Chapter 22

84 20 2
                                    

"Kita lihat bagaimana Allah menetapkan takdirnya,"
Cahya Alia Putri

🌼 Happy Reading 🌼
.
.
.
.
.

Setelah kelas Lia selesai dia pun berjalan menuju parkiran Universitas, sedikit membutuhkan waktu untuk sampai ke parkiran Universitasnya, karena dari fakultasnya menuju parkiran itu cukup jauh.

Diperjalanan Lia berpikir keras apa yang harus ia bawa saat ke rumah Aulia nanti. Dia tidak mempersiapkan hadiah dari jauh hari karena mengingat kondisinya kemaren, jadi dia tidak mengingat hari ultah Aulia. Tepat tadi malam saat dia melihat tanggal, dia baru mengingatnya.

"Ya Allah apa yang harus aku kasih. Hmm apa ya..." Ucap Lia bermonolog dengan berpikir keras.

"Oh iya aku ke tokoh kue aja, trus belikan bucket, hadiah istimewanya nanti aja di hari pertunangan nya hehe," ucap Lia seraya tersenyum sendiri sembari berjalan, dan dia tidak sadar saat dia tersenyum seperti itu ada seorang laki-laki yang tak sengaja melihat senyum itu dan membuat laki-laki itu salah tingkah.

"Lia," panggil Rifal dan membuat langkah Lia terhenti.

Lia melihat ke arah Rifal, dan membuat Lia tersenyum semakin lebar ke arah Rifal.

"Ya Allah jantung hamba," batin Rifal yang juga tersenyum ke arah Lia.

"Alhamdulillah kamu sudah sembuh Lia," ucap Rifal yang membuka pembicaraan.

"Iya Alhamdulillah Fal,"

"Sekarang saya baru paham," ucap Rifal seakan mengerti sesuatu.

"Paham apa?" Tanya Lia bingung.

"Saat kamu pulang jalan waktu itu, kamu jalan di jalan yang sepi, dan kamu bilang kalo kamu ga bisa jalan di jalan raya. Sekarang saya tau alasannya kenapa, ternyata kamu punya penyakit asma Lia," ucap Rifal.

"Ha iy-iya Fal," ucap Lia dan ia menundukkan kepalanya. Dia sedih, banyak sekali orang yang dia bohongi tentang penyakitnya ini.

"Kamu nangis?"

"Ha eng-enggak kok," jawab Lia mendongakkan kepalanya lagi melihat ke arah Rifal.

"Mulai hari ini dan seterusnya, kamu ga usah pulang jalan lagi ya. Kalo kamu ga bawa kendaraan, saya siap untuk mengantar kamu," pinta Rifal kepada Lia.

"In syaa Allah,"

"Sekarang kamu mau ke mana?"

"Mau ke tokoh kue, setelah itu ke tokoh bunga,"

"Kenapa ke sana?"

"Mau kasih hadiah buat Aulia di hari spesial nya ini,"

"Oh iya saya lupa kalo hari ini hari kelahirannya Aulia, dan hari ini juga dia akan menjawab khitbah Dian tiga hari yang lalu," ucap Rifal yang sudah mengetahui semuanya.

"Lah kamu tau?"

"Iya Lia, Aulia yang memberitahu saya,'

"Ish dasar, masa iya aku orang terakhir yang ia kasih tau," ucap Lia dengan nada ketusnya.

"Ya Allah kasihan," kekeh Rifal dan Lia memutar bola matanya malas.

"Hmm Lia, Aulia ga mau kasih tau kamu karena kondisi kamu kemaren belum stabil, dia takut mengganggu kamu. Dia juga bilang sama saya kalo dia sedih karena sahabatnya yang paling dia sayang ga ada di hari spesialnya, yaitu hari ini," ucap Rifal mengutarakan semuanya agar Lia tidak salah paham.

"Tapi akan aku pastikan hari ini kebahagiaannya akan berkali lipat karena kedatangan sahabatnya ini," ujar Lia tersenyum kembali.

"Maa syaa Allah iya Lia," ucap Rifal senang melihat wanita yang ia cintai ini berada di hadapannya dengan wajah yang begitu bahagia.

Love Story In Friendship [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang