Chapter 32

80 14 7
                                    

🌼 Happy Reading 🌼
.
.
.
.
.

Sekitar pukul tiga sore anggota BS Club sudah bersama-bersama berjalan mendaki gunung agar bisa sampai ke puncaknya.

Mereka melewati jalan yang sedikit curam untuk sampai ke sebuah puncak gunung, mendaki dengan tas carrier yang mereka sandang, cukup berat dan cukup melelahkan bagi mereka.

Mereka telah melewati setengah perjalanan, dimana harus melewati setengah perjalanan lagi untuk sampai ke sebuah puncak gunung.

"Itu Dian Al juga Aulia lama banget jalannya," dumel Lia yang melihat ke arah belakang, dimana Al, Dian juga Aulia masih tertinggal jauh di belakang mereka. Mereka bertiga juga kelihatan samar-samar di ujung sana.

"Mereka jalan kayak siput Astagfirullah," celetuk Ajah.

"Kalian pasti cape, kita duduk di sini dahulu sembari nunggu mereka bertiga ke sini," ujar Bagas.

"Ya ide bagus," celetuk Rahma.

Kemudian mereka berempat duduk di bawah pohon rindang, melepas semua penat karena telah berjalan mendaki hanya dengan dua kaki yang diselimuti sepasang sepatu.

***

Sedangkan di tempat lain Aulia berjalan begitu pelan dengan wajah ditekuk. Lihatlah Dian berjalan mendahuluinya dengan cepat. Dia tidak tau apa calon istrinya ini sudah penat, malah ditinggal.

Namun Al masih tetap berada di dekat Aulia, tidak terlalu jauh dari Aulia.

Akhhh! Triak Aulia yang ingin jatuh namun Al sigap menggenggam tangannya.

Mendengar teriakan itu Dian spontan membalikkan badannya, begitu terkejutnya dia melihat Aulia tertinggal cukup jauh di belakangnya, dan berdua dengan Al.

Dian pikir Aulia berada di belakangnya dengan mengekor, jadi tadi dia ngoceh-ngoceh sendiri ga ada Aulia pikirnya. Bisa-bisanya dia tidak menyadari hal ini. Tanpa pikir panjang lagi Dian berlari mendekati Aulia.

"Kamu ga papa?" Tanya Dian sesampainya di sana.

"Kamu ga papa," cibir Aulia yang mengulangi perkataan Dian.

Dian menghela nafasnya, kesalahan dia lakukan lagi. Dia meninggalkan Aulia bersama Al? Oh tidak! Ini kelalaian yang tidak boleh ia lakukan kembali. Tapi dia bersyukur juga ada Al, coba tadi ga ada Al, mungkin Aulia sudah terluka. Okey ini sepenuhnya salah dia karena tidak melihat-lihat kebelakang, serta tidak mengecek keberadaan Aulia.

Aulia merotasikan matanya lalu berjalan mendahului Al dan Dian.

"Thanks bro," ucap Dian menepuk pundak Al.

"Iya aman, lain kali lebih di jaga."

Dian hanya tersenyum tipis seraya menganggukkan kepalanya.

***

Sampailah mereka bertiga ditempat sahabat mereka yang sedang melepas penat.

"Kenapa Aul? Muka kek kaset kusut," celetuk Rahma, namun tidak ada respon dari Aulia.

Aulia hanya mendekati Lia serta Ajah untuk duduk di dekat mereka. Dian yang melihat Aulia dengan wajahnya ditekuk gitu segera mendekati Aulia. Dia duduk dengan satu lutut kanannya menghadap Aulia.

"Kenapa hm? Marah?" Tanya Dian, tidak lupa menggerakkan satu alisnya.

"Pakek ditanya," ketus Aulia memutar bola matanya malas.

"Maaf ya, tadi aku pikir kamu berada di dekat aku. Sumpah aku ga tau kalo kamu udah tertinggal, beneran," ucap Dian menunjukkan dua jarinya pada Aulia.

"Kamu tau ga, tadi aku malah ngoceh-ngoceh sendiri di jalan, aku pikir kamu dengerin, eh ternyata taunya kamu malah ketinggalan" tutur Dian mengutarakan apa yang telah terjadi.

Love Story In Friendship [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang