chapter 24 {The first love story in friendship}

98 18 0
                                    

🌼 Happy Reading 🌼

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah di dalam kehidupan Aulia dan Dian, langkah selanjutnya akan di ambil oleh mereka, yaitu di mana hari ini seorang wanita yang melahirkan Dian akan menyematkan sebuah cincin berlian di tangan Aulia. Sedangkan wanita yang melahirkan Aulia akan menyematkan cincin berlian di tangan Dian.

Mobil putih indah baru saja datang melewati gerbang Arganta Hotel, di mana banyak berbagai kendaraan yang mengiringi mobil indah itu.

Kemudian dari balik mobil itu keluarlah seorang wanita yang memakai abaya abu-abu cantik sekali, penampilannya terlihat elegan dengan mahkota mewah bernuansa berlian berdiri di atas kepalanya yang dibaluti khimar senada dengan abayanya.

Dan satu persatu orang dari kendaraan yang mengiringi mobil tersebut juga keluar dengan senyum cerah tak kalah dengan senyum wanita itu Aulia Khairunnisa.

Wanita itu berjalan bergandengan dengan mamanya di sebelah kanannya, dan papanya berada di sebelah kirinya. Mereka memasuki hotel tersebut, di mana pintu masuk hotel itu sudah terbentang karpet merah. Sedangkan keluarga dan teman Aulia lainnya mengiringi di belakangnya.

Saat memasuki hotel, hotel telah dihiasi dengan bunga-bunga dan pernak-pernik bernuansa gold dan silver. Kursi-kursi yang juga bernuansa gold dan silver tersusun rapi melingkari sebuah meja. Sangat indah dan tampak mewah. Tepat di ujung terdapat pelaminan mini dengan dua buah kursi di tengah-tengah. Serta delapan kursi terbagi menjadi dua banjar saling berhadapan, yang berada di antara dua buah kursi di depan pelaminan mini tersebut.

Dekorasi pelaminan mini tersebut juga sangat mewah, bernuansa gold dan silver serta bunga-bunga yang tersusun rapi dan indah.

Kursi di banjar kanan sudah diduduki oleh keluarga Dian. Empat kursi itu terdiri dari pak Feri, Ibu Monic, serta kedua adik Dian yang bernama Rayhan dan Renata. Sedangkan empat kursi di banjar kiri kosong, namun sebentar lagi akan ada penghuninya keluarga Aulia yang sedang menuju ke pelaminan.

Di sebelah kanan pelaminan mini tersebut terdapat meja besar yang sudah tersusun rapi di sana seserahan yang akan Dian berikan kepada Aulia di acara pertunangan ini. Isinya ada sebuah liontin indah, Khimar panjang berwarna putih, berbagai peralatan make up, paket lengkap beribadah, paket lengkap skincare dan body care, abaya putih, sepatu, paket lengkap hijrah, jam tangan, cincin, tas dan lainnya.

Pelaminan itu tak kalah indah dengan berbagai hiasan di hotel ini. Senyum Dian terpancar melihat sosok yang ia tunggu sedari tadi sudah datang berjalan menuju tempatnya. Dian pun berdiri dari duduknya, berjalan menuju Aulia dan menjemputnya menuju pelaminan itu.

Kemudian keluarga Aulia menduduki empat kursi di banjar kiri, ada Pak Angga, ibu Rita, serta kedua adiknya Yuna dan Fakri. Sedangkan teman-teman Dian dan Aulia menduduki kursi yang telah di sediakan, begitu pula keluarga mereka lainnya.

Aulia dan Dian juga sudah menduduki kursi mewah yang berada di depan pelaminan. Namu kursi nya pisah, karena masih belum ada ikatan halal di antara mereka.

Acara pun dimulai, mereka melalui berbagai rangkaian acara. Pembukaan, berbagai kata sambutan, pembacaan ayat suci Al-Quran, dan tibalah di acara inti hari ini yaitu pertukaran cincin.

Semua orang berdiri dari tempat duduknya, Dian mengambil mic untuk menyampaikan suatu hal kepada Aulia, begitu pula Aulia dia mengambil mic untuk menjawab hal yang akan Dian sampaikan nanti.

"Bismillahirrahmanirrahim, Aulia Khairunnisa Binti Angga Wijaya Kusuma, mau kah kamu menjadi calon istriku? Menjadi calon dari anak-anakku nanti? Dan bersama dengan ku meraih syurga-Nya Allah?" Tanya Dian dengan tulus menatap Aulia, mereka sedang berhadapan sekarang. Semua orang yang melihatnya tegang karena menunggu jawaban dari calon pengantin wanita itu. Sedangkan para sahabat dan temannya Rahma, Lia, Rifal, Rendy senyum-senyum sendiri, mereka duduk di satu lingkaran meja.

Love Story In Friendship [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang