Chapter 12

104 19 3
                                    

"Ya gue tau mustahil,tapi bukankah jika Allah sudah berkehendak,maka tidak ada yang tidak mungkin."
Cahya Alia Putri

"Persahabatan sangatlah penting sekarang,dan cinta ini biarkan dia menetap karena Allah. Aku masih mencintaimu Dian,jika memiliki mu hanyalah angan-angan, setidaknya mencintaimu bukanlah sebuah angan-angan bagiku. Lagi pula cinta juga tidak harus memiliki bukan."
Aulia Khairunnisa

🌼 Happy Reading 🌼
.
.
.
.
.


Kemudian Dian membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan lebih cepat lagi.

Brak!

Suatu hantaman keras menabraknya,dia menabrak seorang gadis yang memakai pasminah berwana cream. Tabrakan itu berhasil membuat dia kaget sekaligus menatap tajam gadis tersebut.
Kedua mata gadis itu dan kedua matanya saling bertemu menatap satu sama lain,dengan jantung yang berdebar lebih cepat dari biasanya dan mulut yang membisu satu sama lain.

Tatapan teduh dari gadis itu mampu membuat jantung Dian bertingkah lagi, sudah dua tahun tidak merasakan hal itu, kemudian merasakannya lagi.

"Aulia," akhirnya,mulut yang terkunci itu berhasil melontarkan satu patah kata, kepada seorang gadis yang berada di hadapannya sekarang.

"Dian," lirih gadis itu mentap pria yang selama ini ia rindukan, dan akhirnya di tempat ini takdir mempertemukan mereka kembali, setelah dua tahun terpisah oleh jarak dan waktu.

Benar! gadis yang keluar dari mobil hitam mewah itu adalah Aulia. Aulia Khairunnisa, sosok gadis yang Dian cintai dari sejak kelas X MA, sekaligus menjadi sahabatnya yang hanya bertahan selama tiga tahun. Setelah perpisahan di MA itu, Aulia tidak ada kabar sedikit pun, nomornya tidak aktif lagi dan tidak tau dia dimana. Tetapi hari ini, setelah dua tahun lamanya menghilang, dia kembali, bahkan sekarang dia berada tepat di hadapan Dian.

"Setelah dua tahun mata itu tidak aku tatap lagi, wajah itu tidak aku lihat lagi, dan hari ini semuanya kembali setelah sekian lama menghilang dari jangkauan. Takdir mempertemukan kita kembali Aulia. Dari mana sajakah kamu matahariku? cukup lama engkau tidak menyinari hari-hari ku lagi," lirih Dian dalam hatinya.

"Ternyata kamu berkuliah di sini Dian. Aku pikir kamu bakal berkuliah di universitas internasional, ternyata malah di universitas ini. Apa kabar kamu Dian? Setelah sekian lama kita berpisah,namun takdir mempertemukan kita kembali hari ini," batin Aulia.

Hening menyapa mereka, hanya hati mereka yang dapat berbicara, sedangkan mulut mereka tetap membisu satu sama lain, tidak tau apa yang harus dikatakan.

Mungkin ini adalah suatu kebahagiaan buat Aulia bisa bertemu orang yang ia cintai, bahkan rasa itu masih ada sampai sekarang. Tapi luka yang berada di hatinya setelah kejadian di rumah pohon itu kembali lagi,rasa sakit itu muncul lagi, kata-kata Dian yang menusuk hatinya kembali lagi di benaknya.

"Sakit,rasa sakit itu datang lagi Yan, bersamaan dengan detak jantung ini. Kata-kata yang terucap dari bibir mu itu muncul lagi di benak ku. Kejadian itu seakan-akan berputar lagi di otak ku. Lantas mengapa kamu hanya diam sekarang. Tidak adakah kata maaf yang terlontar sedikit pun dari bibir mu itu? Dan kenapa kita bertemu lagi Dian. Apakah semesta akan mengulang kisah kita lagi? tidakkah cukup kisah kemarin yang membuat hati ini pecah berkeping. Apakah akan ada kepingan yang berkali lipat nantinya? semesta begitu jahat Yan. Namun, semesta ataukah kamu yang jahat di sini? atau aku yang bodoh karena terlalu berharap padamu ," lirih Aulia dalam hatinya.

Sepertinya di mata Aulia, ada bulir permata yang siap jatuh sebentar lagi. Sebelum bulir itu jatuh di hadapan Dian, Aulia pun cepat-cepat berlalu dari tempat itu tanpa sepatah kata pun.

Love Story In Friendship [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang