Chapter 8 - Akhir Dari Pertarungan

12 2 0
                                    

Azuka tercengang melihat ratusan bahkan ribuan jarum air melayang di udara mengarah kepada dirinya. Posisinya benar-benar terancam. Sedikit saja bergerak, ribuan jarum air itu secara serentak akan langsung melesat ke arahnya.

Azuka hanya bisa terdiam panik. Ia juga bingung harus melakukan apa.

Sementara Ravi, dengan raut wajah yang percaya diri, ia menunggu apa yang akan dilakukan oleh Azuka.

Tanpa pikir panjang, Azuka seketika melarikan diri.

Dan secara serentak ribuan jarum air langsung melesat mengikuti arah lari Azuka.

Azuka ternyata berlari menghampiri kristal miliknya. Saat sesampainya di sana, ia spontan berbalik ke depan sambil merentangkan kedua tangannya ke samping,

"Earth Magic : Ground Shield Ball!"

Saat serangan itu hampir mengenainya, Azuka seketika menciptakan bola perisai tanah yang mengurung dirinya bersama dengan kristalnya.

Bagaikan rentetan tembakan, serangan itu mencecar bola perisai tanah Azuka tanpa henti.

Tanpa ada cahaya sedikitpun, Azuka berlindung di dalam bola perisai tanahnya. Ia hanya bisa mendengar suara serangan itu layaknya tembakan yang terus menghujam permukaan tembok tanah tanpa henti.

Para murid kagum seakan tidak percaya melihat sihir tersebut.

"Sihir macam apa itu?! Kekuatannya benar-benar sudah di luar nalar!" Sena terbelalak.

"Itu adalah Sihir Elemen Air tingkat tinggi," sahut Chizu. "Ravi mengendalikan hujan dan menjadikannya sebagai kekuatan sihirnya."

"Lihatlah." Chizu menengok langit. "Bahkan air hujan pun tidak lagi membasahi kita karena semuanya pergi ke tempat Pangeran Azuka."

Bara memeriksa seragamnya, "Wah, benar juga!"

Nampak, semua air hujan yang turun dari langit seketika berterbangan dan berbelok arah karena pengendalian hujan yang dilakukan oleh Ravi.

Shinki menatap langit, 'Tidak kusangka Ravi punya sihir sehebat ini.' Ia kemudian melihat ke depan, 'Apa Ravi sejak dulu memang sekuat ini?'

Sementara itu, serangan Ravi masih mencecar bola perisai tanah Azuka tanpa henti bagai hujan yang mengguyur deras.

Di dalam bola perisai tanahnya, Azuka berusaha sekuat tenaga mempertahankan bola perisai tanahnya agar tidak hancur.

Di rasa sudah membuang banyak waktu, Ravi menadahkan tangan kanannya. Kumpulan butiran air hujan yang mengapung di langit perlahan menyatu dan membentuk sebuah tombak air yang berukuran cukup besar.

Tombak air itu melayang di langit dan siap diluncurkan pada target.

Setelah itu, Ravi pun menunjuk ke arah depan dan bersamaan dengan itu tombak air itu pun melesat dengan sangat cepat dan mengarah pada bola perisai tanah Azuka.

Serangan tombak air itu pun menghujam keras bola perisai tanah Azuka sampai hancur berkeping-keping layaknya pecahan kaca. Namun, di saat hancurnya bola perisai tanah, bola perisai air tiba-tiba sudah tercipta di dalamnya. Nampaknya, Azuka memakai pertahanan dua lapis dengan dua kekuatan sihir yang berbeda.

Meski begitu, hal tersebut tidak menghentikan serangan ribuan jarum air yang masih terus mencecarnya tanpa henti. Ditambah lagi, tombak air tadi masih menancap di bola perisai airnya seakan masih terus ikut menyerang.

Sambil merentangkan kedua tangannya ke samping, di dalam bola perisai airnya Azuka nampak kerepotan.

Tiba-tiba...

Reincarnation Of The CreatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang