Chapter 34 - Si Kilat Biru Dan Pangeran Es

8 1 0
                                    

Naga air itu kini sedang melahap Ravi. Ravi melayang di antara mulut atas dan mulut bawah naga air itu. Hanya tinggal menutup mulutnya saja, Ravi dipastikan akan terlahap sepenuhnya oleh naga air tersebut.

Tak lama kemudian, naga air itu pun langsung menutup mulutnya dan menyantap Ravi sepenuhnya.

"Ravi!" teriak Shinki cemas.

Setelah menyantap Ravi, naga air itu sempat terdiam. Entah bagaimana keadaannya, Ravi kini berada di dalam mulut naga air tersebut.

Namun tiba-tiba, naga air itu seketika membeku seutuhnya menjadi es seperti halnya ombak tadi. Naga air itu nampak diam membeku di udara. Es nya juga terlihat begitu berkilau.

Lalu...

Crack!...

Bagian mulut naga yang menjadi es itu berjatuhan layaknya serpihan kaca. Bersamaan dengan itu, Ravi pun terbebas dan jatuh ke bawah sambil berlutut ke tanah.

"Ravi," ucap Bara lega.

"Syukurlah Ravi baik-baik saja," ungkap Azuka.

"Ya. Dengan begini, pertarungan akan masih terus berlanjut," tegas Shinki.

Setelah terbebas, Ravi nampak tertunduk diam di sana. Tangan kanannya menyentuh permukaan tanah. Ia memandang permukaan tanah yang dipegangnya itu. Raut wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu.

Namun kemudian, Ravi seketika mengangkat kepalanya ke depan dengan raut wajah yang serius. Ken hanya berdiri diam seraya menatap waspada.

Masih dengan posisi yang sama, Ravi kemudian membungkukkan sedikit badannya ke bawah. Mata Ken seketika membulat panik. Ken pun segera menarik tangan kanannya ke belakang seperti hendak melakukan ancang-ancang.

Akan tetapi...

Whooosh!...

...

Arena pertarungan seketika membeku menjadi kawah es. Tidak hanya permukaan tanahnya saja, bahkan tembok pinggir yang berbatasan langsung dengan tribun penonton juga ikut membeku. Para penonton yang duduk di dekat sana pun sontak kaget dan panik.

"Hei, ini bohong, 'kan, Ravi?!" Mata Shinki terbelalak.

"Dia membekukan seluruh arena pertarungan. Kekuatan gila macam apa itu?" gumam Kariz.

"Ravi kali ini benar-benar mengeluarkan seluruh kekuatannya. Dia benar-benar berbeda dari sebelum-sebelumnya," ungkap Azuka.

"Di samping itu, aku tidak pernah berpikir kalau Ken menguasai semua Sihir Elemen. Ditambah lagi, dia melakukannya tanpa rapalan mantra sihir. Benar-benar tidak bisa dipercaya," ujar Jerry.

Sementara itu, di tribun Pasukan Elite Kerajaan, Chizu berdiri dengan telapak tangan kanan yang sudah mengarah ke depan, tepatnya ke arah arena pertarungan.

Di sana, hampir semua anggota Pasukan Elite Kerajaan ikut berdiri seraya menatap Chizu dengan wajah risau.

Raven pun bertanya, "Ada apa, Chizu-sensei?"

Chizu terdiam sejenak, "Tidak. Bukan apa-apa." Seraya menurunkan tangannya lalu kembali duduk dan menyeringai. "Kukira aku harus turun tangan lagi untuk kedua kalinya."

"Tapi Ravi hebat juga, ya. Aku tidak menyangka dia bakal membekukan seluruh arena pertarungan," cakap Ruze. "Untung saja dia tidak membekukan koloseum ini."

"Kamu salah, Ruze," sanggah Chizu dengan senyuman. "Kalau saja Ravi tadi tidak menahan kekuatannya, dia bisa saja membekukan satu koloseum ini beserta dengan isi-isinya."

"Jadi maksud anda, tadi itu hanya baru separuh kekuatannya Ravi?" terka Ruze.

Akka terdiam kaget, "Yang bener aja?!"

Reincarnation Of The CreatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang