Chapter 26

88 22 2
                                    

🌼 Happy Reading 🌼
.
.
.
.
.

Wajah Aulia terlihat sangat pucat dan letih, tatapannya juga kosong, pikirannya sedang tertuju pada Lia. Apa maksud dari sahabatnya itu, sangat membuat dia stress, katanya berusaha mau nyatuin BS Club, tapi ternyata dia sendiri mau pergi ninggalin BS Club nantinya. Apa yang ada dipikiran anak Alia, pikir Aulia. Dia bingung sekali sama pola pikir sahabatnya itu.

Aulia dan Dian sekarang masih berada di perpustakaan setelah kepergian Lia, mereka memikirkan suatu ide agar mereka bisa tenang jika melepas Lia nantinya.

Dian menatap iba calon istrinya ini, disisi lain dia juga sedang kepikiran dengan sahabatnya Lia. Pikiran Dian sekarang campur aduk, hanya ada satu cara agar dia juga bisa tenang melepaskan sahabatnya itu.

"Kita makan dulu yuk Aul," ajak Dian kepada Aulia.

"Tunggu Rifal aja dulu Yan,"

"Kamu pucat sekali, pasti kamu belum makan,"

"Sebelum bicara sama Rifal, aku belum mau makan," tolak Aulia yang sangat keras kepala.

Dian pun memilih diam, dia tidak mau mencari keributan dengan Aulia, Aulia ini memang keras kepala, mau dibilangin seratus kali pun kalo dia bilang A ya kita harus menurutinya.

Rifal baru saja memasuki pintu perpustakaan, matanya mencari-cari keberadaan Dian. Saat dia menemukannya, dia segera menuju ke tempat Dian. Ada Aulia juga, apa yang ingin mereka bicarakan pikir Rifal sembari mengerutkan keningnya.

"Assalamu'alaikum," ucap Rifal sesampainya di tempat Aulia dan Dian berada. Salam Rifal pun di balas oleh Aulia dan Dian secara bersamaan, kemudian Rifal duduk di dekat mereka.

Rifal menatap Aulia dan Dian, wajah mereka memperlihatkan keadaan yang sedang tidak baik-baik saja. Aulia juga begitu pucat, dan seperti seseorang yang habis menangis. Ekspresi Dian juga tidak seperti biasanya.

"Ada apa Yan?" Tanya Rifal membuka topik pembicaraan mereka.

"Lo udah ketemu Lia hari ini?" Ucap Dian yang balik bertanya.

"Udah, tapi dia tidak seperti biasanya. Dia juga saya lihat tadi lari-lari menuju toilet sambil nangis, saat saya nanya dia kenapa, tidak ada jawaban,"

"Dia ama Lo baik-baik aja kan Fal?" Tanya Aulia yang ikut berbicara.

"Dia ga seperti biasanya Aul. Lia yang dulu saya temui di MA kembali lagi, sifat cueknya, juteknya, semuanya kembali. Beberapa hari ini dia tidak seperti biasanya, ditanyain juga dia malah jawab ketus. Saya ga tau lagi kenapa dia kembali seperti dahulu sama saya," lirih Rifal.

"Itu karena dia mau ninggalin kita," ucap Aulia lirih.

Deg!

Apa maksud Aulia? Ninggalin kita? Maksud dia bagaimana, Rifal sangat bingung sama perkataan Aulia ini.

"Ninggalin kita gimana?" Tanya Rifal penuh kebingungan.

"Dia mau ngelanjutin masa depannya ke Singapur," ucap Aulia bergema di telinga Rifal, kata Singapur seakan-akan terdengarlah berkali-kali di telinganya.

Kaget! Dia sangat kaget! Maksudnya Lia bakal pergi? Singapura, ini tidak sedekat Padang, tidak sedekat Bandung, tapi ini Singapura. Haruskah dia ikut pergi bersama Lia ke sana?

"Nikahi dia Fal," pinta Aulia yang membuat jantung Rifal memompa hebat, badannya terasa panas dingin mendengar kalimat tersebut, keringatnya terasa mengucur di sekujur tubuhnya. Permintaan Aulia membuat Rifal diam seribu bahasa.

"Gue mohon Fal, lo mencintai dia bukan? Lo buktikan cinta Lo itu dengan ucapan akad Fal. Gue sama Dian mendukung hebat Fal, kami berada paling depan jika lo ingin menikahi Lia. Dengan cara itu Fal, kami bisa tenang untuk melepaskan Lia ke Singapura, karena ada Lo sebagai suaminya," ucap Aulia panjang lebar memohon kepada Rifal.

Love Story In Friendship [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang