menyedihkan, eyeliner dan maskara yang luntur membuat wajahnya seperti hantu. Berantakan.

Kira segera merapikan dirinya, dia harus segera menemui dokter. Firasat Kira mengatakan dokter akan membicarakan hal yang tidak mengenakkan.

Kira mencuci bersih wajahnya, meninggalkan wajah putih bersih tanpa cela. Meski matanya agak sedikit bengkak, tapi ketajamannya masih bisa membuat yang ditatap merasa terbelah.

Menyingkap gaun mewahnya, Kira duduk di atas kursi di hadapan dokter. Memasang wajah setenang mungkin. Mendengarkan dokter menjelaskan panjang lebar, yang pada intinya adalah kondisi Jeka akan mengalami penurunan, atau bisa dibilang akan seperti keadaannya di awal kecelakaan yang pertama. Benar-benar tidak bisa melakukan apapun. Bahkan yang terburuk selain kematian, Jeka akan mengalami kondisi vegetatif sepanjang sisa hidupnya.

Kika {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang