Chapter 33

91 14 6
                                    

🌼 Happy Reading 🌼
.
.
.
.
.

"Dari ku wanita yang mencintaimu," lirih Lia sembari menuliskan kata-kata tersebut di sebuah kertas.

"Doorr!" Teriak Lani mengagetkan kakaknya.

"Astagfirullah!" Ucap Lia kaget menatap tajam adeknya.

"Lani, kamu ini syukur Kakak ga jatuh dari ini kursi," ketus Lia membuat Lani terkekeh kecil.

"Apa tuh?" Tanya Lani melihat sebuah surat, Lia pun segera melipat surat tersebut dan menyembunyikannya dari Lani.

"No kepo-kepo,"

"Ish pelit!" ketus Lani.

Tring tring tring...

Beberapa pesan masuk dari layar beranda Lia. Lia melihatnya dan ternyata dari Aulia. Lia pun segera membuka dan membaca isi pesan tersebut.

 Lia pun segera membuka dan membaca isi pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca pesan terakhir, Alia jadi mengulas senyumnya. Ya ampun Abang ipar, Lia pun menggelengkan kepalanya. Sahabatnya yang satu ini memang suka bercanda.

"Siapakah? Rame banget kek nya," celetuk Lani.

"Kak Aulia suruh kita ke butik kak Renata, untuk milih dress."

"What! Omay gad keren sih yuk kak!" Seru Lani terlalu bersemangat.

Lia berpikir sejenak, kalo dia pergi ke Renata butik, dia bakal ketemu sama kak Renata, kakaknya Rifal. Atau bisa jadi juga dia ketemu Rifal disana, hmmm ya udah ga papa ketemu sahabat sendiri aja gugup.

"Hey kak!"

"Apa sih," decak Lia.

"Bengong aja, disuruh kapan itu?" Tanya Lani.

"Sekarang."

"Ya udah ayo," ajak Lani yang sudah tidak sabaran.

"Iya Lani iyaaa," ucap kakaknya frustasi.

***

"Saya terima nikahnya--,"

Arghhh! Teriak Dian yang mengacak-acak rambutnya.

Dia sedari tadi latihan mengucapkan hal itu untuk pernikahannya lusa. Dia berada di kamarnya, duduk di ujung ranjang. Mungkin sudah sekitar setengah jam dia disana hanya untuk latihan mengucapkan kata-kata sakral tersebut.

Huff!

Dian menghela nafasnya, mengulurkan tangannya seperti seseorang yang sedang menjabat tangan.

"Ya Allah kenapa ini sudah gugup sekali," lirih Dian.

"Saya terima nikahnya Aulia Khairunnisa binti...binti..."

Arghh! Dian tidak dapat meneruskan ucapannya. Dian mengehela nafasnya seraya merebahkan dirinya di atas ranjang. Sungguh baru latihan seperti ini aja udah sangat membuat dia gugup. Apa lagi ketika dia menjabat tangan papanya Aulia dan menerima putrinya sepenuh jiwanya.

Love Story In Friendship [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang